Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.
Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.
Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15.
Disky langsung pulang setelah selesai makan malam bersama Nadilla dengan Bu Gita di rumah nya.
Pulang tidak membawa tangan kosong, Pria itu di beri bingkisan oleh Bu Gita.
Cukup senang memang, akan tetapi itu tak sebanding dengan pikiran yang carut marut setelah dari rumah Nadilla.
Sengaja mengajak Nadilla pulang karena tujuan sebenarnya emang mau mampir ke rumah Maurel yang tidak jauh dari Rumah Nadilla.
"Maurel" Panggil Disky.
Tak hanya Maurel yang menoleh, disana juga ada Rahma dengan Okta, seseorang yang kebetulan satu kelompok dengan Nadilla di mata pelajaran seni.
"Loh kok kesini? Kamu bukan nya lagi sakit sayang?" Maurel menghampiri pria itu.
Tatapan Rahma saat itu menjadi tajam. Tidak mungkin kalau Disky datang kesini kalau ada sesuatu yang ingin di sampaikan.
"Maurelita Wulandari, ingat loh kita masih ngerjain tugas" Tegur Rahma.
"Break dulu Rahma"
"Ya ampun"
"Santai aja, saya kesini cuma sebentar" Disky langsung membawa Maurel ke suatu tempat yang tidak jauh dari rumah nya.
"Sebenarnya ada apa sih?" Tanya Maurel. kini gadis itu mulai curiga, bahkan takut jika apa yang disampaikan oleh Disky akan menyakiti hatinya.
Dan benar saja terjadi, dari tatapan Disky yang sejak awal datang sudah serius.
Ia mengungkapkan kalau ingin putus dengan Maurel.
"Sayang seriusan, jangan becanda ah"
"Iya, saya serius mau putus sama kamu"
Maurel langsung terdiam dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Maaf rel kalau saya dadakan ngasih kabar ini, tapi kita beneran harus putus"
"Kenapa? Kok tiba-tiba mau putus, saya gak mau!!!!!" Teriak Maurel.
"..." Disky tidak ingin mengungkapkan alasan putus dengan nya itu apa.
"Katakan kamu itu lagi buat prank kan? Kamu lagi ngerjain saya kan, saya tau kok" Maurel mencoba tertawa sembari meyakini diri.
"Dibilang saya lagi serius"
Maurel menggeleng kepala, tatapan nya mulai kosong, hingga air mata yang ia tahan-tahan lolos begitu saja keluar dengan sendirinya.
"Jahat kamu ya, salah saya apa, saya selalu ngertiin kamu, saya selalu sabar dengan sikap kamu, saya selalu setia sama kamu, ini balasan dari semua itu?"
"..." Disky kini terdiam.
"Saya benci kamu!" Kata Maurel, sebelum itu ia menampar pipi pria itu, kemudian pergi meninggalkan Disky dengan berlari.
Sampai dimana Maurel berkumpul kembali bersama kedua teman nya, gadis itu langsung memeluk erat Rahma untuk menumpahkan semua air matanya.
"Kamu kenapa Rel?" Tanya Rahma. Okta pun menanyakan hal yang sama dengan Rahma, Maurel menceritakan tentang hubungan putus nya dengan Disky.
Maurel menangis cecegukan, hal itu membuat Rahma memberikan pelukan balik untuk Maurel, membiarkan tubuh nya menjadi penenang gadis itu.
Sambil menatap Disky yang langsung pergi menggunakan sepeda motor.
**
Keesokan harinya.
Nadilla dibuat bingung dengan suasana kelas, yang biasa ramai karena suara Maurel, kini gadis itu menjadi pendiam.
Semua teman sekelas nya pun ikut terdiam, tidak percaya kalau pasangan yang sudah mereka anggap bakal jadi calon suami istri bakal putus di tengah jalan.
"Nadilla" Panggil Rahma, hanya dia yang ceria saat Maurel bersedih.
"Tumben banget ya kelas sepi" Nadilla duduk setelah menaruh tas di atas meja. Lalu kaget tiba-tiba Rahma membisik sesuatu "Maurel habis putus sama Disky"
Nadilla Menoleh lalu terkejut "Serius" Kata Nadilla.
"Iya seriusan"
Nadilla penasaran dan pergi ke tempat duduk Maurel.
