NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:531
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Part 2) Ch. 22 - Cinta pertama Hana

[10 Tahun yang lalu]

Dulu, waktu kecil—aku pernah memiliki seorang teman laki-laki yang sangat akrab denganku.

"Nee Hana-chan... hari ini, kita main apa lagi?"

"Umm... bagaimana kalau petak umpet?"

"Tapi kan... hanya ada kita berdua, Hana-chan."

"Tak apa, Fuu-chan. Kita berdua saja sudah cukup!"

Hari-hariku pada saat itu—dipenuhi dengan permainan yang kami lakukan bersama—sangatlah menyenangkan.

SAAT INI

[21 Desember — 2015]

[•] Kediaman Keluarga Yoshida

Saat aku membuka mataku—yang aku lihat hanyalah langit-langit kamarku.

Dengan tempurung tangan di dahi—aku kembali mengingat mimpi yang aku lihat semalam.

"Kenapa... lagi dan lagi aku melihat mimpi itu?"

Mimpi yang aku lihat selama seminggu belakangan ini—selalu saja sama.

Semakin sering aku melihat mimpi itu—semakin sulit aku melupakannya.

Menggigit bibir bawah—rasa kesal dan sesalku mulai naik ke permukaan.

"Bukankah Fuu-chan sudah tidak ada lagi di sini?"

Buk! aku memukul kasur untuk melampiaskan semua perasaanku saat itu.

* * *

[•] SMA Hoshizora

Saat ini aku berdiri di depan gerbang sekolah menengah Hoshizora—seseorang memanggil namaku ketika aku melangkah masuk gerbang.

"Hana-chan!"

Aku menoleh—melihat seorang gadis berjalan menghampiriku sambil tersenyum melambaikan tangan.

"Ah, Sakura. Selamat pagi!"

"Selamat pagi juga, Hana-chan!" balasnya saat berhenti di sampingku.

"Bagaimana kencanmu dengan Haruki kemarin, Sakura?"

Mengacungkan ibu jarinya—Sakura menjawab pertanyaanku dengan senyum sumringah di wajahnya.

"He he... berjalan lancar kok, Hana-chan!"

"Oh, syukurlah kalau begitu."

"....."

Suasana hening selama beberapa saat setelah percakapan itu.

"Um, bagaimana kalau kita lanjutkan pembicaraan kita di dalam kelas, Hana-chan?" ujar Sakura.

"Yah, baiklah, Sakura."

Setelah itu, kami berjalan bersama menuju kelas dan melanjutkan pembicaraan kami di sana.

•Ruang kelas 3-C

Saat sampai di kelas—aku melihat Haruki sudah duduk di kursinya sambil memandang keluar jendela.

Aku melihat seisi kelas—namun tak melihat keberadaan seseorang yang biasanya sudah sampai dan duduk di kursinya.

Megumi tidak ada... jadi dia belum sampai atau tidak masuk?

Kulangkahkan kakiku menuju mejaku—Sakura mengikuti di belakang.

Setelah aku duduk di kursiku—aku langsung bertanya pada Haruki.

"Nee, Haruki. Megumi ke mana? tidak biasanya dia telat."

Haruki menoleh, lalu menjawab, "Sebentar lagi dia datang, Hana. Mungkin saat ini sedang berada di dalam perjalanan."

"Oh, begitu."

"....."

Setelah percakapan yang singkat itu—keheningan datang menerpa.

Dan di tengah keheningan itu—Sakura mendadak mengeluarkan suara yang cukup keras hingga mengejutkanku.

"Nee, nee, Hana-chan!"

Aku tersentak menaikkan pundakku karena terkejut dengan ucapan Sakura.

"Ada apa, Sakura? tiba-tiba memanggilku," tanyaku sambil mengelus dada.

Sakura tersenyum sumringah selama beberapa saat sebelum menjawab pertanyaanku.

"Bolehkah aku bertanya padamu, Hana-chan?"

"Boleh—memangnya apa yang ingin kamu tanyakan padaku, Sakura?"

"Hana-chan... apakah kamu pernah atau sedang mencintai seseorang?"

Pertanyaan Sakura membuatku diam membeku selama beberapa saat.

Dari banyaknya pertanyaan—kenapa yang kamu tanyakan adalah itu, Sakura?!!

"Heh... orang yang Hana sukai. Aku juga ingin mengetahuinya," sahut Haruki dengan nada agak mengejek.

"Aku juga ingin tahu, Hana!!" sahut Megumi dengan tangan kiri di atas dan senyum lebar di belakang Sakura.

"...Tunggu, sejak kapan kau datang, Megumi?" tanyaku.

"Itu tidak penting, Hana. Saat ini aku hanya ingin tahu jawabanmu atas pertanyaan Sakura-chan yang tadi!" jawabnya.

Setelah disudutkan oleh tiga orang temanku—aku pun mempertimbangkan kembali untuk menjawab atau tidak.

Setelah merenungkannya selama beberapa saat—aku telah menentukan jawabannya.

"Baiklah kalian semua... aku akan memberitahu kalian bertiga."

Itulah jawabanku—dan setelah itu, aku mulai menceritakan bagaimana pertemuanku dengan orang itu.

* * *

[11 Tahun yang lalu]

[•] Shinagawa

Dulu, 11 tahun yang lalu, sebelum pindah ke Nakano, aku tinggal di Shinagawa bersama dengan keluargaku.

