Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.
Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.
Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.
Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?
Temukan jawabannya hanya di sini
"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Darren dijebak
Cuaca pagi itu sangat cerah, meski hujan mengguyur kota semalam. Darren keluar dari kamar kost-nya dan telah siap berangkat menuju bengkelnya. Dengan penampilannya yang sederhana, tetapi tak menghilangkan aura ketampanannya.
Darren kemudian melangkah menuju motornya yang terparkir di garasi khusus anak-anak kost, dan mengeluarkannya dari dalam. Dia lalu menyapa ibu kost-nya yang sedang menyapu halaman depan rumah.
"Selamat pagi, Bu Erni," sapa Darren ramah.
Bu Erni menghentikan pekerjaannya, lalu tersenyum hangat membalas sapaan Darren. "Pagi, Mas Darren. Rajin sekali kamu, sudah mau berangkat kerja, nih?"
Darren tersenyum. "Iya, Bu. Ada beberapa motor yang harus segera diperbaiki."
"Waaah... Semangat ya, Mas. Hati-hati di jalan," pesan Bu Erni.
"Siap, Bu. Terima kasih," jawab Darren sambil mengangguk hormat, lalu menjalankan motornya meninggalkan Bu Erni yang tersenyum melihat keramahannya.
Setibanya di bengkel, Darren langsung memarkirkan motornya, kemudian membuka rolling door dan disambut oleh aroma oli yang khas dan beberapa motor pelanggan yang menunggu untuk diperbaiki.
Darren menghela napas sejenak, dia menatap motor-motor yang berjejer dengan berbagai kerusakan. "Oke, Darren, semangat! Hari ini harus berjuang untuk membuat mereka kembali ke dalam kondisi prima dan siap dipakai lagi," gumamnya menyemangati diri sendiri.
Darren mulai memeriksa satu per satu motor yang ada. Tangannya begitu terampil dan cekatan sehingga dengan cepat menemukan sumber masalah lalu memperbaikinya dengan presisi. Dia bekerja sangat teliti dan penuh perhatian, seolah setiap motor adalah bagian dari dirinya. Sesekali, dia menyeka keringat di dahinya menggunakan punggung tangan.
Di saat Darren tengah fokus dengan pekerjaannya seseorang datang dan mengucap salam padanya. "Assalamualaikum, Mas Darren."
Darren langsung menoleh dan terkejut melihat siapa yang datang. Dia pun tersenyum lalu menjawab salam tersebut.
"Waalaikumsalam. Waahhh... Silakan, Pak Haris." Darren kemudian melepas sarung tangan latex yang dipakainya, lalu menyalami Pak Haris dengan takzim.
"Kelihatannya bengkel Mas Darren makin ramai," kata Pak Haris sambil melihat sekeliling. "Pintar Mas Darren milih tempat ini, sangat strategis," imbuhnya memuji.
"Alhamdulillah, Pak. Rejeki mah, ada saja," jawabnya merendah.
"Oh ya, saya ke sini mau servis motor, Mas. Sudah beberapa bulan sepertinya saya tidak servis ini motor," kata Pak Haris.
"Oh, boleh...boleh, Pak." Darren lalu menghampiri motor Pak Haris dan memeriksa kondisinya. "Sepertinya oli dan filter udaranya perlu diganti, Pak. Selain itu, remnya juga perlu sedikit disetel," kata Darren. Pak Haris mengangguk setuju dan menyerahkan motornya untuk diservis.
Sambil menunggu Pak Haris bertanya kepada Darren tentang rencana bengkelnya ke depan. "Mas Darren, apa tidak ingin merekrut karyawan untuk membantu pekerjaannya? Saya lihat bengkelnya cukup ramai, pasti butuh tenaga tambahan," kata Pak Haris mengusulkan.
"Kalau untuk pekerjaan yang ringan-ringan seperti tambah angin atau tambal ban saya rasa itu perlu. Biar Mas Darren tidak kewalahan," lanjutnya.
