Ketika mimpi tidak sesuai dengan realita!
Kaira, seorang gadis sederhana, tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis ketika dinikahi oleh pria kaya keturunan bangsawan terhormat, Kairo Archipelago Attar. Pria yang selama ini tampak ramah dan penuh pesona justru menunjukkan wajah aslinya setelah mereka menikah.
Bagi Kairo, Kaira bukanlah istri—melainkan pion. Tujuannya hanya satu: membuka kedok para pengkhianat dalam keluarga bangsawan Archipelago Attar, meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Namun, pernikahan itu menyeret Kaira ke dalam pusaran intrik, politik, dan dendam. Ia menerima penghinaan dan perlakuan kasar dari keluarga bangsawan yang membencinya. Di tengah kekacauan itu, hanya satu pertanyaan yang terus menghantui:
Apakah Kairo akhirnya akan membuka mata dan melindungi istrinya?
Atau tetap memilih mengorbankannya demi rencana yang sudah ia bangun?
“Aku menikahi mu untuk menghancurkan mereka… tapi justru aku yang hancur karena mencinta mu.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
The Royals — BAB 30
MENCOBA MENYINGKIRKAN
“Jadi apa keputusan mu. Sepertinya keponakan mu itu sudah mulai menunjukkan sesuatu kepada kita. Apa kau tidak merasa tersindir oleh ucapannya?!” kata Kalindi yang kini duduk di sofa sembari bertopang pipi.
Raziq terdiam saat dia tengah bingung harus berbuat apalagi. Jika Kairo tidak segera menandatangani surat wasiatnya, sampai kapanpun Caesar tidak akan bisa menerima surat wasiat itu. Dan jika Kairo menerimanya saat pria itu benar-benar sudah mantap, mungkin bisa jadi karena Kairo sudah mendapatkan sesuatu yang bisa menangkap para pengkhianat di Archipelago Attar.
Melihat keseriusan Raziq yang berjalan mondar-mandir. Kalindi menatapnya heran dan segera bangkit dari duduknya.
“Jika kau tidak segera bertindak, biarkan aku saja yang bertindak.” Kata Kalindi yang kini membuat Raziq menatap nya dengan kerutan alis.
“Jangan berbuat aneh-aneh, kau hanya bisa mengacau.”
“Oh... Iya? Biar ku beritahu. Kusuma mengirim surat sebelum dia tewas, dan kau tahu apa isi surat itu huh?”
Kalindi berjalan mendekati Raziq yang masih menatapnya tegas.
“Surat itu berisi tentang para pengkhianat di Archipelago Attar. Dan jika Kairo sampai menerima surat itu, maka dia akan bertindak. Tapi sayangnya, aku Kalindi yang cerdik dan licik, aku berhasil menyingkirkan surat itu. Apa itu yang disebut pengacau?!”
Wanita itu menatap ke Raziq seraya menyeringai kecil, hingga akhirnya dia pergi meninggalkan Raziq di sana. Tentu, setelah berdecak kecil.
...***...
Sebuah berkas, baru saja diberikan oleh Elon ke Kairo. Pria berkemeja putih itu mulai membaca dengan seksama di dalam mobil. Sesuatu yang membuatnya tak percaya dengan kenyataan yang ada.
Kairo menyeringai kecil, menatap ke luar jendela mobil seraya bertengger siku. “Jadi itu alasannya.” Gumamnya tak percaya saat membaca surat tes DNA Caesar dan Raziq, juga tes DNA antara Lela dan Raziq juga Sultan Wijaya.
“Ada kabar apa lagi?” tanya Kairo yang menyerahkan kembali berkas tadi ke Elon yang duduk di kursi kemudi.
“Ada pembunuhan penjaga di Mansion Archipelago, Tuan. Kemungkinan besar adalah anak buah nyonya Kalindi yang melakukannya. Dan saya kurang pasti apa alasannya.” Jelas Elon yang sangat luas pencariannya, itu sebabnya Kairo mengandalkannya.
Mendengar itu, Kairo berkerut alis mengingat Kaira yang saat itu ada di ruang bawah tanah.
“Tuan, saya menunggu instruksi Anda.” Ucap Elon yang menatap bosnya lewat pantulan spion.
“Kita butuh bukti yang lebih kuat. Tidak mudah menjatuhkan sesama keluarga bangsawan.” Kata Kairo yang berkerut alis.
“Soal ruang bawah tanah?”
“Biarkan Kaira yang melakukannya.” Bala Kairo dengan santai sehingga Elon terheran akan perkataan bosnya barusan.
“Maaf Tuan, kenapa harus menunggu nyonya Kaira?”
Pria berkemeja putih itu masih duduk diam menatap ke luar jendela. “Karena dia pandai mengalihkan perhatian musuh.” Jawab Kairo yang menghela napas panjang.
Kaira yang baru saja sampai di mansion, ia nampak lelah saat dijalan tadi harus melihat cuplikan berita tentang nya. Wanita itu terdiam di dalam mobil, meski mobil sudah berhenti.
(“Masih tidak ada bukti yang mengatakan bahwa akulah pembunuhnya. Seseorang yang berada di TKP yang paling pertama, bukan berarti dialah pembunuhnya. Jika memang aku terbukti sebagai pembunuh, maka aku siap menerima hukuman. Tapi aku tidak akan diam mencari keadilan untuk membersihkan nama baikku.”)
