NovelToon NovelToon
ROMANCE BOY

ROMANCE BOY

Status: sedang berlangsung
Popularitas:271
Nilai: 5
Nama Author: tata

Aruna hanya memanfaatkan Arjuna Dewangga. Lelaki yang belum pernah menjalin hubungan kekasih dengan siapapun. Lelaki yang terkenal baik di sekolahnya dan menjadi kesayangan guru karena prestasinya. Sementara Arjuna, lelaki yang anti-pacaran memutuskan menerima Aruna karena jantungnya yang meningkat lebih cepat dari biasanya setiap berdekatan dengan gadis tersebut. *** "Mau minta sesuatu boleh?" Lelaki itu kembali menyuapi dan mengangguk singkat. "Mau apa emangnya?" Tatapan mata Arjuna begitu lekat menatap Aruna. Aruna berdehem dan minum sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Arjuna. "Mau ciuman, ayo!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 18

Aruna kecewa. Berulang kali mencoba menelfon, tidak ada satu pun yang di angkat. Ketika mencoba mengirim pesan, pesan tersebut centang satu. Padahal, tadi nomor milik Arjuna aktif. Apa lelaki itu sedang sibuk dengan Sisil? Aruna benci pikiran buruknya.

Akhirnya, Aruna kembalikan ponsel milik Lila dengan wajah lesu. Lebih baik tidur saja, tubuhnya sudah sangat lelah untuk hari ini.

Sementara apartemen Aruna, disana ada Arjuna, Misel, Karin dan Ethan. Seperti tidak pernah terpisah mereka. Sudah sejak semalam Aruna tidak bisa di hubungi. Arjuna pikir sudah tidur dan akan datang ketika pagi. Nyatanya, Aruna pergi tanpa mengabari siapapun. Ponselnya tergeletak mati, seperti sudah menjadi kebiasaannya.

"Telfon Sisil deh Jun, lo kan punya nomor dia!" Perintah Karin.

"Buat apa?" Arjuna bertanya malas.

"Siapa tahu, Aruna nginep sana. Bisa aja kan dia jengukin bokapnya." Sahut Misel.

Arjuna membuka ponselnya, sejak tadi ponselnya dia silent. Pusing memikirkan Aruna entah kemana. Hari sudah menjelang sore dan belum ada tanda- tanda Aruna muncul. Mereka berempat sudah sejak pagi menghuni apartemen Aruna. Sementara si pemilik, entah pergi kemana.

Ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal, Arjuna langsung memblokir nomornya. Lelaki itu pikir pasti nomor iseng. Ketika melihat kontaknya, tertera informasi nama Lila. Arjuna tidak kenal wanita bernama Lila.

"Halo Juna, ada apa?"

"Aruna sama lo?" Arjuna bertanya langsung.

"Enggak, kamu kenapa tanya Aruna sama aku?"

"Asal aja."

"Oh, emang Aruna kenapa?"

Tut

Karin dengan tidak sopan mematikan sambungan tersebut. Arjuna menaruh ponselnya di meja dan me-loud speaker panggilan tersebut, jadi mereka semua bisa mendengar. Aruna akan marah jika mendengarnya. Karin tahu sendiri, bahwa Aruna itu cemburuan.

"Nggak sopan lo, Rin!" Sembur Ethan.

"Biarin deh! Gue gedek sama dia. Sok- sokan nggak mau ngaku kalau saudara sama Aruna?"

Misel mengangguk, membenarkan ucapan Karin. Mereka pusing memikirkan Aruna sedang dimana.

"Aruna nggak punya temen selain gue sama Misel. Kalau saudara, gue nggak tahu. Dia nggak pernah ketemu sama saudaranya,"

Karin merasa buntu dan bingung. Kemana Aruna pergi sebenarnya? Semua terasa abu-abu.

***

Aruna tidak menyerah dengan apa yang terjadi. Dia akhirnya meminjam ponsel milik Om Anggara untuk mengirim pesan kepada Arjuna. Kali ini, Aruna tidak gegabah menelfon kekasihnya. Aruna ingat, dia yang menyarankan Arjuna agar tidak membalas pesan atau mengangkat panggilan dari orang asing.

+62346

Juna, ini aku Aruna

Aruna

Aruna pacar kamu yang cantik

Paling sexy

Aruna cantik

Setelah pesan terkirim, masih tanda abu- abu belum berubah biru. Beberapa menit menunggu, ponselnya berdering. Sebuah panggilan video masuk. Aruna segera mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu dimana? Sama siapa Aruna? Sekarang share lock, aku jemput." Wajah Arjuna tampak khawatir ketika melihat wajahnya. Lelaki itu langsung berkata to the point ketika melihat wajahnya.

