NovelToon NovelToon
PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

PERJUANGAN PUTRI HUANG JIAYU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:27.9k
Nilai: 5
Nama Author: Athena_25

Putri Huang Jiayu putri dari kekaisaran Du Huang yang berjuang untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah membunuh keluarganya dengan keji.

Dia harus melindungi adik laki-lakinya Putra Mahkota Huang Jing agar tetap hidup, kehidupan keras yang dia jalani bersama sang adik ketika dalam pelarian membuatnya menjadi wanita kuat yang tidak bisa dianggap remeh.

Bagaimana kelanjutan perjuangan putri Huang Jiayu untuk membalas dendam, yuk ikuti terus kisah lika-liku kehidupan Putri Huang Jiayu.

🌹Hai.. hai.. mami hadir lagi dengan karya baru.
ini bukan cerita sejarah, ini hanya cerita HALU

SEMOGA SUKA ALURNYA..

JIKA TIDAK SUKA SILAHKAN DI SKIP.
JANGAN MENINGGALKAN KOMENTAR HUJATAN, KARENA AUTHOR HANYA MANUSIA BIASA YANG BANYAK SALAH.

HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athena_25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

LUKA DI BAWAH LANGIT KELAM

Dendam berdarah menggores wajah,

Darah mengalir, menetes di wajah sang rembulan

Mengganti takdir yang sudah di tawan,

Kuda melesat meninggalkan nestapa.

Seorang pelarian, seorang pendendam,

Di perbatasan nasib, terantai sebuah rahasia,

Di padang rumput asing, sebuah nasib baru bermula.

🍎🍎🍎🍎

Di depan Penginapan Chai Wan

Bukan hanya jeritan kesakitan, namun ledakan kemarahan, rasa malu, serta kekalahan yang keluar dari mulut Huang Su.

Darah segar mengucur deras dari goresan memanjang di wajahnya yang dulu sempurna, membasahi tanah berdebu yang menempel di kulitnya. Dia menjerit lebih keras, karena hancurnya harga diri daripada lukanya.

Sebelum siapa pun bisa bereaksi, Jiayu sudah berada di atas pelana kudanya. Nafasnya tersengal, namun matanya membara dengan tekad baja.

Tatapannya yang terakhir pada Chang Ming bukan lagi tatapan rindu, melainkan sebuah pisau dingin yang menyayat ribuan kenangan manis sekaligus mengubur sisa-sisa perasaan yang tersisa. Itu adalah tatapan perpisahan yang getir, penutup dari sebuah babak kehidupan yang pahit.

“Ming-ge! Tolong aku! Huhuhu!” jerit Huang Su histeris, tangannya mencakar-cakar udara, memanggil suaminya yang masih terpaku bagai patung.

Darah di wajahnya semakin banyak akibat gerakannya yang tak terkendali.

“Kenapa kalian diam saja! Cepat tangkap jalang itu! Dasar prajurit bodoh dan tak berguna!”

Umpatannya akhirnya membangunkan Chang Ming dari keterpanaannya. Dengan wajah pucat pasi, dia segera mengangkat istrinya yang terus meronta dan membawanya ke dalam kereta. “Tenang, Su’er. Kita pulang ke istana. Tabib istana pasti bisa mengobatimu,” bisiknya menenangkan, tapi hatinya dipenuhi kegelisahan yang tak terucap.

Di atas pelana, Jiayu memacu kudanya secepat angin. Baru sekarang, di tengah kebebasan palsu yang dikejarnya, setitik air mata akhirnya berani keluar.

Angin menerpa wajahnya, mengeringkan air mata itu sebelum sempat jatuh, seolah alam pun tak mengizinkannya untuk terlihat lemah. Setiap hempasan angin terasa seperti cambukan yang melepaskan segala bendungan emosi selama ini.

Pertemuannya dengan Chang Ming bagai membuka luka lama, namun juga mematri tekadnya dalam baja.

Dia harus kuat...

Untuk dendam...

Untuk bertahan hidup. Dan untuk tidak pernah lagi menjadi orang yang lemah, yang bisa disakiti, dikhianati, dan ditinggalkan.

Para prajurit yang diperintah Huang Su bergegas mengejar, sementara salah seorang dari mereka melaporkan kejadian itu ke istana.

Di balai kemewahan istana, Kaisar Huang Rong menggebrak tahtanya saat mendengar laporan itu.

Wajahnya merah padam oleh amarah dan rasa kekecewaan.

“Tangkap Huang Jiayu hidup-hidup! Jangan sampai kehilangan jejaknya lagi! Susuri setiap sudut, setiap daerah terpencil sekalipun, di seluruh kekaisaran Du Huang!” titahnya menggelegar, memenuhi seluruh ruangan dan membuat para menteri gemetar ketakutan.

Sementara itu, di balai pengobatan, teriakan Huang Su semakin menjadi-jadi.

