NovelToon NovelToon
CEO Dingin-Ku Mantan Terindah-Ku

CEO Dingin-Ku Mantan Terindah-Ku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Office Romance / Mantan / Tamat
Popularitas:165.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Nadira tak pernah menyangka bekerja di perusahaan besar justru mempertemukannya kembali dengan lelaki yang pernah menjadi suaminya tujuh tahun lalu.

Ardan, kini seorang CEO dingin yang disegani. Pernikahan muda mereka dulu kandas karena kesalahpahaman, dan perpisahan itu menyisakan luka yang dalam. Kini, takdir mempertemukan keduanya sebagai Bos dan Sekretaris. Dengan dinginnya sikap Ardan, mampukah kembali menyatukan hati mereka.

Ataukah cinta lama itu benar-benar harus terkubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 27.

Pagi menyapa dengan cahaya lembut yang menembus tirai tipis kamar resort, udara Bali yang hangat berpadu dengan aroma laut membawa ketenangan. Namun di ranjang, dua tubuh masih bergelung dalam dekapan erat, seolah semalam tak cukup untuk melepaskan segala rasa.

Ardan membuka mata perlahan, wajahnya menunduk menatap sosok di pelukannya. Senyum tipis tersungging di bibirnya.

“Selamat pagi, sayang…” suaranya serak, penuh kelembutan.

Nadira yang sudah setengah bangun hanya menghela napas. “Mas, kita harus bangun sekarang.”

“Sebentar lagi… lima menit saja,” Ardan memejamkan mata kembali, tapi senyumnya tak bisa disembunyikan. “Aku sudah lama sekali tidak merasakan kebahagiaan ini. Kau ingat, dulu… setelah malam pertama kita tujuh tahun lalu? Kamu terbangun sambil berteriak histeris, marah karena aku membuatmu berdarah. Padahal, itu darah perawanmu.“

Tawa kecil lolos dari bibir pria itu, kenangan itu terputar jelas di kepalanya.

“Mas!” Nadira refleks memukul dada suaminya pelan. “Itu dulu, saat aku masih polos. Sekarang… aku sudah banyak belajar. Selama tujuh tahun ini aku jadi lebih dewasa, bisa melihat banyak hal dengan cara yang berbeda.”

Ardan langsung mengeratkan pelukannya, seolah ingin melindungi istrinya dari semua luka yang pernah ada. “Kalau begitu, jangan lagi kau ceritakan padaku tentang penderitaanmu. Itu cukup aku yang menyesalinya. Tapi… kalau ada hal baik yang kau temui selama bertahun-tahun itu, aku ingin mendengarnya langsung darimu.”

Nadira terdiam sejenak, merasakan ketulusan suaminya. Namun ia kemudian berusaha melepaskan diri. “Sekarang aku betul-betul harus bangun. Aku perlu menelpon Mama, pasti beliau ingin tahu keadaan kita setelah yang terjadi semalam.”

Ardan menghela napas panjang, ada rasa enggan yang jelas ketika ia melepaskan pelukan dari tubuh istrinya. "Sekarang, kau lah putri kandungnya dan aku... hanya anak malang yang ibuku permainkan.“

Masih terdengar rajukan dari suara suaminya, Nadira hanya terkekeh pelan.

"Mas, kamu bilang nggak bakal marah sama Mama.“

Ardan mendengus pelan. "Tunggu saja, lain kali... aku akan membalas ibuku.“

"Oke, tapi lepasin dulu pelukanmu.“

“Baiklah,” katanya pelan lalu melepaskan tubuh istrinya, ia menatap Nadira yang bergerak turun dari ranjang.

Tatapannya tak lepas dari sosok perempuan itu. Rambut Nadira berantakan, kulitnya masih hangat oleh pelukan semalam dan senyum kecilnya membuat hati Ardan penuh.

Semalam… mereka bukan hanya melebur dalam keintiman, tetapi juga saling membuka hati. Segala rahasia, luka dan prasangka yang sempat memisahkan akhirnya mereka pecahkan bersama.

Tak lama setelah membersihkan diri, Nadira sudah rapi dengan balutan gaun santai berwarna putih. Rambutnya digerai seadanya, wajahnya masih menyimpan rona bahagia yang sulit disembunyikan. Sambil duduk di tepi ranjang, ia meraih ponselnya yang semalam tak sempat disentuh.

Jemarinya menekan tombol panggilan, dan tak lama terdengar suara di seberang.

“Dira… Kalian baik-baik saja, kan?”

“Mas Ardan marah sama aku gara-gara aku ikut-ikutan Mama mempermainkan dia. Semalaman aku dihukum, badan Dira rasanya pegal semua. Kayaknya habis ini harus pijat lagi, deh..." keluh Nadira sambil meringis manja.

Tawa renyah langsung terdengar dari seberang telepon.

“Hahaha... dasar putraku! Sepertinya, sebentar lagi Mama bakal jadi nenek. Anakku memang hebat,” sahut Nyonya Rarasati dengan nada menggoda.

