Menjadi seorang Duda tunanetra serta memiliki seorang putri, dalam waktu dekat, bukan lah hal yang mudah untuk Jade jalani.
Berulang kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, namun putri kecil nya selalu saja menggagalkan niat nya tersebut.
Sampai suatu saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, kehidupan nya menjadi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
Usai mereka makan, Alan pamit pulang pada Sarah.
"pakaian kotor mu taruh saja dimesin cuci"
" hhhmm, ngga usah, aku bawa saja, yang aku tinggal beberapa setelan baju yang baru aku beli tadi, aku taruh di atas kasur"
" oh ok"
Alan memeluk Sarah, ia enggan untuk pulang tapi ia harus pulang, karena Lila terus mencari nya.
" sebenarnya aku masih mau sama kamu, aku ngga mau pulang, tapi aku harus pulang"
" besok kita ketemu lagi dikantor mu"
"mau langsung kerja?"
Sarah mengangguk, " besok aku ke rumah ajak Lila jalan"
" tapi kamu masih sakit, nanti aja kalau sudah benar-benar sembuh "
" ngga apa-apa, kita selesaikan satu persatu urusan kita, aku harus pelan-pelan bicara sama Lila"
" maaf ya sayang "
" maaf untuk apa?"
" maaf sudah merepotkan mu"
" merepotkan ku? Kita, ini Masalah kita. Jadi bukan cuma aku yang menyelesaikan nya tapi kamu juga"
" iya sayang"
Alan mencium kening Sarah. Lalu berpamitan untuk pulang.
Sesampai dirumah. Alan melihat ada Anisha dirumah, ia sedang bermain dengan Lila. Ibu Kania pun mengawasi Anisha.
" Ayah, ada bunda datang bawa ini" Lila menunjuk sebuah boneka berukuran kecil.
Ayah nya tersenyum canggung pada nya. Alan tidak ingin melihat ke arah Anisha, rasa sakit hati nya masih sangat terasa.
"ayah sini duduk dekat bunda" ajak Lila.
Anisha tidak merespon ucapan Lila, ia sepertinya sengaja mengambil kesempatan ini untuk mengambil hati Alan lewat anak nya.
Namun hati Alan sangat membenci nya mengingat apa yang sudah dilakukan nya pada Alan. Alan pernah sampai dititik menyesal mempunyai Lila karena sakit hati sudah dibohongi oleh Anisha. Namun ia sadar, Lila tidak tau apa-apa, dia tidak berdosa, ia juga tidak bisa memilih lahir dari orang tua yang bagaimana.
" ayah, mau istirahat, ayah capek " ucap Alan pergi meninggalkan mereka berdua.
" Alan tunggu " panggil Anisha
Alan sebenarnya ingin tidak peduli, namun disitu ada Lila yang sedang melihat gerak gerik nya. Dia tidak ingin putri nya mengatakan diri nya jahat lagi.
Alan menoleh ke arah Anisha dengan tatapan dingin.
" ini sweater yang dulu pernah aku janji buatkan untukmu, maaf baru aku kasih ke kamu"
" hhmm" Alan mengambil paperbag yang berisi sweater tersebut, ia lalu berlalu pergi dengan membawa paperbag tersebut. Sebelum masuk kamar, Alan melihat Aries berada di dekat nya, lalu memberikan sweater tersebut pada nya
" nih buat mu" ucap Alan pelan agar Lila dan Anisha tidak mengetahui nya. namun sayang Anisha melihat hal tersebut. Ia merasa kecewa dan sedikit sakit hati.
" kak Sarah, juga pernah memberiku boneka yang beessaarr sekali " Lila bercerita pada bunda nya.
" kak Sarah?"
Lila mengangguk " iya kak Sarah, Kaka nya Lila, dia baik banget, dia juga pernah belikan Lila sepeda"
" oo ya?"
" apa kak Sarah cantik ?"
" cantik banget kaya princess"
" masa? cantikan mana sama bunda?
" cantikan bunda sedikit, banyakan kak Sarah" ucap Lila polos.
" apa wanita yang kemarin? Apa dia pacar nya Alan?"
Anisha mengakui kecantikan Sarah, ia melihat aura yang berbeda dari Sarah. Sebagai seorang wanita Anisha pun mengagumi pesona Sarah. Anisha menjadi sedikit cemburu, karena bukan sekedar Alan yang terpesona dengan kecantikan Sarah, putri nya pun sepertinya telah memiliki kesan yang baik pada Sarah.