“Dasar tabib bodoh! Kalian bisa tidak mengobati? Kalian harus membuat wajahku kembali cantik seperti semula!” Tangannya melempar sebuah guci obat hingga pecah berantakan.

“Jika kalian tidak bisa, kalian dan seluruh keluarga kalian akan menerima akibatnya!”

Ancaman itu menggantung di udara, membuat para tabib istana yang sudah berpengalaman pun gemetar. Mereka bukan tidak tahu betapa kejamnya sang putri dan kekuasaan keluarganya.

Kaisar Huang Rong dan Permaisuri Lan Fang bergegas masuk.

Permaisuri Lan langsung menjerit histeris melihat keadaan putri kesayangannya. “Astaga! Huhuhu putriku!” dia merangkul Huang Su yang terus menangis.

“Bangsat Huang Jiayu!” umpat Kaisar Huang, tangannya mengepal. “Bagaimana bisa dia melakukan ini kepada saudarinya sendiri?” Dua sejoli penguasa itu seolah lupa pada dosa-dosa mereka di masa lalu, pada darah yang mereka tumpahkan dari keluarga kakaknya.

🍋🍋🍋🍋

Sementara itu, Jiayu memacu kudanya tanpa henti. Hutan di perbatasan mulai menebal, dan dia dihadapkan pada persimpangan.

Hatinya berdebar, jika dia menuju arah timur, menuju desa Shenzhen tempat adiknya, Jiang'er, disembunyikan.

Tapi itu akan membahayakan nyawa adiknya dan penduduk desa yang melindunginya. Dengan hati berat, dia menarik tali kekang ke arah barat—menuju padang rumput Kekaisaran Long Bao, daerah netral yang terkenal brutal jika diganggu. Tempat dimana para pengejarnya mungkin harus berpikir dua kali jika ingin masuk.

Dia menarik napas dalam. "Jiang'er, maafkan jie-jie untuk sementara waktu jie-jie tidak bisa pulang," Jiayu menarik napas dalam lalu menghembuskannya.

"Semoga kau baik-baik saja dan tetap kuat di saat jie-jie tidak bersamamu" bisiknya lirih, hatinya hancur oleh keputusan yang harus dia ambil.

Dia mencambuk kudanya dan membelok ke barat.

Dia memacu kudanya dengan cepat, menembus semak dan melewati padang rumput yang mulai menguning.

Dari kejauhan, perbatasan Kekaisaran Long Bao sudah terlihat. Tapi para pengejarnya semakin dekat. Suara derap puluhan kuda dan teriakan Jenderal Su, pemimpin pasukan, menggema.

“Tangkap Putri Jiayu! Jangan sampai dia lolos!”

Jiayu memukul kudanya lebih keras lagi.

“Aku tidak boleh tertangkap! Aku harus hidup!” tekadnya membara. Bayangan keluarganya yang terbunuh mengenaskan menjadi semangatnya untuk terus melaju.

Dia sampai di sebuah desa perbatasan yang sangat ramai. Ternyata, desa Longan sedang mengadakan pesta rakyat untuk merayakan hasil ternak yang melimpah.

Orang-orang berkumpul, menari, dan tertawa riang. Mereka semua bersukaria, anak-anak kecil berlarian kesana kemari. Jiayu segera turun dari kudanya dan menyelinap di antara kerumunan, berharap bisa menyamar.

Dugh!

"Argh!"

Bruukk!

Jiayu menabrak seseorang hingga jatuh terduduk. Rupanya seorang gadis yang sedang asyik menari dengan piring buah di tangannya. Buah-buahan berhamburan, dan gadis itu duduk terpaku di tanah dengan ekspresi kesal dan kaget.

“Aduh, sakit sekali pantatku!” keluh gadis itu sambil menggosok-gosok bokongnya, mencoba berdiri. Wajahnya yang cantik dengan mata besar yang lincah kini berkerut kesakitan.

Jiayu, yang masih waspada, buru-buru membungkuk.

“Maafkan aku, nona. Aku sedang terburu-buru jadi tidak melihat jalan,” katanya singkat, lalu berbalik ingin pergi.

"Woi, Tuan! Enak saja mau pergi begitu saja setelah membuatku jatuh dan mungkin membuat pantatku memar!" gadis itu membalas, bangkit dengan geram.

Dia melirik Jiayu dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kau pikir ini selesai hanya dengan kata 'maaf'?" ucapnya lantang sambil melotot,

"Lalu apa yang Nona inginkan?" jawab Jiayu sedikit frustrasi.

"Haruskah saya pijat pantat Nona supaya tidak sakit lagi?" ucapnya tanpa berpikir, mencoba mencari celah untuk kabur.

Gadis itu melotot, pipinya memerah. “Kau—!” jarinya menunjuk-nunjuk hidung Jiayu.

“Dasar pemuda mesum dan tidak tahu sopan santun! Pantat seorang gadis mana boleh dipijat sembarangan! Itu adalah… itu adalah… pusat keseimbangan tubuh!” protesnya dengan logika yang ngawur.

