Nania, seorang wanita pekerja kantoran yang tengah merantau di Kota B, tinggal sendirian di sebuah apartemen. Meski berasal dari keluarga berada di sebuah desa di S, ia memilih hidup mandiri. Namun, kemandirian itu tak menutupi sisi lugu dan cerobohnya.
Suatu pagi, saat bersiap menuju kantor, mood Nania langsung terganggu oleh suara musik metal yang keras dari apartemen sebelah. Kesal, ia memutuskan mengetuk pintu untuk menegur tetangganya. Tapi alih-alih menemukan seseorang yang sopan, yang muncul di depannya,muncul seorang lelaki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer membuka pintu dan memandangnya dengan acuh tak acuh.
Akankah pertemuan pertama yang tak terduga ini justru menjadi awal dari sesuatu yang manis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Messan Reinafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggung Skandal
Ruangan yang semula riuh oleh tepuk tangan dan tawa kini berubah hening. Setiap mata menatap layar dan telinga mereka mendengar dengan jelas suara rintihan di video.
Amira bergetar menggigit bibirnya, wajahnya merah padam
" Apa ini Gerard?" terdengar suara teriakannya tercekat melihat suaminya yang diam membisu.
Tangannya masih menggenggam secarik kertas yang berisi pesan dari K.
Kini semua nya masuk akal, suami yang selama ini ia kenal sebagai seorang figur family man namun bermain api di belakangnya.
" Jawab Gerard?!" suaranya bergetar parau nyaris tidak terdengar.
bisik-bisik tamu yang hadir hingga rasa prihatin kepada Amira terdengar hingga ke telinganya.
Gerard yang selama ini dikenal sebagai pria terhormat yang penuh wibawa tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. Teriakan, sorak sorai memenuhi ruangan.
"Astaga, benarkah itu Gerard?"
"Jangan-jangan anak yang dikandung Hanny Wijaya juga anaknya?"
"Tega sekali dia?!, bagaimana ia bisa mempermalukan istrinya didepan semua orang?!"
Urat pelipis Gerard menegang, tangannya bergetar keringat dinginnya keluar. Ingin sekali ia menghentikan video itu secepatnya, namun semuanya terlambat.
Amira menutup wajahnya, ingin sekali ia berlari cepat meninggalkan ruangan itu. tubuhnya roboh untung saja disambut oleh teman dekatnya.
Kai yang sedari tadi duduk di kursi VIP dengan tenang meneguk gelas yang berisi wine ditangannya. Ia memperhatikan keriuhan yang terjadi dengan ekspresi datar dan senyum tipis dibibirnya.
MC yang dari tadi terlihat kebingungan berinisiatif mengambil acara.
"Maaf hadirin semuanya... sepertinya ada sedikit kesalahan teknis" ia mencoba memberi isyarat kepada vendor acara agar mematikan tampilan layar.
Kai bangkit dari tempat duduknya ia mengambil mic dari tangan MC, dan menarik perhatian semua tamu undangan yang hadir.
"Maaf mengganggu waktunya sebentar, tuan-tuan dan nyonya-nyonya, saya ingin memberi tahu sebuah kebenaran yang selama ini kalian nantikan, dari pada anda semua penasaran, kenyataan nya adalah, anak yang dikandung oleh Hanny Wijaya..."
"Diam kau Kai!" teriakan Gerard memecah suasana.
Ia menghampiri Kai keatas panggung, menerobos tamu undangan yang menyesak ke depan.
Kai tersenyum lebar melihat reaksi Gerard yang menggebu-gebu.
"Satpam! usir orang ini! laporkan ke polisi!" titahnya pada satpam yang berdiri sedari tadi menjaga pintu masuk.
"Tunggu!" Amira mencoba bangkit, rasa hausnya akan keingintahuan tentang suaminya tidak dapat dibendung.
Dengan pasti ia melangkah menuju panggung, menatap Gerard Kusuma beberapa saat.
Plaaakk
Sebuah tamparan keras mengenai pipi pria paruh baya itu.
"Berhenti bersandiwara Gerard, ini saatnya aku harus tau sebenarnya! bagaimana aku bisa sebodoh ini mempercayaimu" tatapan Amira tajam dan menusuk, rasa sayang dengan cepat berubah menjadi rasa jijik.
Suami yang selama ini ia percayai ternyata mengkhianati nya dibelakang.
"Baiklah nyonya Amira, kau harus tau kebenarannya! anak yang dilahirkan oleh seorang Hanny Wijaya adalah anak Tuan Gerard Kusuma" suara Kai pelan tapi mantap membuat semua yang hadir turut mendengar kenyataan tersebut.
Suasana kembali riuh berisi teriakan dan cacian kepada Gerard. Ia menjadi linglung tubuhnya bergetar divonis didepan umum. Karir, nama baik nya hancur didepan semua orang. Termasuk anak-anaknya. Semua mata memandangnya tajam.
Gerard merogoh saku jasnya, dengan cepat ia mengarahkan moncong pistol ke arah Kai dan..
Doorr!!!
Suara tembakan menggema di seluruh ruangan. Suasana yang tadinya ramai berubah menjadi hening seketika. Sebuah timah panas menyasar tepat di perut Kai sebelah kanan.
Ia tahu ini pasti akan terjadi, tapi aku harus menyelesaikan ini pikir Kai.
Gerard yang kalap berubah pucat pasi. Ia dengan cepat meninggalkan ruangan itu menuju arah pintu keluar. Berlari secepat kilat tanpa ada yang bisa mengejar. Semua orang yang ketakutan berusaha menjauh takut tembakan kedua diluncurkan kembali.
Amira mendadak pingsan dan Kai mengusap perutnya yang bersimbah darah.
Nania yang baru saja masuk melihat Kai diatas panggung matanya terbuka lebar. Kejadian yang baru saja ia lihat. Tubuhnya gemetaran berlari secepat kilat menuju Kai yang terkapar.
"Tolong panggil ambulan!" semua orang mendadak panik.
"Kai?! bangun!?"
Perlahan mata laki-laki itu menyipit seperti akan tertidur. Anggara dengan secepat kilat mengangkat tubuh pria itu cepat-cepat menuju mobilnya. Nania mengikuti dari belakang dengan air mata nya yang menggenang.
Ia tidak menyangka, andai saja ia datang lebih cepat tentu ia bisa mendampingi Kai agar kejadian ini tak terulang.
Dengan langkah tergesa-gesa Nania menaiki mobil Anggara untuk mengantar kekasihnya tersebut menuju rumah sakit terdekat.
