Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Tok Tok Tok
Yuka pun masuk setelah mendengar Broto mempersilahkan masuk. Yuka mendekati sang mertua yang tengah sibuk dengan laptop nya. Kaca mata yang bertengger di hidung nya membuat aura Broto bertambah sangar.
Yuka menafsirkan jika semasa muda ketampanan Broto pasti tidak jauh berbeda dengan Artha. Secara fisik, Broto menurunkan kegagahan nya secara sempurna kepada Artha. Sementara itu, otak licik Broto sempurna di wariskan kepada Seno.
''Mohon maaf, Pak. Kita harus pergi ke tempat meeting sekarang!'' ujar Yuka santun.
Broto menatap Yuka beberapa detik, kemudian melepas kaca mata. ''Baiklah''.
Broto berdiri, menyambar jas di kursi lalu memakai nya. Tanpa sepatah kata pun, Broto berjalan lebih dulu, sedangkan Yuka hanya mengekori di belakang nya.
Sesampai nya di basement, jeka dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Broto dan Yuka. Namun, Broto mengatakan hal lain.
''Saya mau nyetir sendiri!'' ucap Broto meminta kunci mobil.
''Hah?'' Jeka terkisap. ''Ma maksud saya baik, Tuan. Ini kuncinya...' Jeka menyerahkan kunci mobil itu.
Broto pun duduk di kursi kemudi, sementra Jeka dan Yuka justru saling berpandangan, merasa bingung dengan sikap atasan.
''Apa kamu mau kita telat, Sekertaris Yuka?'' teriak Broto dari dalam mobil. Yang membuat Yuka dan Jeka berhenti bersitatap.
''Permisi,'' pamit Yuka kepada Jeka, kemudian tergesa gesa untuk masuk ke dalam mobil.
Jeka masih mematung di sana dengan pikiran tidak tenang. ''Tidak biasa nya Tuan Broto mau nyetir sendiri. Astaga, apa yang sebenar nya terjadi di keluarga Regatama?'' gumam nya khawatir.
***
''Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu. Kita akan kembali bertemu untuk membahas rencana selanjut nya.''
Broto menjabat klien nya begitu meeting untuk hari ini selesai.
''Sekertaris baru mu cantik sekali, Pak Broto,'' puji sang klien setelah menatap Yuka dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Yuka menganguk hormat sebagai ucapan terima kasih atas pujian itu, sedangkan Broto hanya tertawa renyah. Broto pun meminta diri untuk meninggalkan ruangan meeting itu.
Yuka menekan tombol agar lift terbuka, kemudian mempersilahkan Broto untuk masuk lebih dulu, lalu setelah itu Yuka baru melangkah masuk.
Begitu pintu lift tertutup, tanpa aba aba Broto langsung mendorong tubuh Yuka hingga membentur dinding lift.
''Papa...'' Yuka mendesah pelan.
''Kamu sengaja bermesraan di kantor, Yuka?'' mata Broto memandang Yuka tidak suka.
''Apa maksud, Papa?''
''Tadi pagi...'' kata Broto memancing Yuka agar mengingat kebersamaan nya dengan Artha pagi tadi.
Yuka menggeleng kan kepala tampak mengingat ngingat. ''Bersama Mas Artha, maksud nya?'' tebak Yuka.
Broto memutar mata malas, ''Kalau bukan dia, siapa lagi?''
Yuka tersenyum, ''Apa ini artinya Papa cemburu?''
Di dalam hati Yuka tertawa licik, dia yakin perlahan lahan Broto akan bersikap posesif terhadap diri nya. Dengan begitu Yuka akan lebih mudah mengusai Broto, lalu meminta Broto untuk melakukan apapun yang dia inginkan. Yuka yakin akan secepat nya bia menghancurkan keluarga Regatama.
Broto berdehem, kemudian melepas pundak Yuka. ''Bukan itu maksud saya. Saya cuma gak suka kalau kantor saya di pake buat mesra mesraan,'' alibi nya kentara sekali jika sedang berbohong.
Yuka kini terkekeh. ''Boleh Yuk tanya sesuatu?''
Broto menatap Yuka sebentar, kemudian kembali menatap lurus ke depan. Pria berjambang putih itu masih berusaha mempertahankan sikap dingin nya.
