Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 27 DRAMA BELI MOBIL
"Hei apa yang sedang kamu lakukan?" teriak Sonia langsung menghampiri Evan.
"Jangan sembarangan menyentuhnya, bagaimana jika tergores, apa kamu bisa menggantinya?" sambung Sonia.
Sonia yang panik segera mengelilingi mobil sport mewah itu dan mengeceknya. Sonia takut jika Evan merusak mobil tersebut, maka dirinyalah yang akan di salahkan.
Setelah memastikan bahwa mobil sport itu dalam kondisi baik-baik saja, Sonia baru bisa tenang menghela nafasnya.
"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk pergi, mengapa kamu masih berada di sini?" tanya Sonia dengan marah.
"Mobil ini aku suka, aku mau membelinya," balas Evan.
"Kamu benar-benar tidak tahu diri, apa kamu pikir ini adalah mobil mainan," ujar Sonia.
Sonia mengatakan bahwa mobil sport itu adalah mobil paling mahal di tempat ini. Mobil keluaran terbaru yang hanya ada beberapa buah saja di kota ini, bahkan hanya ratusan buah saja di produksi di seluruh dunia.
"Hei, sebenarnya ada apa?" tanya Zaki kepada Sonia.
Sonia juga menjelaskan kepada Zaki dan Nia bahwa pemuda di hadapannya ini adalah teman kampusnya dulu. Dia adalah seorang pekerja konstruksi bangunan yang datang mengatakan ingin membeli mobil di tempat ini.
Sonia sudah mengusirnya, tapi dia juga tidak mau pergi dan bahkan malah membuat keributan.
"Bocah, aku sudah banyak berjumpa dengan orang seperti dirimu," ujar Zaki kepada Evan.
"Kamu hanya ingin numpang foto dengan menggunakan background mobil mewah dan mengunggahnya di internet, kamu ingin menggunakan itu untuk menggoda wanita bukan?" sambung Zaki.
Evan sendiri tidak terlalu memperdulikan perkataan Zaki. Evan hanya ingin segera membeli mobil dan pergi karena masih ada hal yang harus di kerjakan.
Sonia yang berada di sebelah Zaki juga sangat tertarik dengan mobil sport mewah berwarna merah itu.
"Sayang, mobil ini bagus sekali, bagaimana menurutmu?" ujar Nia kepada Zaki.
"Jika kamu menyukai, aku akan membelikannya untuk mu," balas Zaki.
Sementara itu Sonia sendiri masih terus memaki Evan, sehingga membuat kupingnya terasa panas.
"Jika seperti yang tuan Zaki katakan, kamu hanya numpang foto saja untuk menggoda wanita, kamu benar-benar tidak tahu malu sama sekali," ujar Sonia.
"Sudahlah, katakan saja berapa harga mobil ini?" tanya Evan.
"Karena kamu begitu ngotot, harga mobil ini 25 milyar," jawab Sonia.
"Bagaimana, apa kamu sanggup membayarnya, sebelumnya aku katakan bahwa showroom ini tidak menerima uang mainan," sambung Sonia.
Sementara itu, seketika Zaki sendiri tampak begitu kaget mendengar harga mobil yang di inginkan oleh Nia harganya 25 milyar.
"Sayang, ayo segera kita beli mobilnya, aku sudah tidak sabar untuk mengemudikannya," ujar Nia dengan manja kepada Zaki.
"Eh..." Zaki tampak terdiam sambil menelan ludahnya sendiri.
Mobil ini harganya begitu sangat mahal sekali, bahkan penghasilan Zaki selama 3 tahun juga masih belum cukup untuk membelinya.
Jika dirinya punya uang sebanyak itu, lebih baik di gunakan untuk usaha dari pada membeli sebuah mobil.
"Sepertinya mobil itu kurang cocok, lihat saja modelnya, bila mengendarai, aku takut mobilnya jadi incaran para pencuri," ujar Zaki kepada Sonia.
"Tenang saja, aku tidak akan membawanya ke tempat yang sepi," balas Sonia.
"Sudahlah, aku akan membawamu ke tempat lain, aku pernah melihat mobil-mobil yang tidak kalah bagus, pasti kamu suka," ujar Zaki
"Tapi..." balas Sonia.
Belum selesai Sonia berkata Zaki langsung membawa Sonia pergi begitu dari sana.
"Dasar jalang, jika aku tidak mempertimbangkan betapa hebatnya kamu di ranjang, sudah lama aku meninggalkanmu," ucap Zaki dalam hati memaki Nia.
Mobil itu terlalu sangat mahal sekali, Zaki hanya berencana membelikan mobil yang harganya tidak lebih dari 2 milyar saja. Sejujurnya di rekening Zaki ada tabungan yang sudah dia kumpulkan selama beberapa bulan sebesar 2 milyar saja.
Sementara itu, Sonia tidak bisa berbuat apa-apa melihat Zaki pelanggannya pergi. Seketika wajah Sonia tampak begitu kesal karena dirinya tidak jadi mendapatkan bonus di karenakan Zaki tidak membeli mobil. Sonia beranggapan perginya Zaki karena Evan yang telah membuat keributan.
