Tidak ada seorang pun yang bisa menebak takdir Tuhan untuk perjalanan hidupnya.
Almayra adalah seorang gadis biasa yang berasal dari keluarga sederhana.
Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga orang lain.
Namun takdir Tuhan justru membawanya kesana.
Apa yang bisa dilakukan kalau Tuhan sudah menentukan segalanya.
Almayra hanya bisa menjalani semuanya dengan iklhas dan mencoba menerima kenyataan.
Air mata, bahagia, susah, senang dan perjalanan hidup yang penuh liku mewarnai kehidupan Mayra setelah dia terpaksa menerima keinginan sang Ayah untuk menjadikan nya istri kedua seseorang.
Bagaimana akhir kisah hidup kita, kita jugalah yang dapat menentukan.
Hanya dengan kesabaran dan ketegaran semua akan berakhir indah pada waktunya.
Yuukk..kita simak bagaimana Mayra menjalani kehidupan kerasnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Shock
Sementara Mayra sedang mengalami hal yang lagi-lagi mengerikan itu, Dirga saat ini sedang bergumul mesra diatas tempat tidur dengan Eveliyn.
Dia sedang menindih tubuh Evelyin penuh gairah yang membakar seluruh aliran darah mereka .
"Ahh..honey..kau memang laki-laki perkasa..! Ahh terus honeyy..eummmhhh...!!"
Eveliyn terus meracau tak karuan merasakan sensasi kenikmatan luar biasa yang menguasai seluruh tubuhnya akibat permainan Dirga yang sangat lihai.
Dia terus mendesah, mengerang erotis dan tubuhnya bergerak seirama dengan permainan Dirga.
Keringat kini sudah membanjiri seluruh tubuh mereka, Dan Evelyin sudah beberapa kali mencapai puncak.
Namun sampai saat ini, senjata keperkasaan Dirga belum mau menyerah juga.
Ada yang aneh dengan tubuhnya saat ini.
Dirga merasa frustasi sendiri, kenapa sampai 3 jam lebih begini dia belum bisa mengakhiri permainannya.
Dia menatap wajah Evelyin yang terlihat sudah sangat lelah. Dirga kembali memacu permainannya.
Namun sampai tenaganya terkuras dia tidak juga mencapai klimaks nya.
"Arrgghh...!"
Dirga berteriak mengacak rambutnya, berhenti dari permainan dan menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Evelyin yang sudah terkulai tak bertenaga.
"Kenapa honey..biasanya tak pernah begini..?"
Tanya Evelyin pelan, dia mengelus kepala belakang Dirga.
"Aku tak tahu baby.. perasaanku tak nyaman..!"
Sahut Dirga. Dia terdiam beberapa saat, tiba2 bayangan wajah Mayra melintas dalam pikirannya.
Hatinya mendadak gelisah dan perasaanya tidak enak.
Kemudian dia mencoba bangun dan kembali menatap lekat wajah lelah Evelyin.
Dalam keadaan samar, dia seakan melihat jelas bahwa kini Mayra lah yang sedang berada di bawah tubuhnya, ada dibawah kekuasaannya. Sedang menatapnya penuh kelembutan dan mendamba.
Senyum kecil tercipta di bibir Dirga, dengan tenaga penuh dia kembali memulai permainannya, lebih cepat dan lebih ganas.
Evelyin sampai menjerit kencang karena tubuhnya seakan remuk redam menerima liarnya permainan Dirga.
Setelah beberapa menit akhirnya Dirga bisa mencapai puncak juga dengan puas.
Dia menjatuhkan tubuhnya yang lemas di samping Eveliyn yang sudah memejamkan matanya karena kelelahan, malah hampir pingsan di buatnya.
Dirga sendiri memejamkan matanya, bibirnya tersenyum puas.
*******
Dengan tergesa-gesa Dirga menuruni tangga setengah berlari menuju ke lantai bawah. Di sana Lee sudah menunggu nya bersama beberapa orang bodyguard.
"Kenapa kau tidak mengabariku hahh..?!"
Bentak Dirga dengan wajah penuh amarah.
Lee dan para bodyguard itu menundukan kepala, takut melihat emosi Dirga yang meluap-luap.
