Angkasa Lu merupakan seorang ceo yang kaya raya, dan juga Arogan. Karena traumanya dia membenci wanita. Namun, karena permintaan sang kakek terpaksa dia melakukan kawin kontrak dengan seorang perempuan yang bernama Hana. Dan begitu warisan sudah ia dapatkan, maka pernikahan dia dengan Hana pun selesai. Akan tetapi belum sempat Angkasa mendapatkan warisan itu, Hana sudah pergi meninggalkan pria itu.
Lima tahun kemudian, secara tidak sengaja Angkasa di pertemukan dengan Hana, dan juga kedua anak kembarnya. Pria itu tidak tahu kalau selama ini sang istri telah melahirkan anak kembar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Kakek Lu, dengan napas yang tertahan, mulai menjelaskan tentang pernikahan kontrak antara Angkasa dan Hana yang terjadi bertahun-tahun lalu. Dia berbicara dengan suara serak, matanya sesekali menatap Gya dan keluarganya yang duduk di sofa ruang tamu yang mewah.
Kakek Lee, dengan alis yang berkerut dan bibir yang mengecil, mendengarkan dengan penuh perhatian. Kegelisahan tergambar jelas di wajahnya. Ia merasa telah dikhianati oleh sahabatnya sendiri, seolah-olah sejarah yang tidak pernah dia ketahui ini adalah luka yang baru saja terbuka.
Di sisi lain, Gya yang duduk di sebelah ayahnya itu, tampak tenang. Wajahnya yang bersahaja itu sesekali mengangguk, menunjukkan pemahaman dan penerimaan. Dia tidak terganggu sama sekali oleh kenyataan yang baru terungkap tersebut. Baginya, apa yang terjadi di masa lalu Angkasa tidak mengubah perasaannya saat ini.
Dia menatap Angkasa yang duduk tidak jauh darinya, matanya penuh dengan dukungan dan kelembutan. Di penghujung cerita, ruang tamu yang semula dipenuhi dengan suara kakek Lu yang bergetar, kini hanya tinggal hening.
Kakek Lee masih dengan raut muka yang kecewa, sedangkan Gya memberikan senyuman menerima semua masa lalu Angkasa.
"Tidak masalah kek, aku akan menerima masa lalu Angkasa, dan menjadi ibu sambung untuk mereka" ucap Gya tersenyum seraya menatap kearah Kembar.
Ciara mengeryitkan keningnya, jiwa keponya meronta-ronta. "Ibu cambung itu apa" tanya Ciara.
Gya beranjak dari tempat duduknya, dan mendekati Ciara yang duduk dengan kaki yang menggantung di kursi. Matanya yang bulat dan besar itu memandang Gya dengan kebingungan yang tergambar jelas.
"Gadis manis, siapa namamu?" tanya Gya.
"Nama aku Cia. Aku memang cantik, kalena mommy ku juga cantik" ucap Ciara penuh percaya diri.
Gya tersenyum kecut, dia tidak suka mendengar ocehan gadis kecil itu, baginya dia paling cantik diantara perempuan lain yang mendekati Angkasa.
Gya menahan emosinya, dia tetap berbicara lembut, untuk menarik gadis kecil itu.
"Sekarang aunty akan jelaskan apa itu ibu sambung, ibu sambung itu ibu baru untuk kalian. Aunty akan menjadi ibu kalian" jelas Gya.
"Napain mommy Cia di ganti? Mommy Cia cantik, namanya Hana. Nda cepelti aunty cepelti ondel-ondel" ketus Ciara tidak suka, baginya mommy Hana adalah segalanya, tidak ada yang bisa menggantikan posisi wanita itu di hidupnya.
Membuat emosi Gya naik pitam, tidak terima dengan hinaan Ciara."KAU...APAKAH IBUMU TIDAK MENGAJARKAN SOPAN SANTU, HAH" Bentak Gya.
"BERHENTI MEMBENTAK ADIKKU! DIA BENAR, MOMMY KITA CUMA MOMMY HANA TIDAK ADA YANG LAIN" sentak Xander seraya berdiri di hadapan Ciara menutupi tubuh kembarannya dari ancaman Gya.
"Maaf, aunty tidak bermaksud ingin membentak adikmu, aunty cuma ingin mengajarkan dia sopan santun" ucap Gya gelagapan, dia merutuki kebodohannya.
"Stop Gya! aku tidak akan menikahmu. Dari dulu aku tidak pernah mencintaimu, aku menerima pertunangan ini semata-mata karena kakek, dan sekarang kakek sudah membatalkannya.Jadi pertunangan kita selesai" ucap Angkasa tegas, dia tidak terima putrinya di bentak oleh orang lain.
Angkasa memberikan kode kepada Levi, agar membawa kedua buah hatinya pergi dari ruang tamu, Sabrina juga tampaknya sudah ketakutan melihat pertengkaran di ruangan tersebut.
