Serena Valerie Adiwijaya merupakan gadis dewasa yang sederhana. Serena bekerja ditengah kota untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia juga harus membiayai kuliah adiknya.
Suatu hari takdir mempertemukan dia dengan seorang pria tampan yang terkenal sebagai CEO muda yang bernama Arkana Raditya Permana.
Status sosial yang sangat jauh berbeda, serta latar belakang keluarganya yang rumit membuat Serena harus memendam perasaannya. Namun apa jadinya jika Arkan juga mencintai Serena? Apakah mereka akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indahahaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Kepulangan Serena
Setelah mendengar bahwa orang tua Serena akan datang kesini, Arkan berinisiatif untuk menyuruh supirnya untuk menjemput mamah Sinta besok pagi.
Hari sudah berganti, sudah satu Minggu pula Serena berada di rumah sakit itu, keadaannya sudah mulai membaik. Apa lagi sekarang Sinta ada disana untuk menunggunya.
Serena juga sudah mengabari papahnya kalau dia sedang berada di rumah sakit sekarang. Walau seperti itu, papahnya memang perduli padanya sekarang dan sudah tidak seperti dulu lagi. Bagas hanya bisa mendoakan untuk kesembuhan putri sulungnya itu, dia tidak bisa datang untuk menjenguknya karena dia masih ada pekerjaan di kota G.
Hari ini Gina juga akan datang untuk menjenguk Serena seperti di hari-hari sebelumnya. Sinta dan Gina sudah sering mengobrol, sekarang Gina sudah tidak memperdulikan lagi masalah status keluarga Serena karena menurutnya itu bukanlah urusan dia.
Ceklek!!
Suara pintu terbuka, menampilkan Gina yang datang bersama Aira dengan bunga di tangannya.
Mereka berjalan masuk dan menghampiri Serena yang sekarang sudah terduduk di atas ranjangnya dengan Sinta yang berada di sampingnya.
"Sayang, bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Gina pada Serena.
"Aku sudah jauh lebih membaik aunty, dokter mengatakan kemungkinan besok aku sudah bisa pulang" jawab Serena.
Aira meletakan bunga Lily yang dia bawa ke meja yang ada di samping Serena, dia tahu dari Arkan bahwa Serena menyukai bunga Lily jadi dia membawakan itu untuk Serena.
Di ruangan Serena tidak ada Arkan disana, karena Arkan sedang ada meeting penting dengan klien di kantornya, jadi dia harus meninggalkan Serena hari ini.
Waktu berjalan begitu cepat, hari sudah mulai menjelang malam. Aira dan Gina sudah pulang, kini hanya ada Serena dan Sinta di dalam ruangan itu. Arkan masih belum ada kabar hingga sekarang, seharusnya dia sudah pulang tapi sampai saat ini Arkan tidak ada menghubungi Serena, pesan Serena tidak terbalas sejak siang tadi. Serena berpikir mungkin Arkan sedang sangat sibuk karena selama dia sakit Arkan terus menjaganya disini.
"Sayang tidurlah nak, ini sudah malam, tidak baik jika kamu tidur terlalu malam" ucap Sinta yang melihat anaknya masih belum tidur, padahal ini sudah menunjukan pukul 21.40 yang dimana dia seharusnya sudah tidur sejak tadi.
"Aku belum mengantuk mah" jawab Serena sambil terus melihat kearah handphonenya.
Sinta menyadari hal itu, dia bertanya pada Serena "ada apa sayang? Ada sesuatu yang mengganjal di pikiranmu?"
Serena menoleh pada Sinta "tidak ada mah, hanya saja kak Arkan tidak membalas pesanku sejak siang tadi, dia juga tidak mengabari ku hari ini" jawab Serena.
"Mungkin Arkan sedang sibuk sayang, sekarang lebih baik kamu istirahat agar besok kau sudah benar-benar sembuh, ingat besok kamu akan diperbolehkan pulang oleh dokter" ucap Sinta.
"Iya mah" jawab Serena sambil mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang lagi.
______________
"Selamat pagi nona Serena" ucap dokter wanita itu.
"Pagi dokter" jawab Serena sambil tersenyum
"Bagaimana keadaan anda sekarang? Apakah sudah jauh lebih membaik? Biar saya periksa dulu ya" Tanya dokter itu sambil memeriksa tubuh Serena.
"Iya dokter, saya merasa sudah lebih membaik dari sebelumnya" jawab Serena lagi.
"Baik, semuanya sudah stabil. Anda bisa pulang hari ini nona" ucap dokter itu.
Serena, Sinta serta Aira yang ada disitu tersenyum mendengarnya.
