Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.
Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.
Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.
"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Nel menoleh kebelakang. Dia melihat dari mana Nada-Nada itu berasal. Ternyata Rafael.
"Apa?! Apa itu?! Menga-" Omongan Nel terpotong. Crimson Bear mulai menyerang Nel, dan Rafael melindunginya.
"Sekarang bukan waktu untuk menjelaskan. Fokuslah kepertarungan, kita harus menyatukan kekuatan!" Kata Rafael. Ia berniat menghancurkan rasa takut Nel akan ular.
Nel paham. Ia sedikit berkeringat, namun kerutan dahinya telah mengatakan bahwa ia telah melawan rasa takutnya.
ROOOAAAAAR!!!!!
Beruang itu mengaung dengan sangat keras. Seolah mengatakan ia adalah penguasa di hutan itu.
"Awas!" Rafael memberi arahan. Dengan cepat mereka menghindari serangan Beruang Merah tersebut.
Mereka berlari. Mereka berniat mencari tempat yang pas untuk melakukan pertarungan.
Dua Makhluk Mistis itu mengikuti mereka. Dengan langkah Beruang itu yang mampu mengguncang pohon.
Kecepatan Ular raksasa itu yang mampu menumbangkan pohon.
Mereka terus berlari. "Hutan ini begitu sempit, susah untuk bertarung disini!" Nel berteriak pada Rafael. Mereka berlari terpisah, Nel memancing The Bear, dan Rafael memancing Viperlion.
"Ambil kesempatan! Lihat celah nya!" Rafael mengatakan ungkapan Leon. Dengan gesit ia menghentikan langkahnya.
Berbalik seperkian detiknya. Membuat rambutnya seakan menari. Tatapan matanya tajam. Dia melihat Viperlion.
Lalu dengan cepat Rafael mengeluarkan Mantra nya. "Caelivento." Rafael mengucapkannya. Seketika angin mengelilingi tubuhnya. bertiup dengan sangat cepat.
Sepertinya Rafael mengeluarkan energi dalamnya.
Lalu Rafael membuat angin itu menjadi tajam, setajam pisau pada umumnya.
Mengarahkannya ke depan, Viperlion. Saat ular itu tiba, dengan cepat Rafael melesatkan angin yang serupa dengan sabit besar ke Ular nya.
SWUSSSH!!!
Suaranya membuat Nel menoleh. Nel terkejut. Dia melihat ular raksasa itu seakan sedang merasakan sakit yang luar biasa.
Melihat itu Nel tersenyum dan berkata. "Dasar, Rafael, kau semakin kuat rupanya," Nel tersenyum. Ia masih berlari bersama Beruang itu.
"Aku juga harus!" Kata Nel. Ia melompat, sangat tinggi, mampu melakukan salto di udara. Nel bersalto kebelakang.
Mengoceh Beruang Crimson yang mengejarnya. Nel sudah berada di belakang Beruangnya. Ia mengarahkan tangannya dengan cepat ke depan.
"Light.... Active!! " Suara Nel menggelegar. Seketika cahaya kuning muncul dari tangannya. Melesat menuju Beruang Crimson yang tidak sempat menoleh.
BOOOM!!
Cahaya itu mengenai Beruang Crimson. Membuat sinar yang terang, Nel tidak bisa melihat bagaimana Beruang itu.
Nel mengerutkan dahi menunggu sinar menghilang.
Swuuush..
Sinarnya hilang, Nel di kejutkan dengan Beruang itu yang sudah ada di depannya. Beruang itu menerjang ke depan dengan menunjukkan taringnya.
Membuat Nel bergidik. Dan refleks mengatakan, " Mana Barrier ." Kata Nel. Mengaktifkan pelindung yang berwarna ungu. Mampu melindungi nya dari gigitan Sang Beruang.
'Apa-apaan?! Kenapa tidak mempan?!' Nel panik. Dia membatin sembari menggertakkan giginya. Alisnya menurun, menahan serangan Beruang itu.
Mana Barrier nya digigit oleh nya, bahkan Mana Barrier itu terlihat begitu kecil saat di gigit oleh nya.
'Kalau begini terus Barrier nya akan hancur!' Nel tampak panik. Keringat mulai muncul di keningnya.
Menahan gigitan Beruang itu bukan main susahnya. Apalagi harus mengorbankan Mana yang banyak, karena pada dasar nya Barrier nya di buat dengan Mana.
"Sial!" Nel sudah tidak kuat lagi. Apalagi Mana nya juga sudah menipis.
Retakan mulai muncul. Serangan terakhir Beruang Crimson itu mampu mengakhiri Barrier Nel. Dengan cakar nya yang begitu besar. Menghancurkan Barrier Nel.
Suara pecahan kaca saat Barrier nya pecah terdengar. Nel membulatkan matanya. Angin nya membuat pakaian Nel terhempas.
Beruang Crimson itu sudah akan melayangkan cakar nya ke Nel. Namun Rafael datang dengan cepat.
Dia menggunakan bantuan angin dari Caelivento untuk menambah kecepatannya, Leon yang mengajarinya. Ternyata Mantra itu banyak fungsi nya juga.
SWUSSSSH!!
Dengan cepat Rafael membuat pelindung berbentuk bulat. Itu sama dengan milik Nel, Mana Barrier, tapi milik Rafael lebih pekat warnanya.
"Lalu, pegang Barrier nya, salurkan angin Caelivento ke Barrier nya!" Leon memberi arahan. Dia sembari mengajarkan teknik buatan nya lagi, sangat unik.