Aruna masih diam. Memandang wajah Arjuna yang terlihat berantakan, tidak biasanya. Lelaki itu selalu rapi, kecuali saat Aruna acak-acak dan ajak bermain- main. Baru beberapa jam tidak bertemu, Aruna sudah rindu. Eh, bukan jam lagi---sudah satu hari tepatnya.

"Aruna! Kamu kenapa diam aja? Ini ponsel siapa? Anggara siapa?"

Arjuna menatapnya dingin dan datar. Aruna masih menatap wajah kekasihnya.

"Juna, kangeennnnn!" Rengeknya cemberut di depan kamera.

"Aku susul kamu sekarang, share lock!"

Aruna menggaruk pipinya yang digigit nyamuk. Wajahnya tampak bentol merah dan kontras sekali dengan kulitnya yang putih.

"Dari sana---kalau mau kesini naik kereta sekitar empat jam, terus naik ojek lagi satu jam. Aku pulang aja deh, kamu nggak usah kesini."

Mata Arjuna memicing tajam. "Emang kamu dimana? Jawab dulu pertanyaan aku?! Kenapa kamu main pergi aja?"

"Aku kangen sama Tante Lila sama Om Anggara. Ini pakai ponsel om aku, dia adiknya mama." Jelas Aruna agar tidak terjadi salah paham. "Rencana mau disini satu minggu." Bohongnya.

"Kalau gitu aku yang kesana, malam ini juga." Sahutnya dengan nekat.

"Loh, orang jadwal terakhir kereta baru aja. Paling adanya besok pagi, lagian kamu nggak usah repot-repot kesini." Wajah Aruna tampak lesu, bersandar di kepala ranjang. Memeluk guling dengan erat, membayangkan bahwa Arjuna yang dia peluk.

Maksa dong! Batin Aruna dengan gelisah.

"Nggak peduli, share lock atau kirim alamat aja. Sekarang Aruna!"

Menghadapi Arjuna yang tegas begini, Aruna menciut. Gadis itu menurut untuk mengirimkan alamat rumah Anggara. Sambungan langsung Arjuna matikan seketika.

Malam itu juga, Arjuna membawa mobilnya menuju alamat yang Aruna kirimkan. Tentu saja Arjuna tidak pergi sendirian, dia membawa salah satu supir keluarganya. Perjalanan yang di tempuh memang jauh. Arjuna memutuskan tidur dahulu di mobil, nanti dia akan menggantikan sopirnya membawa mobil.

Tengah malam datang, Arjuna terbangun dan menyadari sudah dua jam berlalu. Mereka melewati tol yang sepi dan syukur tidak macet, jadi perjalanan lebih cepat.

"Berhenti di minimarket dulu pak,"

"Baik mas,"

Arjuna keluar dan membeli kopi serta makanan ringan untuk mengganjal perut. Lelaki itu menyerahkan pada sopirnya juga. Arjuna meminta untuk gantian membawa mobil. Aplikasi pesan Arjuna senyapkan, hanya fokus membaca maps.

"Nanti kalau mau gantian bilang ya Mas Juna, saya tidur dulu sebentar."

"Silahkan Pak Adi."

Arjuna fokus membawa mobilnya hingga tak kuasa mengantuk kembali ketika hampir sampai. Dia menepikan mobil pada rest area.

Lelaki itu baru membuka aplikasi pesan dan mendapatkan banyak spam chat dari Aruna.

+62345

Juna

Sayanggggg

Kamu jangan nekat nyusul sekarang

Arjuna!!!!

Kamu bandelll

Tapi Aruna cinta

Aku ngantuk, tapi kamu belum bales

Arjunaaaa

Aku nggak akan tidur

Kamu sayang aku nggak?

Cinta sama aku nggak?

Sayangggg

^^^Aku disini Runa^^^

^^^Kamu tidur aja^^^

Dimanaa????

Kamu nggak beneran kesini kan?

^^^Kamu maunya gimana?^^^

Kamu jangan bohongin aku

Janghan dekat Sisil

Jangan buang aki yah

Meski alu bukan yang terbaik

Arjuna terdiam, sepertinya Aruna mengantuk sekali sampai menulis typo dan berkata jujur. Jemarinya tidak membalas lagi, agar Aruna tidur nyenyak. Namun, tidak ada balasan justru membuat Aruna segera menghapus semua chat.

Nggak bisa ha?