Kaira memejamkan mata saat dia juga ingat dengan jawabannya kepada para wartawan saat itu yang membuatnya lebih rileks sekarang.
“Hffuuu... Ini akan berat, musuhmu tidak boleh diremehkan Kaira.” Gumamnya yang hendak turun, namun dia melihat Kalindi berjalan menuju mobil dengan pakaian elegan, bukan kebaya.
Melihat wanita paruh baya itu pergi, tentu saja Kaira tak melewatkan kesempatan itu.
“Pak, tolong ikuti nyonya Kalindi.” Pinta Kaira yang langsung dipatuhi.
Sungguh, Kaira saat ini tak akan melewatkan sedikitpun tentang Kalindi. Dia hanya melihat Kalindi sebagai penjahat, padahal Raziq dan Caesar juga merupakan penjahat di mansion Archipelago. Mungkin karena Kalindi terlihat terus terang.
Dari belakang mobil Kaira. Terlihat mobil lain tengah mengikutinya.
“Bagus sekali! Apa kau pikir aku tidak tahu rencanamu! Dasar wanita payah!” gumam Kalindi yang menggerutu seraya menyeringai kecil saat melihat mobil yang dinaiki oleh Kaira masih mengikutinya.
Di dalam mobil, Kaira menoleh ke belakang saat melihat adanya mobil hitam lain yang mengikutinya dan semakin cepat. “Apa mobil itu mengikut kita?” tanya Kaira kepada sang sopir.
Tentu, sopir itu langsung mencoba melaju dengan cara zig-zag, dan benar saja bahwa mobil di belakang tengah mengikuti mereka.
“Jadi ini rencanamu, dasar wanita licik.” Kesal Kaira yang menggertakkan giginya dengan kesal.
Dengan sengaja mobil Kalindi masuk ke kawasan yang lebih sepi. Kalindi sangat menikmatinya dan mengenakan kacamata hitamnya. “Suruh mereka menabrak mobil Kaira. Jadikan itu sebagai sebuah kecelakaan beruntun!” pinta Kalindi dengan senyuman licik.
“Saya mengerti, Nyonya.” Jawab anak buahnya yang segera memulai panggilan masuk.
Tit! [“Segera selesaikan, ini perintah dari nyonya Kalindi.”] Ucap pria itu seperti apa yang diminta bosnya.
“TOLONG LEBIH CEPAT DAN SALIP MOBIL DI DEPAN!” Pinta Kaira yang kini terlihat panik saat mobil di belakang mulai semakin laju dan menabrak nya.
Bruakk! Bruakk!
Bagian belakang mobil, hancur, begitu juga mobil yang menabraknya.
Kaira berpegangan dengan sangat erat saat mobil musuh terus mencoba menabrak mobilnya cukup keras. Bahkan sopir Kaira pun tiba-tiba memperlambat laju mobilnya.
“APA YANG KAU LAKUKAN? CEPAT INJAK GAS NYA, MEREKA AKAN MENABRAK KITA!” sentak Kaira yang masih tak mendapatkan respon dari sang sopir.
“Maafkan saya Nyonya. Tapi ini perintah dari nyonya Kalindi.” Kata sang sopir tadi yang membuat Kaira terkejut bukan main. Tentu, seperti yang Kairo katakan bukan, bahwa sangat susah melawan keluarga sendiri.
Kaira langsung mencoba membuka pintu mobil, namun terkunci. “Buka pintunya!” pinta Kaira menatap tajam ke sopir tadi.
Bruakk!! Lagi, mobilnya ditabrak cukup keras dan hampir membuat Kaira terjungkal dan kepalanya terbentuk ke dinding mobil hingga berdarah.
“AKU BILANG, BUKA PINTUNYA!!” sentak nya penuh amarahnya.
Namun sopir tadi masih mengabaikan nya, hingga Kaira menoleh ke kiri dan melihat mobil musuh yang siap menabraknya lebih keras lagi dari belakang. Napasnya yang memburu, kini mulai terdengar santai deru napasnya.
Wajah tegang Kaira mulai tak ada harapan saat dia memejamkan matanya lalu seketika mencoba meninju kaca mobil berulang kali dan tak peduli meski tangannya harus terluka.
Ciitttt!!!! dengan sengaja sopir tadi malah banting setir yang membuat Kaira terpental ke dinding mobil hingga terjatuh di bawah kursi. “Ssshhh— aakhh...” pekik nya kesakitan dan seperti remuk tulang-tulang di tubuhnya.
Kaira mencoba bangun dan duduk, menoleh ke kanan saat melihat mobil musuh yang sejak tadi menabrak nya, kini sudah siap melaju dan akan mendorongnya hingga ke jurang.
VROOMMMMM.....
Tak tahu lagi harus apa, Kaira hanya bisa merasakan napas memburunya lewat mulut dan wajah pasrah yang terus menatap lekat ke mobil musuh yang mulai melaju tepat di depan matanya.
BRUAKKKKK!!!
kita lihat reaksi rasiq & kalindi selanjut nya & tindakan apa yg kairo akan lakukan buat para penghianat2 itu..