" Lila, ayo istirahat ini sudah malam " ibu Kania mengingatkan Lila
" iya Oma, tapi bolehkan Lila tidur sama bunda?"
" hhhmm, ayah mu tidak mengijinkan bunda mu tidur di sini, Oma takut ayah mu nanti marah"
" baik lah" Lila pun pamit menuju kamarnya.
" maaf Bu apakah besok saya boleh mengajak Lila untuk jalan-jalan, karena saya sudah janji padanya"
" kamu ini tidak tau diri! Berani-beraninya janji pada Lila tanpa seizin Alan!"
" maaf, tolong ibu sampaikan pada Alan, karena seperti nya Alan masih marah sama saya"
" apa kamu ngga sadar sama kesalahan mu?! Wajar aja Alan masih marah sama kamu!"
" saya ngga berani ngomong, kamu sendiri aja yang ngomong". Ibu Kania memanggil Alan
Alan keluar dari kamar nya, ibu Kania berbisik pada Alan
Alan berbicara keras agar Anisha mendengar nya. Alan tidak ingin mendekat pada Anisha.
" besok Lila punya schedule bertiga sama saya" ucap Alan.
Anisha menghela nafasnya. Ia merasakan kebencian Alan terhadapnya, kemarahan Alan dirasakan sampai ke hati Anisha. Alan pun mempertegas kata "bertiga", yang seolah Alan memberi tahukan pada nya bahwa kini Alan sudah memiliki kekasih. Anisha hanya pasrah dengan sikap Alan saat ini, ia sadar kesalahan nya tidak mudah untuk di maaf kan.
Anisha pun pulang, ia kini takut berharap banyak, setelah mengetahui Sarah lah orang yang ada di samping Alan saat ini. Ia tidak bisa melampaui Sarah terlebih lagi ia memiliki kesalahan yang sangat fatal yang membuat Alan tidak akan menoleh pada nya.
******
Pagi ini Sarah sudah mulai bekerja, kebetulan schedule nya hari ini adalah meeting bersama vendor lain dan beberapa investor di kantor Alan.
Semalam Sarah sudah mempelajari apa yang akan dibahas pada pagi ini.
Sarah menggunakan blouse putih dipadukan dengan blazer berwarna baby blue serta celana basic ankle dengan warna yang senada dengan blazer nya, sepatu hak sekitar 7cm berwarna cream, Sarah menggunakan kalung pemberian Alan. Tangan nya memegang clutch berwarna hitam.
Sarah menuju kantor Alan menggunakan mobil nya. Sesampai dikantor Alan, Sarah telah melihat kedua asisten nya di lobby kantor, mereka masuk bersama.
Beberapa mata tertuju pada Sarah, Sarah tersenyum menyapa melihat mereka. Sarah menuju kantor Alan menggunakan lift. Ia menangkap sosok Selly yang kini telah merubah penampilan nya menjadi normal. Kini ia tidak mengenakan pakaian yang sexy dan mencolok lagi.
Sarah melihat Selly kini lebih ramah, ia tersenyum tipis pada Sarah, Sarah terkejut melihat nya namun Sarah tetap membalas senyuman Selly.
Selly telah menyadari bahwa diri nya tidak bisa memiliki Alan. Ia juga tidak bisa bersaing dengan Sarah. Sarah terlalu perfect di mata Selly. Ia memutuskan untuk mundur dan tidak mengejar Alan lagi.
Mereka pun keluar dari lift. Sarah berjalan menuju kantor meeting Alan. Namun masih belum ada Alan disana. Sarah menunggu yang lain di dalam sana, beberapa orang dari vendor lain pun mulai datang.
Didalam kantor tersebut, hanya Sarah satu-satu nya seorang wanita. Sehingga beberapa dari mereka tertarik melihat kecantikan Sarah. Mereka telah kumpul semua. Tak berapa lama Alan pun masuk dan duduk di kursinya. Alan pun memulai rapat ya. Sebelum memulai nya Alan melihat Sarah terlebih dahulu, ia tersenyum melihat Sarah. Hal ini membuat isi kantor merasa heran dan bertanya hubungan mereka.
Alan memulai rapat, ini pertama kali nya Sarah melihat Alan berbicara memimpin rapat. Alan terlihat sangat berbeda dari biasa nya, aura wibawa nya terpancar dari dalam diri nya. Mata Sarah tidak berkedip menatap Alan. Membuat nya kembali jatuh cinta pada Alan.
Bersambung.....