Keneratan buat jauhsisil

^^^Tidur sayang^^^

^^^Besok saat kamu bangun, aku sampai.^^^

Semakin melantur balasan Aruna, semakin Arjuna yakin ada yang tidak beres. Lelaki itu melajukan mobilnya menuju hotel terdekat untuk memberikan waktu istirahat pada sopirnya, selain itu Arjuna juga butuh mandi, sebelum bertemu Aruna.

Lila bergegas keluar ketika mendengar ketukan di pintu rumahnya. Suaminya baru saja berangkat bekerja. Matanya melirik jam dinding yang menunjukkan angka 07.35---siapa tamu yang datang pagi ini? Batinnya penasaran.

"Mau cari siapa mas?" Sapa Lila ketika melihat seorang lelaki bertubuh tinggi dan tampan.

Arjuna tersenyum sopan dan menyalami tangan Lila. "Saya Arjuna Tante, temannya Aruna." Lila sontak tertawa pelan.

"Oh teman Runa, silahkan masuk!" Lila berjalan menuju ruang tamu dan duduk. "Silahkan duduk, Tante panggil Runa ya? Dia belum bangun."

Arjuna mengangguk singkat. Lelaki itu menatap sekitar. Rumah sederhana dengan nuansa Jawa. Beberapa menit kemudian, Lila kembali membawa minum dan makanan ringan.

"Silahkan Nak Juna, Tante tinggal ke belakang bentar ya. Aruna sudah bangun, bentar lagi kesini."

"Iya Tante, makasih." Arjuna bangun dan menyerahkan kantung kresek berisi makanan yang sempat dirinya beli. "Ini Tante, sekalian lewat tadi."

Lila tersenyum pelan. "Aduh, repot-repot. Makasih ya Juna, kamu sudah mau jauh- jauh kesini---tante sudah seneng banget."

Wanita melenggang masuk ke dalam. Menyisakan Arjuna yang menikmati teh hangat buatan Lila. Lelaki itu memainkan ponselnya sambil menunggu kedatangan Aruna.

Lama menunggu, Aruna muncul dengan wajah segar seperti habis mandi. Gadis itu berjalan pelan mendekati dirinya. Arjuna tersenyum dan bangun dari duduknya. Lelaki itu merentangkan tangan, ingin dipeluk.

"Nggak sopan, ini rumah Tante aku." Aruna duduk di depannya.

Arjuna jadi merasa suasana akward seketika. Padahal, keduanya tadi malam sudah berkirim pesan.

"Nggak kangen?" Arjuna bertanya pelan.

"Pertanyaan yang nggak perlu di jawab. Apa kamu lihat aku baik-baik aja?" Aruna menatap Arjuna yang pagi ini kelewat tampan dan wangi.

Sebenarnya, Aruna sudah gatal ingin memeluk. Namun dia tahan sebisa mungkin.

"Kamu yang tiba-tiba pergi tanpa kasih kabar apapun, Runa." Arjuna mendekat, lelaki itu menatap wajah kekasihnya.

Aruna menatap sinis. "Kamu lagi nyalahin aku? Aku pergi juga karena kamu!" Wajahnya sudah memerah karena rasa kesal.

Lelaki itu menatap heran. "Nggak sayang, aku nggak lagi nyalahin kamu. Tapi, komunikasi kita yang salah. Boleh aku tahu, maksud dari ucapan terakhir kamu?"

Aruna mengangguk, gadis itu berdehem pelan. "Mau minum, dingin!" Gadis itu menunjuk teh yang masih hangat milik Arjuna. Lelaki itu memegang dan membantu Aruna minum.

Arjuna mengusap lengan Aruna, merasakan kulitnya yang dingin setelah mandi.

"Kemarin malam kamu kemana? Jawab jujur?!"

"Aku keluar sama keluargaku, maaf nggak sempat ngabari. Tapi, setelah itu aku chat dan telfon kamu. Ternyata, ponsel kamu rusak ya sayang?" Jelasnya dengan suara lembut dan menenangkan.

Aruna mengangguk, ponselnya memang rusak karena dia banting. Baiklah, besok- besok Aruna akan membeli ponsel tahan banting---seperti hatinya.

"Jangan bohong kamu! Kamu makan malam sama Sisil, aku lihat di story dia. Makan malam dua keluarga, terlalu aneh kalau cuma sekedar makan malam tanpa ada embel-embel perjodohan." Wajah Aruna memerah.

Arjuna menarik nafas pelan. "Aku nggak bohong, kita emang makan malam keluarga. Tebakan kamu benar, keluarganya berharap antara aku dan Sisil bisa bertunangan." Mata Aruna langsung berkaca-kaca mendengarnya. Kali ini, tebakannya tidak salah.