"Maaf tuan, tidak sempat karena kejadiannya berlangsung cepat serta darurat."
Ucap Lee sambil tetap menunduk.
"Bagaimana keadaannya.?"
Kembali bentak Dirga. Sorot matanya terlihat seperti seekor binatang buas yang siap menerkam mangsa di depannya. Tangannya terkepal sempurna.
"Nyonya tidak apa-apa tuan hanya sedikit shock. Untung mereka bisa dilumpuhkan."
Ucap Lee. Dirga menggertakan giginya menahan luapan amarah di dadanya.
"Antar aku kesana. !"
Perintahnya kemudian sambil berlalu di ikuti oleh Lee dan 2 orang bodyguard.
*******
Mayra terlihat gelisah dalam tidurnya. Beberapa kali dia mengigau berucap tolong dan lepaskan.
Bahkan dia sempat menjerit beberapa kali.
Tina yang setia menemani di dalam kamarnya terlihat mengganti kompres di kening Mayra yang mengalami demam .
Dia menatap iba wajah pucat majikannya itu, merasa kasian atas nasib nyonya nya itu yang akhir-akhir ini mengalami kejadian yang cukup mengerikan.
Saat Tina sedang duduk terdiam memperhatikan keadaan Mayra, Dirga masuk ke dalam kamar dengan wajah yang sudah terlihat tak karuan.
Tina berdiri dan membungkuk melihat kedatangan tuan nya itu.
"Bagaimana keadaannya.?"
Tanya Dirga, tatapannya tertuju ke wajah Mayra yang pucat dan lemah.
"Nyonya sedikit demam tuan, sekarang sudah lumayan turun. Tapi dia terus mengigau."
Jawab Tina.
"Baiklah kau boleh keluar."
Ucap Dirga sambil mengibaskan tangannya.
"Baik Tuan, permisi."
Ucap Tina, kemudian berlalu keluar kamar.
Dirga membuka jubah tidurnya, hingga tubuh bagian atas nya polos . Dia memang tidak biasa memakai baju kalau tidur.
Kemudian naik ke atas tempat tidur, mendekati Mayra dan memegang kening nya yang masih terasa sedikit panas. Di pandang nya lekat-lekat wajah cantik yang kini terlihat pucat itu.
Di kecup nya pelan dan lama kening Mayra.
Kemudian dipandanginya kembali wajah itu.
Entah apa yang kini ada dalam hati dan perasaannya.
Yang jelas sangat rumit, segala rasa bercampur menjadi satu ikatan yang sulit untuk di terjemahkan.
Mayra kembali mengigau dan menjerit kecil, membuat Dirga terlonjak kaget dan spontan langsung menarik tubuh Mayra ke dalam pelukannya.
Di dekapnya erat tubuh rapuh itu, berusaha memberinya kenyamanan.
Pelan2 tubuh Mayra yang tadi sempat tegang dan menggigil kini mulai tenang.
Di alam bawah sadarnya Mayra merasakan ada kehangatan dan ketenangan yang menyergap jiwanya membuat dia mulai merasakan kenyamanan dan kedamaian.
Napas Mayra mulai kembali teratur.
Mayra menyusupkan wajahnya kedalam rengkuhan dada bidang Dirga . Tangannya tanpa sadar pelan2 mulai melingkar di punggung Dirga dan memeluknya hangat.
Deg
Jantung Dirga berdetak kencang tak beraturan.
Dia menegang beberapa saat.
Ditatapnya dalam wajah Mayra, bibir indah itu kini sudah kembali merona.
Dirga menelan saliva nya berat, dorongan perasan aneh mulai menguasai otaknya.
Tubuh bagian bawahnya perlahan bangun membuat dia tidak nyaman.
Hanya dengan melihat bibir merona itu saja hasratnya tiba2 naik ke permukaan, membuat napasnya kini seakan berat.
Mayra yang merasakan ada suhu lain sedang berada di dekatnya kini membuka matanya perlahan.
Mata mereka bertemu, bertatapan dalam diam.
Mayra segera beringsut melepaskan tangannya dari punggung Dirga dan berusaha menjauh.
Tapi tangan Dirga menahannya.
