alex yang sedang berada di titik terendah dalam hidup nya, secara kebetulan menginstal game yang membuat nya bisa pergi ke dunia lain untuk menjadi kuat, lihat kisah alex yang sebelum nya pecundang yang lebih rendah cacing tanah berubah menjadi naga yang memandang rendah segala nya.
ini novel pertama saya jadi jika ada yang kurang nyaman saat membaca novel saya silah kan beri saran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ash zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"pertandingan ke 7 di mulai, yang mendapat nomor 700-800 silahkan naik ke arena." ucap stevano.
Gladius yang mendengar itu langsung berjalan ke arena, dan menatap alex seolah berkata lihat aku.
Alex yang melihat itu mengabaikan nya.
Gladius yang melihat alex mengabaikan nya merasa kesal, gladius yang merasa kesal niat membunuh nya keluar.
Stevano melihat satu persatu peserta dengan puas, "kualitas peserta tahun ini lebih baik dari tahun sebelum nya, yang menandakan peningkatan kualitas umat manusia semakin membaik." ucap stevano dalam hati.
Stevano terus melihat para peserta hingga melihat gladius dia berhenti. "niat membunuh yang sangat besar, arnold pengkhianat itu berani nya mengirim putra nya kemari, tapi aku tidak bisa berbuat apa apa semoga saja ada seseorang yang berani membunuh nya."
Stevano yang melihat semua peserta sudah naik ke arena langsung memulai nya. "pertandingan di mulai."
Gladius langsung mengeluarkan senjata nya yang sedikit unik.
Alex yang melihat senjata gladius merasa tertarik, "senjata yang sangat unik, tapi senjata itu sangat cocok dengan kepribadian nya yang kejam dan buas." ucap alex dalam hati.
Gladius yang memegang senjata tersenyum cabul, "matilah kalian semua." teriak gladius dengan semangat.
Peserta di sekitar gladius merasa ngeri mendengar itu, namun sebelum mereka bisa menjauh mereka terkena serangan gladius.
Slash slash slash.
Crest Crest crest.
Peserta yang terkena serangan gladius kematian mereka sangat kasihan, karna ada yang terpotong setengah kepala nya, ada yang organ dalam terlihat dari luar dan harus menunggu waktu kematian nya.
Alex yang melihat itu merasa kasihan kepada peserta yang lain, walaupun alex akan membunuh lawan nya, alex akan membunuh nya tapa merasa kan rasa sakit jika keadaan nya memungkinkan.
Alex menutup mata nya, karna tidak ada yang bisa di lihat karna hanya dari jeritan nya saja alex tau seberapa menderita nya peserta yang satu arena dengan gladius.
10 menit kemudian.
"selamat nomor 738 menenangkan pertandingan ke 7." setelah mengatakan itu stevano langsung mengatur beberapa orang untuk membersikan anggota tubuh dan tubuh yang berserakan di arena.
Gladius yang sudah menang berjalan ke arah tempat duduk nya dengan tubuh penuh darah, sampai nya di tempat duduk gladius langsung duduk seolah olah tidak ada yang terjadi.
"bisa kah kau menjauh dari ku, bau mu terlalu menyengat." ucap alex yang tidak tahan dengan bau amis yang di hasilkan darah di tubuh gladius.
"siapa kau menyuruh ku." jawab gladius dengan dingin.
Alex yang mendengar itu pun langsung berdiri dan mencari tempat duduk lain, alex yang sudah mendapatkan tempat duduk baru berkata. "jika kau berani ke sini, aku akan langsung membunuh mu."
"hahaha apa kau pikir aku takut pada mu." ucap gladius sambil memancarkan niat membunuh.
"kalo begitu coba lah." jawab alex sambil mengeluarkan niat membunuh.
Alex yang mengeluarkan niat membunuh langsung menekan niat membunuh gladius. "dasar sampah." ucap alex.
Gladius yang mendengar itu sangat marah hingga dia menggertakan gigi nya, namun gladius hanya marah tidak melakukan apapun karna memang dia kalah dalam adu niat membunuh.