Beberapa orang sekitar mulai tertarik dan melihat mereka. Dan dari balik kerumunan itu, Jiayu melihat beberapa prajurit Du Huang yang sedang menyisir kerumunan, mata mereka tajam saat mencari.

Walau mereka tak bersenjata, karena pasti saat masuk ke desa senjata mereka di larang untuk di bawa masuk, namun jika Jiayu menghadapi jendral Su dan pasukannya dia pasti kalah telak.

Jiayu reflek darahnya berdesir, tanpa pikir panjang, dia menarik gadis itu dan mendorongnya ke dinding tenda di samping mereka.

Tubuhnya menempel pada gadis itu, wajahnya sangat dekat, lalu dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher gadis aneh yang dia tabrak tadi, untuk menghindari pandangan para prajurit. Dia memeluknya erat, berpura-pura sebagai sepasang kekasih yang sedang bermesraan.

“Hei! Apa yang kau— mmph!” protes gadis itu, tapi suaranya tertahan karena mulutnya di bungkam dengan tangan oleh Jiayu.

Gadis itu awalnya kaku, marah, dan siap untuk menggigit. Tapi sesuatu terasa aneh. Tubuh yang mendekapnya tidak sekeras dan sebesar yang dia kira. Ada kelembutan dalam pelukan itu.

Dan wanginya… bukan wangi keringat prajurit atau petani, melainkan wangi sabun yang sederhana tapi harum. Pipi yang menempel di pelipisnya terasa halus.

Setelah beberapa saat yang terasa seperti selamanya, Jiayu merasa para prajurit sudah pergi. Dia melepaskan pelukannya dan mundur selangkah. “Maaf atas kelancanganku, nona. Itu tadi keadaan darurat,” katanya singkat, lalu berbalik untuk pergi.

Tapi gadis itu dengan cepat menangkap lengan Jiayu. Cengkeramannya kuat untuk seorang gadis. Matanya yang tajam dan penuh rasa ingin tahu menyoroti wajah Jiayu yang sedikit berdebu, tapi masih terlihat garis-garis halusnya.

Dia melihat pakaiannya yang robek, tapi kainnya bagus. Dia melihat ketakutan dan keteguhan yang beradu di mata itu.

“Kau…” ujarnya, memicingkan matanya. “Kau bukan laki-laki, bukan?” desaknya, suaranya berbisik penuh penasaran. “Dan kau bukan dari sini. Siapa kau sebenarnya?”

Jiayu yang mendengar pertanyaan itu seketika membelalakkan matanya.

.

🌹Hai... hai... Sayangnya Mami🤗

Wah gimana nih?

Akankah Jiayu jujur? Atau dia nekad melarikan diri lagi?

Ikuti terus cerita mami Athena ya...

JANGAN LUPA KASIH LIKE & KOMEN, VOTE SERTA HADIAH JUGA YAAA...

TERIMA KASIH SAYANGKU🥰🥰🥰

1
Dewi Ink
mungkin mereka akan kerjasama nanti
Dewi Ink
dia juga putri ternyata . pasti udah lama bgt
Dasyah🤍
atasga kenapa ngak nutup mulut mu dek
Dasyah🤍
wkwkwk,ini Kakek kayaknya punya hobi tersendiri mengata ngatai 🤣
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
hmm ide apa nih, jadi penasaran 😆
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
si kakek udh tua tapi jeli, orang sakti nieh... /Shy/
🖤⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞
wkwkwk tangannya borosss /Facepalm/
Jemiiima__
ling jun yuhuuuu
btw dia jd Sekutu atau musuh ya klo udh saling tau
Jemiiima__
sperti biasa linhao dengan celetukannya /Facepalm/
Jemiiima__
km pasti sengaja ya dufeng krn gamao kerja /Smug/
Jemiiima__
kerasa bgt vibes pesta rakyatnya 😍
Penapianoh📝
🤣🤣 lin hao sini duel klo lg gabut, bisa-bisanya hdup tenang malah nyari mslh
Penapianoh📝
ngk ngilu kah cabut anak panah yg nancap d dada itu😩
Drezzlle
Mungkin saat tadi Sia keceplosan, dan sekarang dia memainkan perannya lagi untuk berpura-pura
Drezzlle
Takut kalau ini jebakan ya, kan Jiayu
Avalee
Siaa wkk jiayunya ga enak lah, setelah semua yg terjadi. Mingkin bisa aja sih dia tendang kepala kau, tapi kan itu ga mungkin bgt 🤭😮‍💨
Avalee
Km ga salah denger, ak aja tau kok 🤭🤭
Septi Utami
kejahatan bukan karena niat kadangkala juga karena situasi yang membuatnya terjepit sehingga harus berbuat ''jahat"
bluemoon
pasti brisik tapi walaupun brisik orang seperti juga pasti seru
Mutia Kim🍑
Sini biar kepala kau saja yg ku t*bas🤬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!