NovelToon NovelToon
Menantu Luar Biasa

Menantu Luar Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Matabatin / Sistem / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Zhiyuan, menantu keluarga Liu yang dulu dicap tak berguna dan hanya membawa aib, pernah dipenjara tiga tahun atas tuduhan yang tidak pernah ia lakukan. Selama itu, dunia menganggapnya sampah yang layak dilupakan. Namun, ketika ia kembali, yang pulang bukanlah pria lemah yang dulu diinjak-injak. Di balik langkahnya yang tenang tersembunyi kekuatan, rahasia, dan tekad yang mampu mengguncang keluarga Liu—dan seluruh kota.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 Pelajaran untuk Yu Dayong

“Lagu-lagu masa depan milikku semua!” Liu Zhiya pulang dengan ekspresi penuh kemenangan, tangannya di pinggang, hidungnya hampir mendongak ke langit.

Melihat sikap adiknya itu, Liu Yuxin hanya terkekeh lalu ikut bermain peran.

“Selamat, Nona Zhiya! Kau berhasil mengalahkan si bajingan Yu Dayong. Kemenangan telak untukmu!”

Pipi Liu Zhiya memerah, ia pura-pura malu sambil menggaruk hidung.

“Ngomong-ngomong, aku masih harus berterima kasih sama kakak ipar. Kalau bukan karena dia, aku pasti sudah kehilangan kesempatan ini.”

Ia langsung menoleh pada Zhiyuan yang baru pulang, senyumnya lebar.

“Benar, kan? Seperti kata kakak ipar, Jinyao masih punya orang-orang berhati lembut.”

Ucapan itu keluar tulus, meski ekspresinya kembali dibuat sombong.

Liu Hong hanya mendengus.

“Hmph. Jinyao kan perusahaan besar. Itu sudah sewajarnya. Apa yang istimewa?”

Zhiyuan menunduk, menyembunyikan senyum tipis. Kalau saja ia tidak turun tangan, Liu Zhiya mungkin benar-benar tersingkir. Tapi ia memilih diam, membiarkan suasana gembira mengalir dengan sendirinya.

Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, keluarga kecil Liu duduk mengelilingi meja makan dengan wajah yang benar-benar cerah. Tawa ringan mengisi ruang sempit itu, menggantikan dinginnya percakapan sehari-hari.

Liu Zhiya, masih bersemangat, tiba-tiba berdiri. Dengan langkah ringan ia mengambilkan semangkuk nasi untuk Zhiyuan.

“Kakak ipar, makan yang banyak. Di masa depan aku jadi bintang besar, kau harus sehat biar bisa jadi penonton konserku paling depan!”

Zhiyuan tersenyum, menerima mangkuk itu tanpa menolak. Liu Yuxin melirik adegan kecil tersebut dengan mata yang sedikit melembut, seolah untuk pertama kalinya ia melihat suaminya diterima di tengah keluarga.

Tentu saja, Liu Hong masih bersikap sinis.

“Hmph. Jangan sampai nanti dia malah jadi bebanmu, Zhiya.”

Namun tak seorang pun menggubris nada ketus itu.

Di meja sederhana itu, kebahagiaan yang tulus akhirnya terjalin. Dan bagi Zhiyuan, senyum hangat yang mengiringi makan malam itu jauh lebih berharga daripada semua penghinaan yang ia terima di luar sana.

....

Sementara itu, di parkiran bawah tanah sebuah gedung tinggi, Yu Dayong berjalan cepat sambil membawa barang-barangnya. Ia buru-buru menutup pintu mobil ketika tiba-tiba dua orang muncul dari sisi kiri-kanan dan menahannya.

“Siapa kalian?! Mau apa?!”

Sebelum sempat mengangkat kepala, sebuah tinju menghantam wajahnya keras.

“Arghh!” Yu Dayong jatuh terduduk, barang-barangnya berhamburan.

“Seret keluar,” perintah dengan suara dingin terdengar.

Dari balik pilar, muncul sosok wanita bergaun ketat, langkahnya mantap dengan sepatu hak tinggi sepuluh sentimeter.

Zhang Yingying.

“Itu… kau?!” Yu Dayong terbelalak.

Wanita itu menatapnya dengan senyum bengis. “Kenapa? Kau kira bisa seenaknya menginjak orang lalu kabur begitu saja? Berani-beraninya kau bersikap cabul lalu pura-pura tak bersalah? Kau kira posisi Wakil Manajer Jinyao itu bisa menyelamatkanmu?”

Dengan satu hentakan, tumit sepatunya menginjak keras lutut belakang Yu Dayong.

Yu Dayong meringis kesakitan, rasa nyeri pada ligamennya membuatnya hampir ingin berguling di tanah. Namun karena tubuhnya ditahan, ia hanya bisa meronta tak berdaya.

Zhang Yingying masih belum puas. Ia menunjuk lurus ke arah Yu Dayong sambil berteriak pada orang-orang yang dibawanya.

“Hajar dia sampai mampus! Jangan berhenti sampai kulitnya sobek!”

Suara pukulan dan tendangan segera memenuhi ruangan.

Awalnya, Yu Dayong masih bisa memaki-maki di sela jeritan sakitnya. Namun semakin lama, tubuhnya penuh luka, wajahnya bengkak parah, dan tenaganya terkuras habis. Ia tak lagi punya harga diri untuk melawan.

“Jangan pukul aku lagi... jangan... aku sudah berusaha sekuat tenaga! Mana ada yang tahu kalau di tengah jalan bakal ada kecelakaan?!”

Suara tangisannya serak, penuh rasa sakit dan ketakutan.

