NovelToon NovelToon
Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Rumah tangga yang baru dibina satu tahun dan belum diberi momongan itu, tampak adem dan damai. Namun, ketika mantan istri dari suaminya tiba-tiba hadir dan menitipkan anaknya, masalah itu mulai timbul.

Mampukah Nala mempertahankan rumah tangganya di tengah gempuran mantan istri dari suaminya? Apakah Fardana tetap setia atau justru goyah dan terpikat oleh mantan istrinya?

Ikuti kisahnya yuk.

IG deyulia2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Celotehan Raina

     Tangisan Nala semakin keras, semua kesedihan ia tumpahkan di dalam kamar setelah perdebatannya tadi dengan ibu mertuanya.

     Hatinya sangat sakit, sebab ibu mertuanya masih saja membela Devana.

     Tidak lama dari itu, Dana masuk kamar. Dia merasa iba melihat Nala menangis.

     Dana mendekat dan menduduki ranjang, lalu meraih bahu Nala kemudian dibelainya. Dana merasa bersalah, dia memang kurang perhatian terhadap Nala.

     "Sayang, maafkan Mama, ya."

     Nala bukan berhenti menangis, ucapan permintaan maaf Dana baginya malah semakin menyakiti hatinya. Ia merasa Dana juga sama saja, tidak pernah memahami perasaannya.

     "Pergi, kamu pergi, Mas. Susul Mama Raina. Dan silahkan kalau Mas Dana mau menikahinya, biar puas. Tapi ceraikan aku sekarang juga," pekik Nala sembari bangkit, lalu mendorong tubuh Dana dengan bantal.

     Entahlah, selembut dan sebijak nasihat sang ibu ketika menasihatinya, akan tetapi ketika hatinya begitu rapuh karena merasa tidak ada yang membela, nasihat bijak itu seakan loss begitu saja.

     Nala justru semakin ingin marah membabi buta dan melempar barang-barang yang ada di sekitar. Sikap suami yang kurang tegas dan ibu mertua yang seolah membela Devana, membuat Nala merasa sendiri tanpa sandaran.

     "Silahkan pungut Mbak Devana, aku nggak peduli lagi mau diceraikan Mas Dana," pekiknya lagi. Kali ini bantal dan guling jadi sasaran kemarahannya.

     "Sayang, dengar aku. Jangan katakan cerai, aku tidak mau gara-gara Mama Raina kita cerai. Tolong, tenangkan dulu pikiranmu. Aku tidak mungkin menceraikanmu, karena kamu istriku."

     Dana berusaha menenangkan Nala yang benar-benar marah. Kedua tangannya memeluk tubuh sang istri yang bergetar karena tangisan.

     Namun Nala terus meronta dan melepaskan tangan Dana. Rasanya dia ingin pergi saja dari rumah ini. Tapi, ucapan sang ibu justru terngiang-ngiang kembali di telinganya.

     "Jangan tinggalkan suamimu lama-lama dalam keadaan seperti ini. Calon pelakor akan senang dan akan mudah mendekati suamimu. Tetaplah di sisi suamimu, ikut ke mana pun suamimu pergi."

     "Pergi, keluar dari kamar ini," usir Nala seraya menghempas tubuh Dana.

     Dana terpaksa bangkit dan keluar. Dia memutuskan untuk membiarkan Nala sendiri dulu sampai tenang.

     Setelah Dana keluar, Nala bangkit lalu mengunci pintu kamar. Seketika perutnya tiba-tiba keram dan rasa mual kembali menyerang. Nala berlari ke kamar mandi, membuang rasa mual di sana. Kemudian dia menangis lagi di sana, menumpahkan rasa kesal dan kecewa terhadap ibu mertua, Dana maupun Devana.

     Setelah Dana keluar dari kamar, Dana berdiri beberapa saat di depan pintu kamar. Ia merasa bersalah melihat Nala seperti ini. Sebagai suami dan tentara, nyatanya ia tidak bisa tegas di dalam rumahnya sendiri, atas kedatangan mantan istrinya yang berdalih menitipkan Raina selama libur.

     "Aku bisa tegas di lapangan, tapi kenapa aku tidak bisa tegas di dalam rumah? Apakah aku terlalu lemah di depan istriku sendiri?"

     Dana meninggalkan pintu kamar, lalu menuruni tangga.