Makan malam di restoran mewah dengan baju Sisil yang begitu cantik. Untuk sekedar makan malam biasa, rasanya aneh. Pasti ada bumbu-bumbu perjodohan.

"Dan kamu pergi kesana senang-senang tanpa ingat perasaan aku kan?" Aruna bertanya lirih dengan air mata menetes.

Arjuna menggeleng panik. Lelaki itu duduk di bawah dengan wajah dia taruh di dekat kaki Aruna. Jemarinya menggenggam tangan mungil Aruna.

"Nggak sayang, kita bicarakan baik-baik ya. Dengarkan dulu semua penjelasan aku sampai selesai, baru kamu boleh memutuskan untuk marah atau enggak." Arjuna mengatakan dengan tegas, agar Aruna tidak kabur-kaburan lagi.

"Aku nggak tahu sama sekali kalau ada keluarga Sisil juga. Papa cuma ajak makan malam aja, biasanya keluarga kami memang begitu--- sering menghabiskan waktu sekedar makan di luar. Ternyata, semua ini rencana Papa sama Papanya Sisil." Arjuna diam sejenak, mencermati ekspresi tenang Aruna.

"Kalau kamu bilang aku nggak ingat sama kamu, nggak mungkin. Aku udah nolak dan kalau pun Om Himawan masih mau jadi besan papa---" Aruna terdiam dengan cemas. Takut Arjuna tahu bahwa dirinya anak kandung lelaki itu.

"Biar aja Sisil di jodohin sama Arvin atau bikin anak lagi, jodohin sama Acha." Sahutnya kalem. "Aku bilang, sudah punya pacar cantik--namanya Aruna. Mama juga setuju sayang,"

Perasaan Aruna menghangat dan lega mendengar semuanya. Ternyata, mendengar penjelasan tidak buruk sama sekali. Perasaannya justru berangsur tenang dan ketakutannya tidak terjadi sama sekali. Tapi, Aruna juga tidak menyesal kabur kesini. Disini, dia tahu semua kebusukan yang selama bertahun- tahun disembunyikan.

"Mau peluk!" Rengeknya manja, Arjuna tersenyum lega.

Lelaki itu berdiri dan memeluknya singkat. Melabuhkan kecupan singkat di pelipis kekasihnya. "Sayang, lain kali kalau ada hal yang kamu rasa nggak suka--- kamu bilang ya? Jangan kabur dulu dan marah dulu sebelum kamu tahu kebenarannya, okay?"

Aruna mengangguk setuju. Menundukkan wajahnya merasa bersalah. "Maaf ya, kalau aku bikin kamu sebel atau pusing sama sikap aku."

Arjuna mengacak-acak rambutnya pelan. "Nggak apa-apa sayang, selagi sama kamu---aku nggak masalah di repotin dan di bikin pusing. Asal, kamu jangan tinggalin aku. Itu udah lebih dari cukup!" Aruna tersenyum haru.

"Pacar aku manis banget ternyata!" Arjuna tertawa mendengarnya.

"Lebih manis bibir kamu, sayang." Lelaki itu mengusap bibir Aruna dengan pelan.

Gadis itu langsung menepis tangan Arjuna pelan. "Kamu bikin aku pengen ciuman Jun! Tapi nanti aja deh, pas kita pulang ya? Kamu nginep apartemen ya?" Bisiknya lirih.

Arjuna mengangguk. "Ayo beli ponsel baru, ponsel kamu kan rusak. Hitung- hitung ini salah satu kado ulang tahun dari aku,"

Mata Aruna berbinar cerah. "Beneran Jun? Kata Ethan, kalau lagi marah sekalian minta berlian aja sama kamu."

Arjuna berdiri mengulurkan tangannya. "Boleh, kamu mau pakai berlian?"

Menerima uluran tangan, Aruna ikut berdiri. "Nggak mau ih! Aku nggak serius minta berlian. Ponsel aja yang warna putih terus kita beli softcase kembaran yuk?"

"Boleh."

Aruna meloncat senang. Gadis itu pamit sebentar untuk berganti baju dan pamit dengan Lila. Biarkan Aruna menikmati bahagia bersama Arjuna, setelah semua salah paham yang ada. Kunci dari hubungan memang komunikasi, besok- besok lagi Aruna tidak akan membiarkan salah paham lagi.

1
SGhostter
Gak bosen
·Laius Wytte🔮·
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
Zhunia Angel
Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!