Levi mengangguk, ia dan istri membawa anak-anak naik kelantai atas meninggalkan ruang tamu.
"Kenapa aunty itu malah om Lepi, memangnya calahna Cia dimana? Om lihat cendili kan wajahnya melah-melah cepelti ondel-ondel" celoteh Ciara sambil berjalan mengikuti Levi.
"Bajunya juga cempit, cepelti kekulangan bahan" timpal Sabrina sambil tertawa cekikikan.
Levi dan sang istri menghela nafas, yang di katakan mereka memang kenyataan, penampilan Gya terlalu menor, dia memakai full make up dan mengenakan dress ketat tanpa lengan.
Kembali ke ruang tamu.
"Pulanglah Lee, aku tidak bisa menerima cucumu menjadi cucu menantuku. Dia belum menjadi ibu sambung saja sudah berani mebentak cicitku, aku khawatir setelah dia menikah dengan Angkasa, nanti dia akan menyiksa kedua cicitku itu" ucap Kakek Lu.
Gya dengan mata berkaca-kaca, berdiri di depan Kakek Lu yang duduk dengan postur tegap di kursi sofa single. Tubuh Gya bergetar, tangannya terlipat di depan dada, seolah mencari kekuatan untuk mengungkapkan penyesalannya.
"Aku minta maaf, Kake, aku tidak bermaksud membentaknya" ucap Gya dengan suara yang bergetar, mencoba menahan isak tangisnya. Matanya memohon, berharap ada secercah pengampunan dari sudut mata Kakek Lu yang tajam.
Namun, Kakek Lu tetap diam, tanpa ekspresi yang bisa dibaca, membuat suasana semakin menegang. Wajahnya yang biasanya hangat dan penuh senyum, kini tertutup awan kekecewaan. Dia memandang Gya dengan tatapan yang sulit diartikan, seolah tengah mempertimbangkan setiap kata yang baru saja terucap.
Ia pikir selama ini wanita itu benar-benar baik dan lembut, tapi ternyata sikapnya selama ini hanya topeng belaka.
"Ayo kita pulang, tidak ada gunanya kamu mengemis cinta seperti ini Gya. Kamu cantik, pasti masih banyak lelaki yang mau sama kamu" ucap kakek Lee sambil menyentuh bahu Gya, memberikan isyarat agar mereka meninggalkan kediaman Angkasa.
Gya menoleh, matanya masih memancarkan harap, tapi dia mengerti, mungkin ini adalah akhir dari semua harapannya untuk diterima kembali. Dengan langkah gontai, dia mengikuti Kakek Lee meninggalkan kediaman Angkasa.
******
Pukul satu dini hari Angkasa baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Setelah mematikan laptopnya Angkasa keluar dari ruang kerjanya, matanya tidak sengaja menangkap Xander yang baru saja keluar dari kamarnya dengan langkah yang tergesa-gesa.
"Mau kemana kamu, jam segini masih keluyuran" tanya Angkasa seraya menghentikan Xander.
Xander tidak menjawab, dia menepis tangan ayahnya yang memegangi bahunya. Setelah itu ia bergegas turun kelantai bawah menuju ke dapur.
Tak lama Angkasa melihat putranya itu membawa baskom kecil yang berisi air. "Untuk apa kamu membawa air itu" tanya Angkasa pensaran.
Lagi-lagi Xander tidak menjawab, dia melewatinya begitu saja masuk kedala kamarnya. Angkasa yang pensarannya pun akhirnya menyusul putranya masuk kedalam kamar.
Ia melihat Xander yang sedang berusaha mengompres kening Ciara. "Apa yang terjadi dengan adikmu" tanya Angkasa hawatir.
Pria itu naik keatas ranjang, dan menempelkan punggung tangannya di kening putrinya. Angkasa terkejut, kening putrinya sangat panas, dia juga mendengar suara putrinya yang meracau memanggil ibunya.
"Mommy... Mommy..." ucap Ciara lirih.
Angkasa menghela nafas dan segera menggendong tubuh Ciara.
"Kita bawa Cia ke rumah sakit" ucap Angkasa.
"Tunggu" ucap Xander membuat Angkasa menghentikan langkahnya.
Xander mendekati ayahnya, dan menutupi tubuh Ciara dengan menggunakan selimut, "Supaya tidak kedinginan" ucap Xander.
Angkasa mengangguk, lantas dia keluar dari kamar anaknya, di ikuti Xander yang mengekorinya di belakang.
Dia membuka pintu mobilnya, ia meminta Xander masuk terlebih dahulu, setelah itu barulah dia merebahkan tubuh Ciara dengan beralaskan kedua paha putranya sebagai bantal.
Setelah itu Angkasa, memutari mobilnya dan masuk keduduk di bangku kemudi. Ia bergegas melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan putrinya.
Ngakak aku dari tadi... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