NovelToon NovelToon
Miliarder Dunia Streaming

Miliarder Dunia Streaming

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kebangkitan pecundang / Kultivasi Modern
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: apa aja 39

Setelah ditolak oleh gadis pujaan kampus, Rizky Pratama tiba-tiba membangkitkan sebuah sistem ajaib: setiap kali ia mendapat satu pengikut di siaran langsung, ia langsung memperoleh sepuluh juta rupiah.

Awalnya, semua orang mengira Rizky hanya bercanda.
Namun seiring waktu, ia melesat di dunia live streaming—dan tanpa ada yang menyadari, ia sudah menjelma menjadi miliarder muda Indonesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apa aja 39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 – Gadis Hemat dan Baik

Sarah masuk kelas sambil menarik bangkunya, lalu menoleh ke Dinda.

“Din, itu tadi yang datang Bimo, kan?”

Dinda tersenyum bangga. “Iya. Dia barusan ngajak aku makan malam. Kamu tahu Hotel Dynasty, kan?”

“Masa sih?! Tentu saja aku tahu!” Mata Sarah langsung berbinar. “Itu kan hotel bintang lima di pusat kota. Makan di sana pasti mahal banget, kan?”

Dinda melambaikan tangannya santai. “Ah, biasa aja. Nggak terlalu mahal kok.”

Sarah menelan ludah, separuh iri. “Terus… kamu nerima ajakan Bimo?”

“Ya jelas dong. Bimo itu tulus banget, kenapa aku harus nolak?” jawab Dinda sambil melirik Rizky dari ujung mata.

“Beda sama orang tertentu,” lanjutnya ketus, “yang bisanya cuma ngajak makan di warung kaki lima waktu lagi deketin cewek. Pelit banget…”

Kata-katanya menusuk langsung ke Rizky. Ia terdiam, tapi dalam hati teringat jelas ekspresi jijik Dinda dulu ketika ia dengan tulus mentraktir di warung sederhana.

Rizky tersenyum pahit. Kayaknya aku emang nggak pantas buat dia…

Sarah malah mendukung, “Iya Din, kalau Bimo baik sama kamu, jangan sampai kelewatan. Dia cocok banget buat kamu.”

Ucapannya seakan menyudutkan Rizky lebih jauh, seolah ia sama sekali nggak ada nilainya.

Dinda mengibaskan rambut panjangnya penuh percaya diri. “Itu sudah pasti.”

Mereka berdua pun tenggelam dalam obrolan tentang Hotel Dynasty dan betapa kayanya keluarga Bimo, sementara Rizky hanya memasang wajah datar. Tak ada sedikit pun rasa iri yang tampak. Hal itu justru bikin Dinda makin kesal—ia ingin Rizky cemburu, tapi ternyata tidak.

Padahal, di dalam hati Rizky sedang berkecamuk.

Maya ngajakin aku makan malam juga malam ini… Apa aku harus terima? Kalau aku ikut, bukankah sama aja kaya dulu—cuma dimanfaatkan karena uang?

Ia mengusap dagunya. Enggak. Aku harus hati-hati. Maya mungkin nggak jauh beda sama Dinda. Mereka sama-sama suka uang. Aku nggak boleh kelewat bodoh lagi.

Pikirannya jadi lebih tenang setelah itu.

---

Sore harinya, usai sekolah, Rizky baru saja berkemas ketika sebuah pesan WhatsApp masuk.

[Maya: Kak Rizky, aku udah di depan gerbang sekolah.]

Pesan itu disertai foto selfie Maya. Ia memakai atasan putih model suspender, dipadukan dengan rok kotak biru, serta stoking hitam yang menonjolkan kaki jenjangnya.

Rizky sempat terpaku. Gila… cantik banget. Kalau aku nggak tahu dia nyata, mungkin aku bakal kira ini foto model dari internet.

Ia mengetik cepat. [Oke, aku segera ke sana.]

Begitu tiba di gerbang sekolah, Rizky malah mendapati pemandangan yang lain duluan.

Dinda tengah naik ke motor gede Bimo. Saat melihat Rizky, Dinda langsung memeluk pinggang Bimo erat-erat, sengaja memamerkan kemesraan mereka.