Zhang Yingying menatap tubuh Yu Dayong yang tergeletak di lantai seperti bangkai, wajahnya bengkak seperti kepala babi. Rasa kesalnya sedikit mereda, lalu ia memberi isyarat agar anak buahnya berhenti.

Suara sepatu hak tinggi yang mengetuk lantai terdengar jelas.

Zhang Yingying melangkah mendekat dengan penuh gaya, lalu menendang pelipis Yu Dayong. Senyum puas tersungging di bibirnya.

“Cuma bisa membuatku mendapatkan peringkat lima, dan kau masih berani bilang sudah melakukan yang terbaik?”

Yu Dayong menjerit, berusaha merangkak untuk meraih kaki Zhang Yingying, berharap belas kasih. Namun wanita itu menendangnya menjauh dengan ekspresi jijik.

“Aku mohon... lepaskan aku. Apa pun yang kau mau, akan kuberi. Tolong...”

Tubuh Yu Dayong sudah tak sanggup bangkit. Ia hanya bisa tergeletak, terengah-engah dengan suara rintihan pilu.

“Aku mau peringkat pertama di kualifikasi! Berikan itu padaku!”

Semakin dipikirkan, Zhang Yingying semakin murka. Janji Yu Dayong sebelumnya hanyalah omong kosong. Ujung-ujungnya, ia hanya mengorbankan tubuhnya untuk pria cabul itu—dan apa hasilnya? Hanya peringkat lima?

Ia menghujani Yu Dayong dengan beberapa tendangan lagi, hingga lelaki itu meraung kesakitan. Barulah rasa lega sedikit muncul di wajahnya. Sambil merapikan rambutnya yang berantakan, ia meniup kukunya dan berkata santai:

“Bukannya aku tidak ingin melepaskanmu... tapi transfer dulu 500 ribu Yuan. Kalau sudah, anggap hutangmu padaku lunas.”

“Apa?!” Yu Dayong menatapnya dengan putus asa. “Kau... kau ingin memerasku!”

Meski gajinya tidak kecil, gaya hidupnya yang boros membuatnya selalu kekurangan. Hanya karena tidur dengan Zhang Yingying, sekarang ia harus kehilangan 500 ribu yuan. Rasanya seperti disayat-sayat.

Dengan tubuh penuh luka, Yu Dayong sempat nekat bangkit sambil berteriak. Tapi rasa sakit menghantam, membuatnya kembali jatuh tersungkur.

“Oh?” Zhang Yingying menyipitkan mata, nadanya sinis. “Jadi menurutmu aku sedang memerasmu?”

Seketika ia memberi isyarat, anak buahnya kembali bergerak, menahan tubuh Yu Dayong.

Tubuhnya gemetar hebat, wajahnya pucat pasi. Seketika ia menjadi patuh, buru-buru mengeluarkan ponsel dan mengoperasikannya dengan gemetar.

“Aku... aku transfer sekarang juga!”

Tak lama, notifikasi transfer 500 ribu yuan masuk. Ekspresi Zhang Yingying berubah puas. Ia membungkuk sedikit, menepuk pipi Yu Dayong dengan ponselnya sambil menatapnya penuh kebencian.

“Pada akhirnya, yang aku mau cuma satu. Aku ingin lihat Liu Zhiya hancur di Jinyao. Paham?”

Baginya, Liu Zhiya adalah perampas kesempatan emas. Seandainya bukan karena Liu Zhiya, sudah lama dirinya menjadi artis baru Jinyao, bahkan mungkin bisa bersinar setara dengan Lee Qingqing.

Namun ia tak sadar—kemampuannya sendiri terlalu lemah. Bahkan jika Liu Zhiya tidak mengambil posisi pertama, kesempatan itu tetap tidak akan jatuh padanya.

Yu Dayong hanya bisa mengangguk patuh, pura-pura setuju. “Iya, iya... aku akan membuat Liu Zhiya susah di kemudian hari.”

Setelah itu, Zhang Yingying pergi dengan senyum puas diiringi rombongannya.

Yu Dayong akhirnya bisa bernapas lega. Sambil tersandung, ia mengambil tas kerjanya di lantai, lalu menyeret langkah menuju lift dengan tubuh penuh luka.

Dalam hatinya, ia menumpahkan semua kebencian pada Liu Zhiya. Baginya, semua penderitaan ini terjadi karena Liu Zhiya tidak menuruti permintaannya sejak awal.

Sementara untuk Zhang Yingying... untuk saat ini ia tak berani melawan. Tapi jika suatu hari ia menemukan kelemahannya, Yu Dayong pasti akan membalas dendam.

Di sisi lain, kabar baik tengah menyelimuti keluarga Liu. Liu Zhiya berhasil menandatangani kontrak dengan Jinyao Entertainment.

Seluruh keluarga penuh sukacita, ditambah dengan perkembangan Vanguard Security yang semakin stabil, serta tim keamanan baru yang mulai menunjukkan hasil nyata.

Liu Yuxin berdiri di ruang pelatihan perusahaannya, bibirnya melengkung membentuk senyum puas.

“Sudah waktunya,” ucap Zhiyuan yang berdiri di sisinya, matanya tajam menatap ke depan. “Biarkan semua orang tahu, kekuatan Vanguard bukan sekadar nama.”

Liu Yuxin sempat menoleh heran, tapi Zhiyuan hanya tersenyum samar, seolah menyimpan sesuatu dalam pikirannya.

1
Jujun Adnin
kopi mendarat
Prajapati
author koplak.hanya segini kemampuanmu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!