Javier adalah seorang dokter legendaris bermata emas. karena suatu insiden membuatnya kehilangan ingatannya. Menikah dengan seorang wanita cantik secara kebetulan, membuat dirinya begitu di remehkan oleh keluarga si wanita.
Kemampuannya begitu sangat hebat dalam bidang medis. Matanya bersinar seperti Kilauan emas yang mampu melakukan segalanya.
Hingga akhirnya ingatan dan kemampuannya telah kembali, membuatnya bangkit merubah takdirnya.
Menjadi rebutan banyak wanita cantik, terkenal dan sangat di hormati. Javier adalah simbol pria sempurna di dunia.
"Kamu adalah dokter legendaris itu...?" ujar Clara.
"Aku hanya tidak ingin kamu minder saja," balas Javier.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya sejak awal?" tanya Clara.
"Jika keluarga mu tahu bahwa aku dokter legendaris, aku tidak akan pernah tahu bahwa seluruh anggota keluargamu begitu kejam," jawab Javier.
Clara terdiam tertunduk tidak bisa berkata-kata. Perasaan bersalah memenuhi hati dan pikirannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 RACUN BISA ULAR
Esok harinya, Javier sedang berbelanja sayuran di pasar. Terlihat kedua tangan Javier sedang membawa dua buah kantong plastik yang berisi daging dan sayur-sayuran.
Hari itu langsung begitu cerah, sehingga sinar matahari terasa cukup menyengat. Baju dari Javier juga mulai agak basah akibat keringat yang keluar dari tubuhnya.
"Anak muda, tumben hari ini belanjaan mu banyak sekali," ujar seorang wanita penjual yang menjadi tempat langganan Javier berbelanja.
"Ibu mertuaku memintaku untuk masak banyak malam nanti," balas Javier.
Javier meletakkan dua kantong belanjanya dan mulai memilih terong yang masih bagus pada lapak wanita penjual tersebut.
Namun kemudian, tidak jauh dari mereka terjadi kerumunan orang. Orang-orang juga pada menuju ke kerumunan tersebut.
"Ada apa di sana?" tanya wanita penjual kepada seseorang yang lewat hendak menuju ke kerumunan itu.
"Sepertinya ada orang yang tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri," jawab orang tersebut.
Javier yang penasaran dengan yang terjadi juga meletakkan terongnya dan mulai menuju ke kerumunan tersebut.
Terlihat di kerumunan orang tersebut seorang pria paruh baya yang tergeletak dalam kondisi tidak sadarkan diri dengan sedikit darah keluar dari kaki kanannya. Tampak dua lubang kecil yang mengeluarkan darah pada kaki kanannya.
Sedangkan seorang anak kecil menangis dan meminta pria paruh baya itu untuk bangun. Dapat di pastikan bahwa anak kecil itu adalah anak dari si pria paruh baya.
"Ayah bangun, ayah kenapa, huhu..." anak kecil itu menangis.
Orang-orang semakin ramai berdatangan mengelilingi anak kecil dan si pria paruh baya.
"Nak, apa yang terjadi dengan ayahmu?" tanya seseorang kepada anak kecil.
"Tadi ada seekor ular berwarna hitam menggigit kaki ayah, ayah pikir ular itu tidak berbisa, tapi beberapa menit kemudian tiba-tiba saja malah jadi seperti ini" jawab anak kecil.
"Tolong selamatkan ayahku, huhu..." anak kecil itu terus menangis.
Awalnya pria paruh baya tersebut mengira ular yang menggigitnya adalah ular tidak berbisa. Tapi kenyataannya ular yang menggigitnya adalah salah satu jenis ular paling berbisa di dunia.
Kemudian seorang pemuda tiba-tiba langsung jongkok dan memeriksa bekas gigitan ular di kaki kanan pria paruh baya.
Pemuda itu menggunakan masker, sehingga wajahnya tidak terlihat dengan jelas. Nama pemuda tersebut adalah Anton. Anton baru saja kembali dari luar negeri dan sedang berjalan-jalan.
Anton mendapati kaki kanan pria paruh baya juga mulai membiru dan bengkak. Bibirnya begitu pucat dan keringat dingin keluar dari keningnya.
Anton memegang pergelangan tangannya untuk mengecek denyut nadinya. Alhasil Anton mendapati denyut nadinya semakin melemah dan tidak beraturan. Anton membuka kelopak matanya lalu menghela nafasnya.
Melihat kondisi dari pria paruh baya, Anton dapat menyimpulkan bahwa racun bisa ular sudah menyebar keseluruh tubuh pria paruh baya.
"Tuan, apakah anda seorang dokter?" tanya seseorang kepada Anton.
"Ya," jawab Anton.
"Bagus, kalau begitu cepat selamat pria ini!" ujar seseorang.
Namun Anton justru berdiri sambil menghela nafasnya.
"Susah tidak ada yang bisa di lakukan saat ini," balas Anton.
"Maksud dokter bagaimana?" tanya seseorang.
Anton juga menjelaskan bahwa racun bisa ular sudah menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini membuat pria paruh baya tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi.
Jika waktu pertama kali di gigit segera di bawa ke rumah sakit dan di beri anti bisa, pasti nyawanya masih bisa tertolong.