Darren mengangguk, "Betul juga sih, Pak. Saya memang sedang mempertimbangkan untuk itu. Tapi saya ingin yang berpengalaman dan serius," jawab Darren.
"Semoga Mas Darren menemukan orang yang tepat, dan bengkelnya semakin maju," ucap Pak Haris dengan tulus.
"Aamiin, terima kasih doanya, Pak," sahut Darren.
Beberapa saat kemudian Darren selesai menservis dan memperbaiki motor Pak Haris. "Sudah selesai, Pak. Saya sudah ganti oli dan filter udara, serta menyetel remnya. Silakan dicek dulu," kata Darren sambil menyerahkan kunci motor.
Pak Haris memeriksa motornya, lalu tersenyum puas. "Bagus, Mas. Kerja yang rapi seperti biasa."
Lalu, Pak Haris membayar biaya servis dan pamit untuk pulang. "Terima kasih, Mas Darren. Kalau begitu saya permisi."
"Sama-sama, Pak. Sampai jumpa lagi." Darren tersenyum seraya melambaikan tangannya.
Darren pun kembali pada pekerjaannya semula yaitu memperbaiki motor yang tadi dia tinggalkan. Hingga beberapa jam kemudian dia bisa menyelesaikannya satu persatu. Darren merasa lega dan puas melihat hasil kerjanya, meski tubuhnya terasa lelah.
Dia lantas menghubungi pemilik motor tersebut dan mengatakan jika motornya telah selesai diperbaiki. Satu persatu pemilik motor pun berdatangan dan mencobanya. Mereka tersenyum atas kerja Darren yang memuaskan.
"Wah, keren ini," ucap salah seorang pelanggan dengan senyum mengembang. "Kerja Mas Darren memang tidak pernah mengecewakan," lanjutnya sambil menepuk pundak Darren.
"Betul, semenjak aku servis di sini, sekarang suara mesin motorku jadi halus dan enak dipakainya," timpal yang lain.
"Semoga makin sukses ya, Mas," ucap pelanggan itu dengan tulus.
"Aamiin, terima kasih doanya, Mas." Darren menangkupkan kedua tangannya.
Selesai membayar, mereka pun pulang. Tinggallah kini Darren seorang diri. Dia lalu membersihkan bengkelnya dan akan menutup lebih cepat karena dia merasa sangat lelah sekali.
Namun, di saat Darren sedang menutup bengkelnya, tiba-tiba datang beberapa orang yang mengaku sebagai petugas polisi. Mereka langsung menangkap Darren dengan tuduhan menjual suku cadang palsu dan melakukan penipuan.
"Kami mendapat laporan bahwa Anda menjual suku cadang palsu dan menipu pelanggan," kata salah seorang petugas polisi.
Darren terkejut dan tidak percaya. Dia tidak pernah melakukan hal itu. Dia selalu jujur dan transparan selama ini terhadap pelanggannya.
"Ini tidak benar, Pak. Saya tidak pernah melakukan hal itu," jawab Darren membela diri.
Namun, polisi itu tidak mau mendengarkan. Mereka menggeledah bengkel Darren dan menemukan beberapa suku cadang yang diduga palsu. Mereka kemudian membawa Darren ke kantor polisi untuk diperiksa lebih lanjut.
Darren merasa dijebak. Dia bingung dan tidak memiliki kesempatan untuk membela diri. Dia tahu, pasti ada seseorang yang ingin menghancurkan reputasinya.
Akhirnya dengan pasrah Darren menurut saja ketika petugas membawanya ke kantor polisi. Akan tetapi, dalam hatinya dia akan membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
.
.
.
Duhh... Kasihan banget kamu, Ren 😭
Jangan lupa like dan komennya🤗, kasih dukungan buat Darren dong.
itu menurutku doang lho yaaa, ...🏃♀️🏃♀️🏃♀️