Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. pendapatan pertama anak-anak
sementara di posisi Lina.
dia akhirnya tiba di kios kecil milik Tita dan ibunya. dan di sana terlihat beberapa orang yang datang untuk membeli.
"assalamualaikum"
Lina pun langsung memarkirkan sepeda itu dengan baik. dan mengambil kotak bekal makanan yang besar yang diisi dengan beras itu dan juga di kotak yang lain ada ikan yang sudah digoreng dan diberikan sambal.
"waalaikumsalam! kamu sudah datang Lin ?"
"Iya nih! makan dulu yuk.?" ajak Lina. Tita pun menoleh ke arah kedua temannya.
"kalian makan duluan saja. kalian sisahkan saja untukku. kita tidak bisa makan sama-sama, biar aku yang jaga kios dulu." ucap kita sambil mengambilkan pesanan ikan dari para pelanggannya itu.
Lina dan Sari yang mendengar penuturan itu terdiam. mereka tentu saja tidak enak harus makan terlebih dahulu. sementara tita yang menyadari ekspresi teman-temannya Langsung kembali berkata setelah pembeli pembeli itu.
"nggak apa-apa kok.. kalian duluan saja makannya. aku yang jagain. setelah selesai baru aku makan." ujarnya dengan ramah.
"Ya nggak gitu juga lah.. lebih baik kamu aja dulu yang makan sama Lina, biar nanti aku yang makan belakangan." usul Sari.
"mm.. Kalian pasti segan ya.? Ya udah deh kalau begitu, nggak papa Ya aku sama Lina dulu yang makan ?" ucap tita kepada Sari yang langsung direspon dengan anggukan kepala.
akhirnya tanpa membuang-buang waktu lagi, Mereka pun langsung makan dan menyisihkan untuk Sari. mereka tak mungkin memberikan makanan sisa untuk teman mereka. jadi sebelum mereka makan, mereka sisahkan dulu untuk teman mereka agar makanan itu tak terkesan sisa yang diberikan kepada Sari.
mereka berdua makan dengan nikmat dan juga cepat. karena saat menuju jam 02.00 dan jam 03.00 sore, para pembeli semakin datang membuludak. hal itu tentu saja membuat cari kewalahan melayani para pembeli pembeli itu.
setelah Lina dan Tita selesai makan, Mereka pun langsung memaksa Sari Untuk menghentikan pekerjaannya terlebih dahulu dan makan siang terlebih dahulu walaupun sudah sangat telat dan tertunda. sementara keduanya, mereka Langsung bergerak cepat melayani para pembeli dan juga membersihkan beberapa ikan dengan teknik khusus. sehingga membuat mereka tak perlu menunggu lama.
dan tak terasa, setengah enam sore kita dan kedua sahabatnya pun kini telah sampai di rumah reot milik Ibu Susan. tetapi walaupun begitu, di dalamnya rumah itu bersih dan nyaman ditinggali.
"kalian sudah pulang ? sana mandi dulu. Ibu sudah siapkan air hangat untuk Kalian bertiga." ucap Ibu Susan kepada ketiga anak perempuan tersebut.
tita dan teman-temannya pun langsung mandi secara bersamaan. hal itu mereka lakukan juga untuk menghemat waktu. Karena berhubung, waktu maghrib sudah mulai mepet.
****
Setelah semua aktivitas itu selesai, baik salat magrib maupun makan malam, Ibu Susan dan ketiga anak perempuan itu sudah berkumpul di ruang tamu. tak lupa pintu rumah sudah mereka tutup dari dalam dan kunci.
terlihat ketiga anak perempuan itu sedang fokus menghitung lembaran-lembaran uang yang didominasi dengan warna merah dan warna biru. sementara yang warna hijau, ungu dan juga kuning itu tidak seberapa.
"Alhamdulillah, hari ini terkumpul sekitar Rp 20.300.000." ucap kita setelah semuanya dihitung dan di akumulasi.
"alhamdulillahirobbilalamin.." seru mereka dengan serentak.