Swush!
Seketika angin yang kencang mengelilingi Barrier nya. Membuat Beruang Merah itu mundur. Seperti nya angin itu membuat nya takut.
"Viperlion... Serang," Rafael mengatakannya sembari ia menunjuk Beruang Crimson. Nel terkejut dengan apa yang terjadi.
Ular yang ganas itu menurut?! Viperlion dengan pesat menerkam Beruang Crimson. Membuat Beruang tersudut ke tanah.
Viperlion menyemburkan bisa mematikannya. Crimson Bear berusaha melepas lilitan Viperlion.
Pertarungan pecah! Antara dua Makhluk Mistis raksasa. Membuat pepohonan tumbang.
Nel ternganga. "Apa yang terjadi?" Nel bertanya kepada Rafael. Dia masih melihat pertarungan antara dua makhluk itu.
"Tenang saja... Viperlion akan menang..." Kata Rafael. Namun suaranya jelas menahan sakit.
Nel menoleh. Ternyata lengan bawah Rafael tergigit oleh Viperlion. Luka nya sangat besar dan dalam. Darah mengalir, seakan tidak berhenti.
"Kau terkena bisa nya?!" Nel panik. Dia langsung menghampiri Rafael. Melihat lengan Rafael.
"Tenang saja... Akh!...Hanya sedikit.." Rafael menahan sakit. Dia tergigit, racun yang sangat mematikan sedang mengalir dalam lengan Rafael.
Tangan kirinya nampak mengeluarkan urat ungu. Itu adalah efek dari racun itu.
"Apanya sedikit?! Lihat! Racun nya sudah menyebar!" Nel menatap Rafael. Matanya berkaca-kaca. Dia mengkhawatirkan Rafael. Racun ular berbisa sangat berbahaya, bahkan bisa merenggut nyawa.
Rafael tersenyum. "Tenang..." Rafael mengarahkan tangan kanannya ke tangan yang terkena racun.
"Resonare Caelum." Rafael mengucapkan Mantra C Mayor. Membuat Heal Circle mengelilingi nya.
Nada-Nada mengelilingi lengan kiri Rafael. Dalam sekejap luka itu tertutup, dan darah berhenti mengalir sepenuhnya.
Hanya fisik, nyatanya racun itu masih mengalir dalam tubuhnya. Rafael menyembunyikan itu dari Nel.
Melihat itu Nel terdiam. Tidak percaya dengan apa yang ia lihat, masih mencerna nya.
"Bilang kek.." Seketika Nel melepaskan genggamannya. Tatapannya yang tadi hilang seketika.
Dia sedikit malu. Membuat pipinya merah padam.
"Tapi... Bagaimana kau memiliki Nada-Nada ini?" Nel bertanya. Akhirnya ia bisa menanyakan nya.
"Nanti akan aku ceritakan. Tapi, kita harus membantu nya dahulu," sembari menunjuk Viperlion yang sedang melilit Beruang Crimson.
"Bukankah kita lebih baik kabur? Kau mau nyari mati, hah?" Nel menaikkan satu alisnya. Dia masih belum menyadari bahwa Ular itu telah menjadi miliki Rafael.
"Dia teman kita sekarang.. Aku sudah menjinakkannya." Rafael menjelaskannya kepada Nel, apa yang ia lakukan kepada Viperlion.
Saat itu, Leon sadar bahwa Viperlion itu hanya ingin melindungi anak nya yang berada dalam kandungannya.
Lalu Leon menyuruh Rafael untuk membantunya. Pertama-tama Ular itu harus dibuat paham dulu, dengan bantuan Caelivento. Segala cara ia lakukan agar Ular ganas itu tenang. Bahkan tangan Rafael menjadi tumbalnya.
Lalu dengan bantuan angin Caelivento lagi, Rafael mengeluarkan telur yang ada didalam. Menyadari itu Viperlion mengubah ekspresinya. Ia melihat dengan binar kepada telurnya.
Lalu, Viperlion berterimakasih. Seketika sifat agresif nya hilang. Rupanya Viperlion tidak se-agresif itu, karena dalam masa kehamilan, makanya ia sedikit agresif.
Leon tahu ia ingin melahirkan, dari gerak-geriknya, dia sudah meneliti semua hewan, toh dia juga pemburu dulunya.
Dan begitulah yang sebenarnya terjadi. Viperlion itu mau membantu Rafael. Dan telurnya ia tinggal sebentar.
Rafael menceritakannya dengan menyembunyikan Leon.
Mendengar itu Nel paham. Jadi, sekarang ia tidak perlu lagi takut dengan Ular itu.
"Wah... Hebat juga kau.." Nel memujinya dengan gengsi. Dia akui, Rafael seperti bisa segalanya. Nyatanya karena dibantu Leon.
Mereka menuju Viperlion. Namun mereka mengurungkan niatnya. Ular itu telah membuka lilitannya. Melepaskan Crimson Bear yang tak lagi bernyawa.
Dengan ukuran Viperlion yang sebesar itu, maka sudah dapat dipastikan siapa pemenangnya.
Rafael tersenyum. Lalu Ular itu menghampiri Rafael dan Nel. Tatapan nya pada mereka tidak lagi dengan tatapan memangsa, melainkan kasih sayang.
"Bagus.." Ular itu menunduk. Dan Rafael mengelus kepala ular itu. Ular itu tampak sangat jinak.
Perubahan yang sangat drastis.
'Seberapa hebat kau ini, Rafael?...' Nel membatin. Dia melirik Rafael dengan senyuman.