''Apa alasan Papa mempercepat kenaikan jabatan Mas Artha?''
Tanpa memandang sang menantu, Broto menjawab. 'Saya cuma ingin punya banyak waktu dengan mu.''
Kini Broto menoleh, ''Saya sengaja memecat sekertaris Erma, supaya ada alasan untuk membuat mu selalu berada di sisi saya.''
Yuka berkedip cepat, terkejut dengan alasan Broto. Ternyata Yuka adalah dalang di balik keputusan Broto yang terbilang terlalu cepat menaikan jabatan suami nya.
Tangan Broto kini terulur untuk menjangkau pipi Yuka, menatap lekat lekat sang menantu. Pelan tapi pasti, Broto mulai mencondongkan kepala nya mendekat, kemudian hendak meraup bibir ranum Yuka. Namun, sebelum itu terjadi, pintu lift tiba tiba terbuka, menandakan bahwa kedua nya kini sudah sampai di lantai dasar.
Sontak Broto dan Yuka buru buru menjauh, mengatur jarak di antara mereka, karena di ambang pintu lift telah berdiri beberapa karyawan yang hendak menaiki lift.
Yuka dan Broto berusaha mati matian untuk menormalkan kegugupan mereka. Tetapi tetap saja masih terlihat salah tingkah.
Para karyawan yang berada di ambang pintu lift, hanya bisa terhenyak, saling menatap satu sama lain dengan kening berkerut. Mereka mungkin menyadari jika sudah terjadi sesuatu di antara Yuka dan Broto.
Broto berdehem, pura pura merapikan dasi, kemudian melangkah keluar dari lift. Sedangkan Yuka menutupi salah tingkah nya dengan pura pura merapikan anak rambut, padahal rambut nya yang tergerai sudah sangat rapi.
Kegugupan Broto dan Yuka berlanjut saat kedua nya kini memasuki lorong menuju basement. Broto hanya sesekali melirik Yuka. Sedangkan Yuka memeluk tablet, menatap lurus ke depan berusaha menetralkan jantung yang sedari tadi masih memompa darah dengan kecepatan tinggi.
Broto membukakan pintu mobil, Yuka pun buru buru masuk. Kemudian Broto duduk di kursi kemudi.
Yuka diam membisu, sedangkan Broto hanya menitikan jemari nya di stir mobil yang menciptakan bunyi tik tak tik tak.
''Sudah masuk jam istirahat, Yuka sudah janji sama Mas Artha mau makan siang di Regatama's Hotel. Boleh kah Papa mengantar Yuka? Atau Yuka naik taksi aja?'' tutur Yuka mencairkan suasana.
Broto melihat manik hitam Yuka beberapa detik, bukan nya menjawab, Broto justru langsung menyalakan mesin mobil, kemudian menginjak gas membuat mobil melaju.
Yuka salah sangka. Dia mengira Broto akan menurunkan nya di Regatama's Hotel, tetapi mobil itu tidak berbelok, melainkan tetap lurus ke depan. Broto melewati Regatama's Hotel begitu saja.
''Kenapa gak berhenti, Pa? Keluh Yuka.
Mendengar Yuka buka suara, Broto justru semakin menambah kecepatan mobil nya, dengan lihai Broto menyalip beberapa mobil di depan nya.
''Berhenti! Lebih baik Yuka naik taksi.'' Yuka mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Broto yang tidak berterus terang. Jika sebenar nya nggan mengantar Yuka ke Regatama's Hotel.
Drrtt Drrtt
Ponsel Yuka berdering, saat Yuka akan menerima panggilan itu, secepat kilat tangan Broto terulur untuk mencegah. ''Dari siapa?''
''Mas Artha. Yuka mau minta Mas Artha ke Regatama Tech saja.''
''Jangan...'' larang Broto. Mata nya sesekali melirik Yuka dan sesekali melirik jalanan mencoba fokus berkendara.
'' Maksud, Papa?''
''Katakan pada Artha kamu masih menemani sya di tempat meeting, dan akan sekaligus makan siang bersama klien.''
Yuka diam mencerna kalimat Broto.
''Cepat katakan. Karema ada yang perlu kita lakukan sekarang!'' pinta pria setengah abad itu, tetapi lebih terdengar menuntut.