Diceraikan di malam pertamanya sebagai pengantin, membuat Embun terdiam dengan seribu bahasa.
Perceraian itu membuat ibunya kembali menjodohkan Embun dengan seorang tuan muda kaya raya. Mengetahui gadis itu pernah menikah dan bercerai, "Apa yang akan kau tawarkan agar aku mau menikahi mu?" seru tuan muda dingin itu padanya.
Waktu pun berlalu, tiga tahun kemudian setelah perceraian dengan Agra, mereka bertemu untuk pertama kalinya, "Milka, lihatlah betapa menyedihkannya dia. Selama tiga tahun ini apakah dia tidak bisa hidup dengan benar?" ejek Agra pada Embun, mantan istrinya.
Dia baru saja melempar bara api kehadapan istri seorang tuan muda Rendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss
Rendra beranjak dari duduknya lalu mengambil piring dari atas nampannya tadi, mengira dia akan memakannya namun nyatanya tidak. Pria itu malah dengan tega menuangkan makanan tersebut di atas kepala istrinya.
Makanan itu berhamburan jatuh dari kepala hingga kelantai tempat yang saat ini di pijaki gadis itu.
"Tahu apa kau, hah!" dengan kuatnya dia membanting piring itu kelantai hingga pecah menjadi beberapa bagian membaut Embun terhentak kaget.
"Tuan, saya hanya -"
"Apa!" dia mendelik tajam, "Keluar!"
Lagi-lagi gadis itu menitikan air mata, mengapa cobaan hidupnya begitu berat? Dia berlari menapaki anak tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
Menutup pintu dengan rapat, Mengapa semua yang ku lakukan selalu saja salah dimatanya?
***
Kembali ke ruang kerja tadi, Rendra menendang bekas makanan yang berjatuhan itu. Dia kesal, sangat kesal sekali.
Hawa disekelilingnya terasa sangat panas, dia tak bisa menenangkan diri. Kepalanya terasa berat serasa ingin meledak.
Rendra membuka pintu bagian samping yang menjadi penghubung dengan kolam renang.
Semalam ini dia ingin menceburkan diri di tempat itu, semua pakaiannya ia lepas dan hanya menyisakan bokser hitam sebatas paha saja. Dia sudah bersiap untuk melompat, dan byur...
Dingin menyucuk kulit putihnya yang mulai memerah, suhu airnya sudah seperti es di kutub Utara saja.
Dia berenang kesana kemari hingga merasa kedua kakinya keram dan tak bisa berenang seperti biasa. Kolam yang memiliki kedalaman dua meter itu mungkin saja akan menjadi kuburannya.
Rendra tak bisa menggerakkan kedua kakinya untuk mengibas air, dia gelagapan mempertahankan diri agar tidak tenggelam.
Suara air yang mendadak berisik seperti sudah ditaruh ikan lumba-lumba di dalamnya yang melompat kesana kemari, seperti itulah dia.
Di dalam kamar, Embun yang baru saja mau menutup korden jendela malah tak sengaja mendapati Rendra yang hampir tenggelem, membuatnya histeris takut.
"Astaga! Oh tidak!" buru-buru dia lari menuruni anak tangga lalu keluar menuju kolam renang dan ikut menceburkan diri demi menolong tuan muda.
Dia meraih tangan Rendra lalu menopangnya, "Bertahanlah tuan, tidak akan ada hak buruk yang terjadi."
Embun membawanya berenang ke tepian kolam, perlahan membantunya naik keatas. Pria itu tergeletak tak sadarkan diri karena terlalu banyak menelan air.
Mungkin saja paru-parunya sudah di penuhi air, tubuh mereka benar-benar basah.
"Tuan, sadarlah... tuan," Embun sejak tadi menepuk pipi pria itu, lalu bergantian dengan menekan-nekan dada Rendra.
Melakukan hal itu namun belum mendapatkan perubahan, dia panik, sangat panik.
"Tuan.." sekali lagi Embun menekan dada pria itu, masih juga tak mendapatkan respon. Satu hal yang ia tahu hanyalah memberikan napas buatan.
Aaaa, mengapa malah jadi begini sih? Bukankah itu sama saja dengan berciuman? First Kiss.
Tapi dia tak boleh egois, gadis itu menjepit hidung Rendra lalu tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk membuka mulut Rendra.
Kesampingkan saja rasa malu itu demi rasa kemanusiaan, dia pun mulai memberikan napas buatannya, terus berusaha sampai tak tahu ini sudah yang ke berapa kalinya memberikan napas buatan.
"Uhuk!" Rendra terbatuk-batuk membuat air didalam perutnya keluar semua, hal itu pun membuat Embun bernafas lega.
"Syukurlah Tuhan, akhirnya -"
Sekarang malah dia yang jatuh pingsan karena tak kuat menahan dinginnya air kolam renang.
Bruk!
Dia jatuh tepat disamping Rendra membuat pria itu terkejut dan segera duduk, dilihatnya ke sekitar kolam hanya ada mereka berdua saja.
Membuatnya langsung bisa menebak siapakah orang yang telah menyelamatkannya, masih tertegun dengan itu semua sontak membuatnya menatap ke sekujur tubuhnya. Tak ada ruam merah yang menunjukkan alergi, gatal-gatal, atau apa pun itu.
wlpn sultan klu aku mah ogah punya suami spt Rendra nih.percuma aja baik" lembut" tapi kepala batu selip dikit salah pasti kena hukuman