IG : Srt_tika92
Giska, gadis yatim piatu yang tinggal dengan keluarga mantan majikan kedua orang tuanya.
Aurel adalah salah satu anak dari keluarga dimana Giska tinggal.
Aurel dan Giska selalu bersekolah di tempat yang sama, karena memang usia mereka sebaya.
Mereka pun terjebak mencintai pria yang sama. Hingga Giska merelakan pria itu untuk menikah dengan Aurel.
Hingga suatu saat, Aurel datang tiba tiba menemui Giska untuk menikah dengan suaminya.
Ikuti kisah cinta mere hanya disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Giska
Beberapa hari ini Aurel mengijinkan Davon menginap di apartemen Giska, untuk menemaninya agar Giska tidak sendirian di masa dukanya, karena telah kehilangan janinnya.
Kedekatan Aurel dan Giska membuat hati Davon lega, dia senang karena Aurel tidak akan lagi menyudutkan Giska. Tapi ada sedikit kesal di hati Davon karena tidak bisa lagi sesuka hati bermalam dengan Giska, pria itu harus membagi waktu yang adil untuk kedua istrinya itu. Kalo boleh Davon jujur, dia menikmati waktu saat Giska dan Aurel berselisih paham, jahat memang! tapi Davon lebih senang bersama Giska.
*
Sesuai dugaan Giska, jika Wilona tau tentang hubungan nya dengan Davon, sudah tentu keluarga besar Wijaya cepat atau lambat akan mengetahuinya.
Hari ini, Giska diminta Susan dan Wiratama ( kedua orang tua Aurel) untuk datang ke rumah. Rumah dimana Giska dan Aurel di besarkan bersama.
" Giska.. " Susan memeluk Giska yang sudah lama tak berjumpa. " Kemana aja kamu nak, mama merindukanmu. " darah Giska berdesir saat tau jika Susan masih memperlakukannya dengan lembut.
Giska membalas pelukan Susan. " Aku baik mah, apa mama baik-baik saja? "
" Iya seperti yang kamu lihat, mama baik nak. " Susan mengurai pelukan mereka lalu mengajak Giska untuk duduk di sofa.
Susan mengelus rambut Giska, melihat wajah Giska dengan tatapan sendu. " Dimana selama ini kamu tinggal? kenapa gak kabarin mama? hem? "
Giska tersenyum mendapat perlakuan hangat Susan, " Aku tinggal di bandung dan -- "
" Ehem.. " deheman Wiratama mengalihkan pandangan kedua wanita itu.
" Papa.. " Giska berdiri menyambut kedatangan Wiratama tidak lupa mencium punggung tangan pria paruh baya itu.
Tidak seperti biasanya, Wiratama akan mengelus puncak kepala Giska, tapi sekarang Wiratama nampak acuh pada Giska.
" Giska, ada yang ingin papa bicarakan. " ucapnya to the poin.
" Papa! " seru Susan yang sudah mengerti hal apa yang ingi ingin di bicarakan suaminya itu.
Giska menoleh ke Susan, " Gak apa mah.. "
Wiratama duduk berhadapan dengan Giska. " Papa sudah tau semuanya dari Wilona, jika kamu masih menganggap kami sebagai kedua orang tuamu, bahkan keluarga mu, tinggalkan Davon! " jelas Wiratama dengan wajah datarnya.
Deg.. inilah yang pasti akan terjadi, Giska sudah bisa menebaknya.
Susan tidak bisa berbuat lebih mengenai keputusan suaminya. Dia juga ingin yang terbaik untuk kehidupan putri kandungnya, tanpa ada orang ketiga di rumah tangganya.
" Giska, apa kamu gak pernah memikirkan perasaan Aurel? dia pasti akan sedih dan kecewa pada mu karena telah mengkhianatinya. " Wiratama.
" Tapi -- " ingin sekali menjelaskan jika perbuatan nya itu di dukung oleh Aurel sendiri, namun Wiratama sudah terlihat marah mendengar Giska akan membantahnya.
" Giska! apa kamu berat sekali menuruti kemauan kami? jangan kecewakan kami, Giska... "
Giska mengambil nafasnya dalam, " Baiklah mah.. pah.. Giska akan menuruti keinginan papa. " lirihnya.
Bagaimana mungkin Giska menolak keinginan orang yang telah berjasa dalam hidup nya, apalagi menyakiti kedua orang yang sudah dianggap nya sebagai orang tua sendiri.
" Terimakasih sayang.. " Susan memeluk Giska, wanita itu begitu senang mendengar keputusan Giska.
Giska tersenyum palsu. " Iya mah.. "
Tanpa tau yang sebenarnya, Susan dan Wiratama mengambil keputusan yang membuat Giska berniat meninggalkan Davon untuk yang kedua kalinya.
Informasi yang di dapat dari Wilona tidaklah sepenuhnya benar, Wilona sendiri tidak tau menau masalah yang sebenarnya. Aurel memang tidak pernah menceritakan dirinya yang sudah tidak lagi sempurna.
Giska pulang ke apartemen dengan tatapan kosong, meninggalkan Davon adalah mimpi yang terlalu buruk untuk di lalui. Pria yang sangat ia cintai harus ia relakan kembali terlepas dari genggamannya.
Sungguh Giska tak berdaya saat ini. Belum lama dia kehilangan buah cintanya, dan sekarang dia akan kehilangan pria yang berarti dalam hidupnya.
Giska meringkuk di atas ranjang, air mata terus mengalir membasahi pipinya. Wanita itu butuh kehangatan pelukan prianya, namun prianya kini tengah bersama dengan istri pertamanya.
*
*
*
Jangan lupa berikan dukungan kalian.
Like. Komen. Vote.
Bye.. bye..
👍👍👍💪💪💪🙏🏻🙏🏻🙏🏻