"Jarak dari tempat ini ke rumah sakit cukup jauh, sebelumnya sampai di rumah sakit pria ini pasti sudah meninggal," sambung Anton.
"Sekarang juga tidak ada yang bisa di lakukan lagi, saya benar-benar minta maaf" Anton tampak tidak berdaya.
Seketika si anak kecil juga semakin menangis histeris. Ayahnya adalah orang tuanya yang masih tersisa setelah ibunya meninggal karena kecelakaan.
"Ayah, jangan tinggalkan aku sendiri, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi jika ayah pergi," anak kecil itu begitu kasian sekali.
Tidak bisa terbayangkan jika sampai ayahnya juga meninggal, bagaimana nasibnya ke depannya.
"Anak ini masih begitu kecil, mungkin berusia 7 tahun, sungguh kasihan sekali," ujar salah seorang di sana.
"Dokter mengatakan sudah tidak ada yang bisa di lakukan karena sudah terlambat, bagaimanapun ini sudah takdir," ujar orang yang lain.
"Ada sebuah panti asuhan yang baru buka, mungkin dia bisa mempertimbangkan untuk tinggal di sana saja," ujar orang yang lain.
Di saat semua orang sudah beranggapan tidak ada yang bisa di lakukan selain menunggu kematian dari pria paruh baya. Tiba-tiba saja suara teriakan terdengar dari arah belakang kerumunan.
"Semua minggir!" teriak seseorang dari belakang kerumunan.
"Dia masih bisa di selamatkan!" sambung orang tersebut.
Sontak saja semua orang terkejut dan pandangan mereka langsung tertuju kepada orang tersebut.
Seseorang mulai menerobos kerumunan dan langsung berjongkok di samping pria paruh baya. Orang tersebut ternyata adalah Javier.
"Anak muda, kamu siapa, apa kamu seorang dokter?" tanya seseorang kepada Javier.
"Aku..." Javier terlihat ragu-ragu.
"Aku hanya sedikit mengerti ilmi pengobatan, tapi aku bisa menyelamatkannya," jawab Javier.
Javier telah bertekad untuk memulai kehidupan barunya. Jadi dia tidak mengatakan tentang identitas dirinya yang sebenarnya.
"Kamu bukan dokter, sedangkan dokter sendiri mengatakan sudah tidak ada yang bisa di lakukan lagi, apa kamu benar-benar masih bisa menolongnya?" tanya seseorang kepada Javier.
"Selagi masih bernafas, aku yakin masih bisa menolongnya," balas Javier.
Si anak kecil juga terlihat mulai mengecil suara tangisnya. Saat ini sepertinya masih ada harapan untuk ayahnya.
Sementara Anton terlihat tidak senang dengan tindakan Javier ini. Secara tidak langsung perkataannya ini sama saja mempermalukan dirinya di depan semua orang.
Anton mengatakan bahwa tidak ada yang bisa di lakukan lagi, namun Javier malah mengatakan dirinya bisa menyelamatkannya. Bukankah ini sama saja menganggap bahwa Anton adalah dokter yang tidak memiliki kemampuan.
Saat ini Anton juga hanya diam untuk melihat sebenarnya apa yang akan di lakukan oleh Javier untuk menyelamatkan pria paruh baya tersebut.
Dengan kondisi racun yang sudah menyebar ke seluruh tubuh, seharusnya tidak akan ada orang yang bisa menolongnya, pikir Anton.
"Kalau begitu, cepat lakukan sesuatu untuk menyelamatkannya!" ujar seseorang di sana.
Javier juga mulai mengeluarkan dua buah jarum perak dari dalam sakunya. Sebelumnya Javier telah membeli beberapa jarum perak sebelum berbelanja sayuran.
Melihat Javier mengeluarkan jarum perak, tentu saja membuat semua orang menjadi bingung.
"Anak muda, apa yang akan kamu lakukan dengan jarum perak itu?" tanya seseorang.
"Aku akan menusukkan jarum perak ini dan melakukan akupuntur untuk mengeluarkan racun bisa ular di dalam tubuhnya," jawab Javier.
"Akupuntur..." tentu saja semua orang terkejut.
Akupuntur adalah metode pengobatan zaman dahulu yang sudah tergerus oleh waktu. Metode seperti itu di anggap tidak efektif dan tidak bisa di buktikan secara medis mampu memberikan penyembuhan.
Pada zaman modern seperti saat ini, banyak anak muda yang bahkan tidak tahu tentang teknik akupuntur.
"Dengan menusukkan jarum, lantas bisanya akan keluar, bukankah itu hebat sekali, kamu bahkan lebih mirip dukun saat ini," ujar seseorang di sana mengatai Javier.
"Aku kira kamu benar-benar bisa menyelamatkannya, ternyata malah main tusuk-tusuk jarum," ujar orang yang lain lagi.
"Aku baru pertama kali mendengar tentang akupuntur, setahuku jarum hanya di gunakan untuk menjahit bukan mengobati orang," ujar orang yang lain lagi.
Orang-orang mulai mengatai Javier sesuka hati mereka. Mereka tidak percaya Javier mampu menyelamatkan pria paruh baya hanya dengan menggunakan jarum.