Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Flasback On
Beberapa minggu sebelum program magang dimulai, Rey duduk di ruang kerjanya sambil menatap layar laptop. Di depannya, email dari HRD baru saja masuk subject nya sederhana yaitu, Permohonan Penempatan Mahasiswa Magang – Universitas Nusabuana.
Jari Rey mengetuk meja pelan. Universitas Nusabuana… Nama itu langsung memicu ingatan yang tak ingin ia sentuh.
Ia segera mengetik pada laptopnya, ia menuliskan nama Olivia Wijaya, lalu munculah profil dan nama kampus tempat dimana Olivia kuliah.
" Olivia Wijaya, Mahasiswa tingkat akhir jurusan Desain Grafis" gumamnya.
Wajah Rey sedikit berbinar, ia bisa membantu bos nya kali ini.
Dengan hati-hati, Rey membuka lampiran surat resmi dari kampus yang ditujukan untuk Sanjaya Group, belum ada daftar mahasiswa disana, kampus hanya memberitahukan akan mengirim empat orang mahasiswa nya kesana, untuk daftar nama mahasiswa menyusul.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung berdiri, mengambil ponsel, dan menekan nomor HRD.
“Pak, tolong untuk Universitas Nusabuana, saya yang akan koordinasi langsung, ya"
“Lho, Pak Rey mau ikut bantu magang juga?”
“Tidak, hanya memastikan administrasi dan penempatannya sesuai dengan arahan direksi, karena Nusabuana adalah kampus yang baru memulai kerja sama dengan perusahaan kita, lagi pula selama beberapa tahun ini saya yang membantu para mahasiswa untuk mencarikan tempat tinggal selama magang disini"
"Baik kalau begitu Pak Rey"
"Oke Baik"
Sambungan telepon terputus. Ia tersenyum tipis alasan klasik kalau bosnya tidak ingin diketahui.
Dan memang selama beberapa tahun ini ia yang membantu mahasiswa magang untuk mencarikan tempat tinggal, Kosan Cempaka salah satu nya, salah satu kosan yang selalu di rekomendasikan oleh Rey, sehingga ia pun akrab dengan pemilik kos nya.
Sanjaya Group memang belum memiliki mes khusus, sehingga para mahasiswa magang harus tinggal di luar lingkungan perusahaan.
Setelah menutup telepon, Rey bersandar di kursinya. Ada sedikit rasa bersalah, tapi juga lega. Ia tahu ini mungkin satu-satunya cara agar Kevin dan Olivia bisa bertemu lagi tanpa harus ada kebetulan yang dibuat-buat.
Ia langsung menulis email ke pihak kampus.
Kepada Universitas Nusabuana:
Kami dari Sanjaya Group menerima permohonan magang mahasiswa anda dan dengan senang hati akan menempatkan salah satu mahasiswi Anda, yang bernama Olivia Wijaya, di divisi desain kreatif kami, bagi tiga mahasiswa lagi mohon segera lampirkan nama-namanya.
Hormat kami,
Rey Aditya
Asisten Pribadi CEO
Begitu tombol “kirim” ditekan, Rey menatap layar kosong di depannya. Ia tahu, cepat atau lambat, Kevin akan tahu juga. Tapi setidaknya kali ini, Kevin punya kesempatan ketiga bahkan jika Kevin sendiri belum siap mengakuinya.
Sore harinya, ia mendapati satu buah email dari pihak kampus, tidak menunggu lama ia langsung membukanya. Rey menatap layar laptop yang kini menampilkan email konfirmasi dari pihak kampus. Nama “Olivia Wijaya” terpampang jelas di deretan paling bawah. Ia menghela napas panjang, mengusap wajahnya pelan.
“Fix.. Kampus sudah kirim daftar final…” gumamnya pelan sambil bersandar di kursi.
Ia menatap ruangan kerja yang mulai sepi, hanya suara lembut AC dan detik jam dinding yang terdengar. Dalam hati, ada gejolak kecil yang tak bisa ia redam antara lega dan cemas.
Lega karena ia memiliki jalan untuk membantu bos nya bertemu dengan Olivia, sedangkan cemasnya karena bos nya tidak tahu akan hal ini, namun ia sudah siap apapun yang dilakukan Kevin kepadanya suatu saat nanti.
Ia tahu seharusnya ia langsung melapor kepada Kevin. Tapi membayangkan reaksi atasannya saat mendengar nama itu, Rey tahu, Kevin bukan tipe pria yang bisa menyembunyikan emosi dengan mudah, apalagi jika itu tentang Olivia.
"Belum saatnya…" pikir Rey.
Ia ingin memastikan semua berjalan lancar dulu biarkan Olivia masuk ke Sanjaya Group sebagai mahasiswa magang tanpa beban, tanpa tekanan dari nama besar masa lalu mereka.
Rey membuka file jadwal magang, menambahkan catatan kecil.
Divisi Desain Kreatif – pembimbing: Kepala Tim Desain (Rachel Anggita)
Senyum tipis terbit di bibirnya.
“Dengan begini, dia nggak akan langsung berhadapan dengan Pak Kevin, setidaknya setelah ia siap"
Disaat yang bersamaan ponselnya berbunyi. Ada pesan masuk dari Kevin.
Kevin: "Rey, tolong kirimkan daftar magang dari universitas minggu depan. Jangan lupa briefing HRD juga dan Kepala Tim Desain"
Rey menatap pesan itu lama. Jemarinya sempat berhenti di atas keyboard sebelum akhirnya membalas singkat.
Rey: "Siap, Pak. Semua sudah saya urus, tinggal menunggu jadwal mulai."
Setelah menekan tombol kirim, Rey tersenyum samar. Tidak lama pesan nya kembali Kevin balas.
Kevin: "Rey kalau nanti anak-anak magang datang, tolong kamu briefing dulu, saya gak ikut"
Rey: "Baik Pak"
Padahal, biasanya ia cukup teliti terhadap siapa pun yang akan bergabung dengan perusahaannya, terutama di divisi kreatif. Namun kali ini, ia tidak punya tenaga untuk peduli.
Ia bisa saja, dengan satu telepon, mencari tahu keberadaan Olivia. Bahkan ia tahu akses apa yang harus ia gunakan, kontak siapa yang bisa dihubungi. Dan lagi Garda Utama beberapa waktu lalu ia cukup sering menghubungi direksinya. Namun entah kenapa, setiap kali ia hendak melakukannya, rasanya seperti tertahan.
“Maaf, Pak. Sekali ini, biar waktu yang bicara dulu.” gumam Rey dalam hati.
Ia menutup laptop, menatap jendela yang menampilkan langit sore itu, lampu mulai dinyalakan tapi terasa sepi. Dalam hatinya, Rey hanya berharap satu hal, ketika dua hati yang sempat retak itu bertemu kembali, semoga kali ini… mereka tidak saling menjauh lagi.
🌹🌹🌹
Jangan lupa untuk dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??