     Di ruang tamu Dana sudah melihat Devana ditemani kedua orang tuanya. Dana berjalan melewati ketiganya tanpa menyapa atau menoleh.

     Baru saja kakinya menyentuh teras rumah, Raina tiba-tiba berteriak memanggilnya.

     "Papaaaa, mau ke mana? Ayo, mumpung ada Mama, kita pergi jalan-jalan ke park zoo," ajaknya.

     Wajah Raina masih khas orang bangun tidur, dengan rambut yang acak-acakan.

     Dan menghentikan langkahnya lalu menoleh, "Bisa tidak hari ini Raina jalan-jalannya ditemani Nenek atau kakek dulu? Papa harus pergi ada perlu," ujarnya.

     "Bi Marni, titip istri saya sebentar. Saya harus pergi dulu. Kalau ada apa-apa, segera beritahu saya." Dana beralih pada Bi Marni yang sedang berada di dapur menitipkan Nala, bukan pada mama atau papanya yang masih jelas berada di ruang tamu.

     Dana segera berbalik dan pergi. Ia tidak peduli lagi dengan teriakan Raina atau tatapan dari kedua orang tuanya maupun Devana, yang berharap Dana akan memenuhi rengekan Raina.

     Dana keluar rumah, lalu menuju mobilnya. Mobil Dana menderu, ia pergi dan entah akan ke mana.

     "Papaaaa. Papa jahat. Tuh, Ma, lihat Papa, dia tidak mau mengikuti kemauan atau rengekan Raina," adunya kepada Devana.

     Bu Diana dan Pak Damar menatap iba pada sang cucu. Mereka ikut prihatin, tapi mau bagaimana lagi. Mereka tahu saat ini Dana tengah menahan emosi gara-gara perdebatan Bu Diana dan Nala tadi.

     "Ayo, Raina jalan-jalan sama nenek dan kakek saja." Pak Damar membujuk Raina supaya ikut jalan-jalan dengan mereka saja.

     "Tidak. Raina hanya sama Mama dan Papa saja." Raina menolak keras bujukan sang kakek.

     "Mama, Papanya pergi. Kenapa Papa tidak mendengarkan Raina lagi, bukankah kata Mama, hanya dengan rengekan Raina, Papa akan mengabulkan setiap permintaan Raina," rengek Raina lagi.

     Wajah Devana tiba-tiba memerah, ucapan Raina barusan seperti sedang membuka aibnya.

     Bu Diana dan Pak Damar terlihat terkejut, Pak Damar malah mengerutkan keningnya dalam. Dia seperti sedang mencerna ucapan Raina barusan.

     "Devana sepertinya memang sengaja supaya menyuruh Raina merengek-rengek di depan Dana kalau meminta sesuatu," simpul Pak Damar.

     "Raina sama Mama saja, ya. Kita jalan-jalan berdua, setelah itu pulang diantar mama kembali ke rumah Papa." Devana berusaha membujuk Raina.

     "Tapi, Ma...."

     "Ayo, mumpung masih pagi, kalau Raina mau jalan-jalan, kita harus segera pergi," ajak Devana lagi.

     "Raina, mau jalan-jalan sama Mama atau nenek dan kakek." Pak Damar menyela sekedar basa-basi.

     "Raina mau sama Mama dan Papa, Kek. Tapi, Papanya malah pergi," rajuknya.

     "Ya sudah, lain kali saja, ya. Saat ini Papanya Raina sepertinya sedang ada keperluan," tukas Pak Damar berusaha membujuk sang cucu.

     "Ayo, Raina. Ikut mama. Kita jalan-jalan, ya. Ma, Pa, kami pergi dulu." Devana segera berpamitan.

Dia sebetulnya malu kalau kedua mantan mertuanya tiba-tiba membahas ucapan Raina tadi, bisa-bisa terbongkar akal liciknya yang selalu memberi pengaruh pada Raina agar selalu merengek dan nangis kalau meminta sesuatu pada Dana.

     "Baiklah, kalian hati-hati. Titip cucu kami Devana," balas Bu Diana setelah tadi dia terdiam tanpa kata setelah mendengar ucapan Raina.

     Tidak berapa lama, mobil Devana menyala. Derunya mulai terdengar. Bunyi klakson terdengar satu kali, sebagai tanda berpamitan pada mantan kedua mertuanya.