"Biarkan seperti ini. Aku tidak akan macam-macam.
Aku hanya ingin memastikan kau baik2 saja."
Ucap Dirga pelan. Dia kembali menarik tubuh Mayra ke dalam dekapan nya.
Mayra terdiam tak berusaha melawan.
Kenyamanan itu kembali dirasakannya.
Apakah rasa nyaman yang tadi di rasakannya berasal dari tubuh laki2 ini.??
Pikir nya dalam hati.
"Apa kau masih peduli padaku?"
Gumam Mayra pelan dalam dekapan hangat Dirga.
"Tentu saja, walau bagaimanapun kau masih istriku."
Sahut Dirga tak kalah pelan.
"Masih..?? Ya..tentu saja..! karena tidak akan selamanya bukan..?
Kembali bisik Mayra lemah. Dirga terdiam memejamkan matanya.
Dia mencoba menguasai hatinya saat ini.
"Sudahlah..jangan berpikiran macam-macam dulu.
Kau harus istirahat."
Ucap Dirga kemudian. Mereka akhirnya terdiam.
Sunyi, sepi, hanya ada suara napas berat mereka yang mengisi keheningan.
"Pulanglah..Aku sudah lebih baik sekarang.!"
Ucap Mayra setelah cukup lama mereka terdiam.
"Tidak, aku akan tidur disini.!"
Sergah Dirga.
"Sungguh aku tidak apa-apa sekarang..!"
"Aku bilang tidak ya tidak..!"
Potong Dirga. Mayra mengangkat wajah nya , mereka kini kembali saling menatap.
Ada beribu rasa yang tersirat dari sorot mata mereka.
"Aku akan menemani mu disini."
Kembali Dirga berucap dengan suara serak menahan dorongan perasan yang kini menguasai jiwanya.
Wajah Mayra berada di hadapannya, begitu dekat,
dan bibir indah itu saat ini sedang menggodanya.
Tak tahan lagi, Dirga langsung menyergap bibir Mayra dan melumatnya rakus. Dia mengulumnya, menjilat dan menghisap lembut, terus menekan hingga akhirnya Mayra membalas ciuman Dirga, karena sesungguhnya dia sendiri sekarang seakan sudah kecanduan dengan sentuhan bibir sexi itu.
Mereka larut dalam ciuman penuh gairah.
Makin lama makin panas dan tak terkendali.
Hingga akhirnya mereka mengakhiri nya karena kehabisan napas dan bibir merekapun kini sudah sedikit membengkak.
Sebenarnya Dirga ingin sekali langsung memiliki Mayra malam ini juga, meluapkan hasrat yang sudah menggelora membakar jiwanya.
Namun mengingat Mayra baru saja mengalami hal yang tidak mengenakkan, dia mencoba meredam hasrat nya.
"Aku ke kamar mandi dulu..kau tidurlah kembali."
Ucap Dirga setelah mereka berhasil menguasai keadaan dan mengatur napasnya.
Mayra hanya mengangguk.
Dirga bangkit dan cepat berlalu ke kamar mandi.
Lagi2 inilah pengorbanan yang harus dia lakukan saat setelah bersama dan kontak fisik dengan Mayra.
Dia harus mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin tengah malam begini.
Sungguh sangat menyiksanya.
Mayra..entah sampai kapan gadis itu akan membuatnya seperti ini.
Setelah kurang lebih setengah jam mendinginkan suhu tubuhnya, Dirga kembali ke tempat tidur.
Terlihat Mayra sudah kembali terlelap.
Kini wajahnya terlihat tenang dan damai.
Rona wajahnya yang merona juga sudah kembali.
Dirga kembali membaringkan tubuhnya di sebelah Mayra.
Menarik tubuh ramping gadis itu kedalam pelukannya.
Di dekapnya erat, menghirup aroma wangi yang membuai dari tubuhnya.
Kembali menatap wajahnya yang sungguh semakin lama di pandang semakin membuat dirinya tidak bisa lepas dari gadis ini.
Wajah yang begitu teduh, cantik nan elok dan sangat menenangkan..
Akhirnya setelah puas memandangi wajah Mayra , mata Dirga pun lelah dan terpejam sempurna..
*********
TBC.....