"Terima kasih banyak dokter" ucap Aira
"Iya nona, itu sudah kewajiban saya" jawab dokter itu dengan membalas senyuman Serena.
"Baiklah, saya permisi untuk lanjut memeriksa pasien lainnya. Mari dok" ucap dokter Rena sambil menyapa pada Aira yang ada disana juga, mereka memang sudah mengenal satu sama lain sejak Aira pernah koas di rumah sakit itu.
"Iya dok silahkan, terima kasih" Jawab Aira.
Seperginya dokter itu dari sana, Serena sangat bahagia karena dia akan keluar dari ruang rawat ini. Namun sejak tadi masih ada yang mengganjal pikirannya, Arkan belum ada sama sekali mengabarinya sejak kemarin. Dia sudah menunggu sejak pagi tadi, berharap Arkan akan datang karena dia akan segera keluar dari rumah sakit ini
Aira memperhatikan Serena yang sedari tadi mengecek handphonenya terus menerus, "kau mencari kak Arkan?" Tanya Aira.
"Tidak kak" ucap Serena mengelak.
Aira yakin sebenarnya Serena sedang memikirkan Arkan sekarang, "tidak apa Serena, kak Arkan sekarang sedang berada di New York, semalam dia berangkat karena ada urusan mendesak disana"
"Mengapa dia tidak mengabari ku" gumam Serena, namun Aira yang disampingnya masih bisa mendengarnya.
"Mungkin kakak sedang sibuk dan begitu terburu-buru sehingga dia lupa untuk memberitahumu. Tenang saja Serena, kak Arkan disana hanya bekerja. Jika dia berani berbuat macam-macam disana, aku yang akan meninjunya terlebih dahulu" ucap Aira mencoba menenangkan Serena, dia paham dengan apa yang sedang Serena pikirkan sekarang.
Serena tersenyum menjawab pernyataan Aira, 'apakah aku begitu mencintainya sehingga sangat mengkhawatirkannya saat dia tidak memberikan kabar apapun padaku?' tanyanya pada diri sendiri.
"Berapa lama dia disana?" Tanya Serena.
Aira tertawa kecil mendengar pertanyaan Serena, sepertinya gadis di depannya ini begitu mencintai kakaknya.
"Aku kurang tahu, tapi kemungkinan sekitar 5 hari" jawab Aira, dan Serena mengangguk mendengarnya.
"Baiklah, barang-barang mu sudah selesai mamah bereskan" ucap Sinta yang sedari tadi sibuk membereskan barang-barang milik Serena yang ada disana.
"Aku akan menemui dokter Rena untuk menanyakan tentang kepulanganmu sekarang" ucap Aira berlalu pergi dari ruangan itu.
Setelah mengurus semuanya, merekapun pulang dengan diantar Aira.
"Nak Aira, terima kasih sudah membantu hingga mengantarkan kami kesini" ucap Sinta.
"Itu tidak ada apa-apanya Tante dengan apa yang dilakukan Serena untuk menyelamatkanku saat itu. Aku yang seharusnya mengucapkan banyak terima kasih, berkat serena aku masih bisa ada di dunia ini dengan sehat hingga sekarang" jawab Aira dengan menggenggam tangan serena, dan dia mengangguk dan tersenyum menjawabnya.
"Mari nak Aira, kita masuk dulu. Tante akan buatkan minuman untukmu"ajak Sinta.
"Tidak perlu Tante, terima kasih atas tawarannya tetapi aku harus segera pulang karena mommy sudah menghubungiku sejak tadi. Oh iya, mommy menitipkan salam untuk kalian, dia juga meminta maaf karena tidak bisa ikut mengantarkan mu" ucap Aira.
"Ah begitu, tidak apa-apa nak. Sampaikan salam ku kembali pada nyonya Gina, dan terima kasih atas bantuan keluarga kalian" jawab Sinta.
"Iya Tante, baiklah aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa Serena, nanti lain waktu kita shopping bersama ya" ucap Aira dengan senyumannya, sedangkan serena hanya mengangguk saja.
Mobil Aira sudah pergi menjauh, Serena dan Sinta masuk ke dalam rumah kontrakan.
"Mom tidak perlu membereskan itu semua" ucap Serena saat melihat ibunya yang akan membereskan isi rumah Serena.
"Lebih baik kita beristirahat saja terlebih dahulu" lanjut Serena, dia tahu mamahnya itu pasti sangat lelah karena menjaganya selama seminggu ini di rumah sakit. Dia takut mamahnya akan ikut jatuh sakit karena terlalu lelah mengurusnya.