     "Mama tadi dengar ucapan Raina? Menurut kesimpulan papa, Devana itu sengaja mempengaruhi pikiran Raina supaya merengek dan menangis kalau meminta sesuatu pada Dana," ujar Pak Dana sembari menatap wajah istrinya.

     "Ya nggak tahu juga, Pa." Bu Diana seperti ikut malu, dia memang mengakui terlalu membela Devana di depan Nala sang menantu.

     "Makanya Mama jangan terlalu percaya dengan sikap manis Devana. Papa yakin, dia kembali ke sini, bukan semata ingin mendekatkan Raina dengan Dana, tapi di sebalik itu ada tujuan lain, yaitu ingin merebut Dana dari menantu kita," pungkas Pak Damar.

     Bu Diana diam tidak merespon apa-apa. Dalam hati ia berkata, kalau kesimpulan suaminya ada benarnya juga.

1
Esther Alviah Ekawati Paulus
Yang namanya istri kecewa, marah itu karena kelakuan kamu Dana sebagai suami tidak tegas sama mantan istri kamu yang jadi pelakor, karena ingin merebut kamu dari sisi Nala, istri sah nya, apalagi saat ini dia hamil anak kamu, ibu hamil itu sensitif, emosi nya naik turun, harus nya kamu sadar dan fokus aja sama istri kamu, mantan hnya masa lalu, jangan jadikan alasan mantan istri bisa seenaknya dekat kamu meskipun itu alasan anak kalian, ingat kesalahan kecil kalau dibiarkan, maka akan menjadi besar dan rumah tangga kamu dengan Nala yang baru setahun jadi taruhannya.
Esther Alviah Ekawati Paulus
Cover nya baru dek, tambah keren
Nasir: Diganti sama pihak Noveltoon Bun..
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Paulus
Dana benar2 suami gk peka, istri mana yg gk cemburu, sakit hati liat kedekatan suami dengan mantan istri nya meskipun alasan ingin membahagiakan anak mereka, apalagi mantan istri ingin merebut kembali Dana, jangan sekali kali memberikan celah pada mantan untuk masuk dalam rumah tangga mu, kalau tidak ingin rumah tangga mu hancur karena kehadiran mantan istri yg gk tau diri.
Esther Alviah Ekawati Paulus: iya dek, saya baca maraton, tapi komen episode ini, habis nya sebel dgn sikap Dana yg gk tegas
total 2 replies
Puput Assyfa
Nala sedang hamil cucu kalian harusnya kalian kasih perhatian dan limpahi kasih sayang bukan malah menyakiti dgn2 kata yg memojokan dan membela Devana mantan mantu yg GK tau diri
Endang 💖
kasian Nala,
Rieya Yanie
semoga rt dana bsa kmbali harmonis
kuncinya dana harus tegas dan mertua g ikut campur
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😥
Nur Haswina
ini ibu mertua sebenarnya menantunya siapa sih kok malah gak terima Nala laporin mamanya Rania, heran deh jelas2 mamanya Rania yg salah
Puput Assyfa
double update dong ka gemes aq SM mertua Nala yg jhat
Puput Assyfa
Devana bukannya sadar malah nyari pembelaan supaya dibela karena merasa JD korban padahal kenyataannya mulutnya emang jht dan GK punya etitud.
bener2 mertua jahat bisa2nya GK bisa bedain mana wanita terhormat dan wanita bar2.
Puput Assyfa
bumil bawaannya marah2 trs dan berfikiran negatif sama suami
Rieya Yanie
haha....wanita hamil mood nya swimming
Puput Assyfa
aku suka sama cerita ini karena alurnya bagus dan seru, wajib kawal sampe ending 🤗
Nasir: Siap Kak, mksh byk ya...
total 1 replies
Rieya Yanie
bijak nya ibu nala😍
Rieya Yanie
gemes sama dana
Nasir: Harus digetok...
total 1 replies
Puput Assyfa
Nala, km emang harus sabar dalam menghadapi ujian rumah tanggamu.
Puput Assyfa
ikutan gemes sama Dana
Puput Assyfa
biarkan Nala sendiri menenangkan hatinya dana, km suami gak paham2 permintaan istrimu jgn sampe menyesal dan gagal untuk kedua kalinya apalagi sekarang Nala sedang hamil anakmu
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😚
Nasir: Nanti ya... heheheh... 🙏
total 1 replies
Puput Assyfa
semangat bumil semoga km melindungi rmh tanggamu dr pelak0r
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!