Ayah dan ibuku membolehkanku untuk bermain dengan teman-teman di sekitar rumah—Namun dengan satu syarat...

"Hana... kamu boleh kok, bermain dengan teman-temanmu di sekitar rumah. Asal jangan sampai pernah membenci temanmu sendiri, ya, Hana!" ucap ayah padaku.

"Baik, ayah!"

Aku menuruti perkataan orang tuaku dan bermain dengan teman-temanku di sekitar rumah.

Di sana, aku dengan cepat mendapatkan banyak teman.

Aku bermain dengan penuh gembira bersama dengan teman-temanku.

Namun pada satu hari—semua temanku terpaksa pindah rumah karena urusan pekerjaan orang tua mereka.

Dengan cepat setelah itu—aku menjadi tidak memiliki teman sama sekali.

Dan aku pun, kini menjadi seorang gadis kecil yang penyendiri tanpa adanya seorang teman.

[Musim gugur, 11 tahun yang lalu]

Dua bulan berlalu sudah sejak teman-temanku pindah.

Dan pada saat itu—terdapat keluarga yang baru saja pindah di sebelah rumahku.

Secercah cahaya harapan terbuka bagiku—keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki yang seumuran denganku.

Dengan melihat cahaya itu—aku memberanikan diriku untuk berkenalan dengan anak dari keluarga itu.

"Nee, kamu... siapa namamu?"

Anak itu berbalik dengan ekspresi bingung di wajahnya.

"Siapa kau?—untuk apa aku memberitahu namaku padamu?" tanya anak itu.

Pertanyaan anak itu bagai pukulan keras yang mengenai tepat di hatiku—namun itu masih belum cukup untuk menurunkan semangatku untuk berkenalan dengannya.

"A-Aku Hana... aku i-ingin berteman d-denganmu. J-jadi, bisakah kamu beritahu namamu padaku?"

Setelah menjawab pertanyaannya—anak itu menatapku dengan bingung selama beberapa saat.

Tak lama setelahnya—anak itu tersenyum dan kemudian tertawa sambil menyentuh perutnya.

Wajahku memerah karena malu ditertawakan oleh anak itu.

"K-kenapa kamu menertawakanku?"

Sambil tawanya—anak itu menjawab pertanyaanku sambil mengelap air mata dengan jarinya.

"Maaf, maaf... aku tadi berniat mengerjaimu. Namun tak aku sangka kalau hasilnya seperti ini."

Setelah menjawab pertanyaanku—anak itu kembali tertawa sampai dia puas.

Dengan pipi menggembung dan bibir mengerucut karena kesal akan perilakunya—aku bertanya sekali lagi pada anak itu.

"Berhenti tertawa dan cepat beritahu namamu!!"

Setelah mendengarku berteriak—anak itu berhenti tertawa.

Sambil tersenyum—anak itu mengulurkan tangannya padaku.

"Namaku Fuyu. Salam kenal, ya, Hana-chan!"

Aku menggenggam tangan anak itu—terasa hangat di hatiku saat menggenggamnya.

"Salam kenal juga... Fuu-chan!"

Kesan pertamaku saat melihat Fuu-chan—mungkin adalah seorang anak yang menyebalkan namun baik hati.

Setelah perkenalan itu—aku lebih sering menghabiskan waktuku untuk bermain bersamanya.

Setelah kenal dengannya, secara perlahan—Fuu-chan telah menjadi cinta pertamaku.

* * *

[21 Desember — 2015]

[•] SMA Hoshizora

Setelah menceritakan masa laluku—tentang pertemuanku dengan Fuu-chan.

Haruki, Sakura, dan Megumi—mereka bertiga mendengarkan dengan senyap ceritaku.

"Jadi... di mana sekarang Fuu-chan yang kamu kenal itu, Hana?" tanya Haruki padaku.

Memicingkan mata—rasa kesal dan amarahku meluap keluar.

"Siapa juga yang mau tahu di mana dia sekarang?! lebih baik aku tidak bertemu lagi dengannya!"

Setelah aku menjawab pertanyaan Haruki—Sakura mengangkat tangan kanannya.

"Tapi... bukankah itu jauh berbeda dengan kejadian yang kamu ceritakan pada kami, Hana-chan?"

Justru aku sengaja memotong bagian akhir ceritanya dari kalian bertiga, Sakura.

Aku... tidak ingin kalian semua tahu alasanku membencinya.

Aku pun hanya diam atas pertanyaan Sakura padaku.

Di saat aku sedang tidak menghiraukan pertanyaan Sakura—Haruki mengatakan sesuatu padaku.

"Aku tidak tahu alasanmu membenci cinta pertamamu saat ini, Hana. Tapi... tetaplah tersenyum dan bertindak seperti biasanya dan jadilah dirimu sendiri, Hana!"

Perkataan Haruki padaku, membuatku terdiam—merenungkan makna di balik ucapannya.

Tersenyum tipis—aku membalas perkataan Haruki padaku.

"Aku rasa kamu ada benarnya, Haruki. Aku hanya perlu menjadi diriku sendiri."

Haruki, Sakura, dan Megumi—menatapku dengan bingung setelah aku membalas perkataan Haruki.

Haruki benar... aku harus tetap menjadi diriku sendiri.

Kenapa?—itu karena mungkin saat ini aku...

Kemudian—hubungan pertemanan kami berempat menjadi semakin dekat setelah itu.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!