Stevano yang kebetulan melihat kejadian itu tersenyum. "hahaha bagus, aku tau kau tidak sederhana bocah, maka bunuh lah dia dan aku akan melindungi mu dari konsekuensi nya." ucap stevano dengan transmisi suara.
Alex yang tiba tiba mendengar suara di kepala nya sedikit terkejut, namun alex menjadi tenang dengan cepat seolah tidak ada yang terjadi.
"hahaha bocah ketenangan mu luar biasa, aku stevano walikota flores, apakah kau sekarang percaya perkataan ku." ucap stevano dengan transisi suara.
Alex yang mendengar itu mengangguk sedikit sebagai tanda dia percaya, namun alex tidak peduli dengan kata kata stevano karna alex memang sudah ingin membunuh gladius. "konsekuensi itu tidak penting, selagi kekuatan ku cukup tidak ada konsekuensi." ucap alex dalam hati.
Stevano yang melihat alex mengangguk tersenyum puas, pandangan nya di alihkan ke arena, stevano yang melihat sudah tidak ada bagian tubuh di atas arena langsung memulai pertandingan.
Alex melihat banyak sekali darah tergenang di arena memiliki sebuah ide, alex menutup mata nya agar orang orang menganggap sedang tidur.
Alex mengunakan skill kontrol darah yang dia miliki, untuk membentuk jarum darah dari darah yang berada di arena.
Alex membutuhkan banyak usaha untuk membentuk jarum darah yang dia inginkan, karna keinginan alex adalah membuat jarum darah yang bisa membunuh pejuang gen. Tingkat 6.
30 menit kemudian..
Alex yang sudah berhasil membuat 198 jarum darah tanpa ketauan peserta yang bertanding merasa puas, karna jarum darah yang dia buat sama dengan kekuatan yang dia inginkan, alex merasakan bahwa tenaga di tubuh nya hanya tersisa 10% persan saja, alex hanya tersenyum masam. "skill yang bagus tapi konsumsi nya mengerikan." ucap alex dalam hati.
"pertandingan ke 8 selesai pemenang nya nomor 895, " ucap stevani dan langsung menyuruh beberapa orang untuk membersikan anggota tubuh yang berserakan di arena.
Setelah beberapa saat angota tubuh yang berserakan di atas arena sudah tidak ada, stevano langsung memulai pertandingan karna menantikan apa yang di lakukan alex. "pertandingan ke 9 di mulai, nomor 900-1000 silahkan naik ke arena." ucap stevano dengan sedikit bersemangat.
Alec berjalan menuju arena, sampai di atas arena alex menunggu peserta yang lain naik.
Setelah beberapa saat semua peserta sudah naik ke arena. "pertandingan ke 9 di mulai." ucap stevano dengan bersemangat karna ingin melihat trik alex.
Alex langsung mengontrol jarum darah dengan kecepatan penuh, setiap peserta mendapatkan 2 jarum darah, 1 di arahkan ke kepala 1 lagi ke jantung.
Weshh weshh weshh
Jreb jreb jreb
Tanpa ada masalah semua jarum darah alex tepat sasaran, yang membuat semua peserta tidak merasakan rasa sakit saat mati, dan mereka juga tidak mengerti kenapa mereka mati.
1 detik
2 detik
3 detik
5 detik
10 detik
"sial mereka semua kenapa tidak ada yang bergerak." ucap penonton yang kebingungan.
"tidak ada yang aneh mata mereka semua tidak berkedip." saut penonton yang lain.
"siaalll lihat lah lebih jelas, semua peserta mengeluarkan darah di kepala dan jantung nya, kecuali satu peserta." ucap penonton sambil menunjuk ke alex.
mendesis.
penonton yang melihat itu merasa ketakutan, karna mereka melihat bahwa semua peserta mati tanpa perlawanan.
"Pertandingan ke 9 berakhir, nomor 937 menang dan lanjut ke babak selanjutnya." ucap stevano.
Setelah ucapan stevano selesai, tubuh para peserta terkena angin langsung ambruk.
Mendesis.
Penonton yang lain nya, yang awal nya ragu apakah semua peserta benar benar mati atau tidak, namun ketika mereka melihat pemandangan itu mereka menelan ludah nya.
kumaha bisa kitu saya pinta penjelasan