“Hei, bukankah itu Rizky?” Bimo tersenyum menyeringai. “Katanya kamu masih belum nembak cewek, kan? Padahal dua dari empat gadis tercantik di sekolah udah ditolak kamu. Mau coba dua sisanya juga?”

Dinda ikut tertawa, “Kayaknya dia cuma pengen dipermalukan.”

Rizky diam. Ia malas menanggapi dan berjalan saja melewati mereka.

“Rizky!” Dinda berteriak, “Dulu kamu sering bawain aku makanan, sekarang mau aku bungkusin juga nggak?”

Rizky hanya melambaikan tangan tanpa menoleh. “Nggak usah.”

“Ck, sok keren,” gumam Dinda sinis.

Bimo menambahkan dengan bangga, “Dia kelihatannya cuek, tapi dalam hati pasti ngiri setengah mati.”

Mereka hendak pergi ketika tiba-tiba Bimo terpaku menatap sesuatu. Matanya membesar, hampir tak percaya.

“Gila… siapa tuh cewek seksi banget?”

Dinda menoleh, lalu melihatnya. Maya.

Dengan rok mini kotak, stoking hitam ketat, sepatu boots tebal, dan aura dewasa yang anggun, Maya berjalan menuju gerbang sekolah. Tatapan seluruh siswa lelaki otomatis menempel padanya.

“Siapa dia? Cantik banget…”

“Bukan anak sekolah sini, kan?”

“Masa sih guru? Tapi kok bajunya begitu…”

Bahkan Dinda, yang selama ini digadang sebagai salah satu cewek tercantik di sekolah, kalah jauh. Aura Maya sama sekali nggak bisa dibandingkan.

“Ck, genit banget. Nggak ada positif-positifnya,” Dinda mendengus iri.

Maya tak menggubris tatapan sekitar. Ia hanya mencari sosok Rizky. Begitu bertemu mata dengannya, ia tersenyum manis, lalu melambaikan tangan.

“Kak Rizky!”

Dengan langkah ringan, Maya langsung berlari mendekat, menyambar lengan Rizky dan merapat ke sisinya. Harum tubuhnya langsung membuat suasana riuh.

“Anjir, pacar Rizky?”

“Pantas dia cuek sama Dinda. Ceweknya jauh lebih cakep!”

“Eh, tapi kayaknya kebalik deh. Cewek itu yang nempel banget ke Rizky.”

Wajah Bimo seketika kaku. Semua rasa bangga karena berhasil merebut Dinda mendadak luntur.

Sedangkan Dinda? Wajahnya merah padam, giginya sampai bergemeletuk menahan emosi.

“Rizky brengsek!”

Beberapa siswa lain mengenali Maya.

“Eh, bukannya ini SPG yang ketemu sama Rizky di butik Cartier waktu itu?”

“Iya, bener! Pantesan…”

Rizky jadi agak malu dengan semua tatapan itu. Ia berdehem. “Kamu cepat juga sampai sini.”

“Tentu saja,” jawab Maya dengan senyum manja. “Mana mungkin aku biarin Kak Rizky nunggu?”

“Kalau gitu ayo, aku lapar.”

Maya mengangguk. “Ayo. Mobil aku parkir di pinggir jalan.”

Begitu Rizky menoleh, ia kaget. “Sepeda listrik?”

Maya nyengir. “Hehe, aku nggak punya mobil. Tapi naik bareng di sepeda listrik kan romantis juga, hemat lagi.”

Rizky terkekeh. Cewek satu ini unik banget…

Saat Rizky hendak scan QR untuk sewa, Maya buru-buru menahan tangannya.

“Nggak usah Kak. Kita ambil aja langsung. Buat apa buang-buang duit?”

Rizky tertegun, lalu melihat Maya naik lebih dulu. Ia menggeser duduknya ke depan agar Rizky bisa ikut di belakang.

“Kursinya muat kok. Ayo naik.”

Rizky tersenyum, matanya melunak. “Kamu bener-bener gadis yang baik… rajin, dan hemat.”

---

1
Aisyah Suyuti
seru
Aryanti endah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!