Lina dan Sari pun langsung saling memandang dengan senyuman. di kepala mereka terlintas pikiran, kalau memang pantas kita membeli sepeda dan juga handphone. toh per harinya mereka mendapatkan uang seharga puluhan juta dan bahkan tak mengeluarkan modal apapun.
"luar biasa sekali ya..? kalau begini caranya kan untung besar." ucap Lina dengan bangga.
"betul Lin.." Tita pun langsung memberikan bagian kedua temannya sebanyak 2.500.000 per kepala.
"ini untuk kalian berdua. dimanfaatkan dengan baik ya." ucap kita sambil memberikan mereka uang.
Lina dan Sari yang melihat hal itu langsung berbinar. dan bahkan mulut mereka Langsung menganga tidak percaya.
"apa ini nggak kebanyakan ta ?" tanya Lina Yang penasaran.
"itu sepadan nak. menjaga kios dan menjual ikan itu tidak mudah. pasti tangan kalian lecet-lecet karena terkena sirip ikan kan ? belum lagi menyerok ikan, pekerjaan itu sangat melelahkan. sebenarnya ini masih lah sangat kurang, tetapi sudah lebih dari cukup untuk kalian." ucap Ibu Susan dengan lembut.
Sari dan Tina yang mendengar penuturan itu langsung tersenyum bahagia.
"ini beneran Bu!!" seru Mereka lagi dan langsung dibalas anggukan kepala dari Ibu Susan.
"wah makasih ya Bu!!" seru Lina dengan mata yang berkaca-kaca. seumur-umur, dia belum pernah dan baru pertama kali ini memegang uang yang banyak.
"dengan uang ini, kita bisa membayar uang SPP kita dan juga membayar uang buku. Alhamdulillah.. makasih ya Bu, ta.." sambung Sari dengan mata yang berkaca-kaca.
Ibu Susan yang mendengar penuturan itu juga ikut meneteskan air matanya. sebagai orang yang pernah mengalami kehidupan sulit seperti itu tentu saja paham bagaimana rasanya.
dan hari ini dia membuktikan kalau dirinya ternyata bisa berguna untuk orang lain. di dalam hati dia juga berdoa kepada yang maha kuasa agar dirinya bisa selalu sehat. biar nanti bisa menciptakan lapangan kerja untuk yang lain, kalau niat itu terpenuhi.
"sama-sama nak.. yang pasti setiap hari Minggu kalau kalian tidak capek dan lelah, kalian bisa datang untuk membantu bantu ibu di sini. sekalian juga bisa dapat uang jajan." ucap Ibu Susan dan langsung menerima uang yang diberikan oleh putrinya.
Tita juga menerima uang agar dirinya bisa dapat tabungan, tetapi nominal uang yang diterima kita itu tentu saja tidak seberapa. dia hanya menerima uang sekitar 500 sampai 800.000 per harinya. itupun kalau dia membantu ibunya berjualan.
bukan Ibu Susan pelit, hanya saja kita ingin melatih dirinya sendiri agar usahanya juga bisa dihargai, dan juga tidak memakan uang tanpa kerja keras dirinya. apalagi ibunya dan juga dirinya memiliki agenda untuk membangun rumah. setidaknya, kehidupan mereka bisa jauh lebih baik.
"iya Bu insya Allah.."
"ya sudah. sebentar lagi masuk salat isya. Kalian bertiga siap-siap ya." ucap Ibu Susan lagi.
Lina serta Sari langsung mengangguk, mereka dengan cepat mengusap air mata mereka dan beranjak dari sana. mereka menyimpan uang itu di dalam tas sekolah mereka. dan kemudian beralih ke kamar mandi untuk berwudhu.
begitu pula dengan Tita. Setelah itu mereka Langsung melaksanakan salat isya secara berjamaah. sebelum akhirnya, mereka beristirahat dan melepaskan kepenatan mereka setelah beraktivitas seharian.
begitu pula dengan Ibu Susan, Ibu Susan yang terbiasa tidur cepat itu, langsung terlelap. padahal dia hanya beraktivitas sedikit di samping rumah.
Kl surya gak tegas ma rukmi makin hancur dah hidupnya