"Karena kamu ingin beli mobil, bagaimana jika kita bertaruh saja?" ujar Sonia kepada Evan.
"Bertaruh... maksudnya bagaimana?" tanya Evan.
"Kamu ingin membeli mobil sport ini bukan?" Sonia menunjuk ke mobil sport mewah berwarna merah di dekat mereka.
"Tentu saja, aku sangat menyukainya," balas Evan.
"Harganya 25 milyar, aku bertaruh jika kamu tidak akan mungkin punya uang untuk membayarnya," ujar Sonia.
Sonia begitu yakin Evan yang hanya bekerja sebagai pekerja konstruksi bangunan akan mustahil bisa mempunyai uang sebanyak itu. bahkan jika dirinya menjual ginjalnya juga tidak akan senilai 25 milyar.
Evan berkata ingin membeli mobil itu, pastilah hanya bualan saja untuk menimbulkan keributan. Evan sengaja menimbulkan keributan, agar pihak showroom memberinya uang dan memintanya untuk pergi, pikir Sonia.
"Jika kamu tidak mempunyai uangnya, maka kamu harus melepaskan pakaian mu dan pergi dari tempat ini hanya dengan menggunakan celana dalam saja," sambung Sonia.
Sonia sudah begitu kesal dan marah sekali terhadap Evan. Dia ingin mempermalukan Evan karena telah berani membuatnya kesal.
"Lantas, jika aku benar-benar bisa membayarnya bagaimana?" tanya Evan.
"Terserah kamu akan melakukan apapun terhadapku," jawab Sonia.
Sonia begitu yakin Evan mana mungkin bisa mempunyai uang sebanyak itu. Kali ini Sonia sudah benar-benar tidak sabar untuk mempermalukan Evan.
Sedangkan Evan sendiri merasa bahwa Sonia ini orangnya cukup bodoh. Mengajak bertaruh sesuatu yang tidak dia ketahui. Ada atau tidak ada uang, itu hanyalah Evan yang tahu, bisa-bisanya Sonia malah menantangnya.
"Baik, sepakat," ujar Evan.
Sonia mulai berjalan membawa evan menuju ke tempat pembayaran. Sampai di tempat pembayaran, Sonia segera mengeluarkan mesin pembayaran.
"Lebih baik kamu langsung mengaku kalah saja dan berlutut kepadaku, mungkin aku masih bisa mempertimbangkan untuk tidak membiarkanmu hanya memakai celana dalam saja pergi dari sini," ujar Sonia.
"Tampaknya kamu begitu yakin bahwa aku tidak mampu untuk membeli mobilnya," balas Evan.
"Jika kamu memang mempunyai banyak uang, tidak akan mungkin berkerja sebagai pekerja konstruksi bangunan, berpikir logis saja," ujar Sonia.
"Bekerja sebagai pekerja konstruksi juga tidak merugikan orang lain, seharusnya kamu tidak perlu terlalu merendahkan," balas Evan.
"Setelah ini, lihat saja, bagaimana aku akan membereskan mu," ujar Sonia.
Evan mulai mengeluarkan sebuah kartu bank miliknya dan bersiap untuk menggeseknya pada mesin pembayaran.
Sonia sendiri tampak begitu tidak sabar untuk segera mempermalukan Evan. Sembari tadi Evan telah membuatnya begitu kesal dan mengakibatkan dirinya kehilangan pelanggan.
Evan juga mulai menggesek mesin pembayaran dengan kartu bank miliknya. Seketika mesin pembayaran juga mulai mengeluarkan suara.
"Transaksi pembayaran senilai 25 milyar telah selesai," bunyi mesin pembayaran di ikuti sebuah kertas yang juga keluar dari mesinnya.
Seketika Sonia juga langsung kaget mendengarnya. Seolah tidak percaya, Sonia segera mengambil kertas struknya dan melihatnya dengan teliti.
Sesaat kemudian kertas truk itu juga jatuh ke lantai dari tangan Sonia dengan sendirinya. Sonia tampak terdiam seperti patung dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di jelaskan.
Evan yang merupakan seorang pekerja konstruksi bangunan benar-benar telah membeli mobil termahal di showroom tempatnya bekerja.
"Ini... bagaimana mungkin...?" pikir Sonia.
Sonia sembari tadi telah berperilaku kasar terhadap Evan dan terus menghinanya. Tapi kini Evan ternyata memang mempunyai banyak uang.
"Pekerja konstruksi... aku rasa pasti dia memiliki identitas lain, atau mungkin dia sudah menjadi orang kaya" pikir Sonia lagi.
Sonia beranggapan pasti Evan menyembunyikan sebuah identitas yang tidak di ketahui nya. Seorang pekerja konstruksi bangunan, mana mungkin bisa memiliki uang sebanyak itu walaupun harus bekerja seumur hidupnya.
"Kak Evan ternyata benar-benar bisa membelinya, hehe..." ujar Sonia sambil tertawa kecil.
"Saya minta maaf sekali, sebelumnya ada kesalahpahaman sehingga saya berkata kurang pantas," sambung Sonia.