Nadira spontan tertawa, tapi sengaja menambahkan bumbu kecil untuk mengerjai ibu mertuanya. “Eh... tapi jangan salah, Mah. Mas Ardan juga lagi ngambek sama Mama, loh.”

Mendengar itu, Nyonya Rarasati hanya tertawa.

Di sisi lain, Ardan yang sudah terbangun sejak tadi hanya geleng-geleng sambil tersenyum kecil. Mana mungkin dia bisa benar-benar marah pada ibunya yang hanya berniat baik? Tapi dalam hatinya ia sudah menyimpan niat, suatu hari nanti giliran dia yang akan membalas usil pada sang Mama.

“Kalau gitu Mama ada di mana sekarang? Kita sarapan bareng, ya.” Ajak Nadira dengan suara ceria.

“Baiklah, Mama tunggu di restoran bawah. Jangan lama-lama,” jawab Nyonya Rarasati, terdengar puas karena berhasil membuat suasana pagi anak dan menantunya penuh tawa.

Panggilan berakhir, Nadira menoleh ke arah suaminya dengan tatapan penuh cinta.

Sementara Nyonya Rarasati sudah sejak tadi duduk sendirian di sebuah meja dekat jendela, kini ia akan menunggu anak dan menantunya. Ia memakai gaun elegan berwarna krem, rambut panjangnya digerai, perhiasan berkilau di jemari dan lehernya. Sambil menunggu ia memesan kopi hitam dan croissant, mencoba bersantai setelah masalah putranya selesai juga.

Tak berapa lama, matanya terpaku ketika melihat seorang pria berambut perak duduk berjarak beberapa meja di depannya. Pria gagah itu juga sedang sarapan sendirian. Pria itu tampak tenang, mengenakan kemeja sederhana biru muda dengan lengan tergulung, wajahnya teduh namun tetap berwibawa.

“Damar…” lalu tiba-tiba mata Nyonya Rarasati berkilat licik, dia kesal karena tadi malam pria itu seperti tidak mengingatnya.

Tanpa pikir panjang, Nyonya Rarasati berdiri dan melangkah anggun ke meja pria itu. Dengan senyum penuh percaya diri, ia langsung menarik kursi dan duduk berhadapan tanpa meminta izin.

1
Rusmini Mini
males sm Nadhira yg ceroboh
trus Ardan yg gak pernah senyum hidupnya penuh tegang dan kaku
untung ada mama Rarasati yg brilian oke,keren
ketemu om Damar yg hangat penuh cinta dan tanggung jwb .Sempurnaaa
Rusmini Mini
awalnya nya aja agak boring sm Ardan gak pernah santai dan senyum persis manusia kulkas
kesininya mlh fokus ke mama Rara dan Om Damar, btw semua bagus mengalir ajah,pinter authornya ....lope lope sekebon thor ♥️♥️♥️♥️♥️
Rusmini Mini
mah udh tua jgn punya anak lagi ...
kalo punya anak trus lg jln jln trus di tanya org cucu nya no berapa nih oma
/Grin//Grin//Grin//Grin/
Rusmini Mini
tp kalo bikinya sam om Damar mau aq /Grin//Grin//Grin/
heh bangun noh jemuran di angkat mo hujan 🤣🤣🤣🤣
Rusmini Mini
semoga Calvin tdk bertepuk sebelah tangan /Heart//Heart/
Rusmini Mini
biarin tumbang gak usah di tolongin anak bodoh itu...gak selidiki dulu kelakuan maknya main tebas aja sekarang udah tau mlh tumbang gak kuat terima kenyataan kebenarannya
Rusmini Mini
bapak bapak...gak berani menghadapi sendiri nih apa hrs kongsi... kalah sama mamah Rara /Grin//Grin/
Rusmini Mini
aduh komennya mengerikan tp lucu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rusmini Mini
tumbang oleh alkohol mo di bw ke hotel
apa rencanamu Veronika....
Rusmini Mini
eh sekaran Ardan udh banyak ketawa... /Proud//Proud/
Rusmini Mini
hati hati dgn wanita itu mama Rara tp mama Rara ttp tenang stay cooll
Rusmini Mini
om Damar suka tpi mantan dan anak om gak suka mlh mo bls dendam
Rusmini Mini
Veronica licik kayak maknya /Panic//Panic/
Rusmini Mini
Ra lebih keren...
Rusmini Mini
cieee om Damar cemburu bener nih ....
Damar ♥️ Raeasati /Grin//Grin//Grin/
Rusmini Mini
tadi jgn hanya tampar aja Dhira tp jg jambak jotos tendang Medina 😂😂😂
Rusmini Mini
kayak merek kurma ya 🤭🤭🤭
ouchhh 😠😠😠😠
Rusmini Mini
mereka masih saling menyimpan rasa
Rusmini Mini
kayaknya kisah percintaan mama dan om Damar seru nih /Grin//Grin/
Rusmini Mini
hai Damar ...../Kiss//Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!