NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

"Bisakah kau bersikap lebih sopan pada ayahku, Kak?" Kania mengebu-gebu. Ia muak mendengar semua kalimat kurang mengenakkan yang keluar dari mulut Edward. Wanita itu langsung menarik paksa tangan suaminya setelah pamit singkat dengan sang ayah. Di sinilah mereka sekarang, di koridor rumah sakit tempat ayah Kania di rawat. Tempat itu terlihat lengang, Kania akan bebas memarahi suami sintingnya.

"Sudah kukatakan berulang-ulang dia ayahku. Bagaimanapun kelakuannya di masa lalu itu bukan urusanmu, Kak". Kania meneteskan air matanya.

Edward gelagapan, tidak menyangka bila perkataannya begitu menyakiti istrinya. Ckkk dia saja yang berlebihan, ayahnya bahkan tertawa ketika aku mengatakan hal itu, kata Edward tentu saja di dalam hati. Pria itu mana berani memberi jawaban demikian pada sang istri yang menatapnya dengan aura permusuhan.

"Aku hanya bercanda tadi. Lagipula, ayah terlihat baik-baik saja ketika aku mengatakan itu. Mungkin ia sudah menobatkanku sebagai menantu kesayangannya. Ahh siapa yang tidak sayang padaku, sikapku memang sangat baik pada orang-orang". Sombongnya.

Kania ingin sekali membantah, namun panggilan ayah yang disematkan pada kalimat Edward barusan membuat gadis itu sedikit senang. "Kau menyebut ayahku dengan panggilan ayah?"

"Tentu saja, mana mungkin aku memanggilnya nenek". Jawab Edward cepat.

"Ckkk aku hanya bertanya, Kak. Jawabanmu selalu saja begitu. Memangnya kau sudah mengakui ayah sebagai mertuamu?"

"Memangnya sejak kapan aku tidak menganggapnya? Perkataanmu barusan seolah-olah mengatakan bahwa aku adalah menantu yang membenci mertuanya. Kau jahat sekali, Kania. Sejujurnya, aku sakit hati sekali". Ucap pria itu mendrama.

Kania memutar mala kedua bola matanya, Jika tidak ingat keduanya sedang berada di rumah sakit, ingin sekali wanita itu menjambak suaminya. Mungkin dengan begitu suaminya akan kembali normal, pikir Kania.

"Aku minta maaf, Kak". Wanita itu memilih menyelesaikan permasalahan di antara keduanya. Yakin sekali kalau ini diteruskan, suaminya akan semakin menjadi-jadi.

"Dimaafkan, Sayang. Suamimu memang orang yang pemaaf". Jawabnya percaya diri. Lihatlah, senyum ramah yang penuh dengan kepalsuan itu membuat Kania ingin mencabik-cabik bibirnya.

"Kak, kau tidak apa-apa kan kalau kita harus menginap? Bagaimana dengan pekerjaanmu?" Kania menatap intens suaminya. Yang ditatap hanya senyum-senyum persis orang stres.

"Tidak masalah. Felix sudah mengurus semuanya, kakak iparmu itu benar-benar bisa diandalkan". Jawabnya sambil mengelus dahi istrinya pelan.

"Benarkah begitu? Ahh aku harus mengucapkan terima kasih secara pribadi dengan Kak Felix. Berkat di-".

"TIDAK PERLU". Potong Edward cepat.

"Eh kenapa?"

"Kenapa harus mengucapkan terima kasih secara pribadi? Biar aku saja yang menyampaikan. Kau jangan sering-sering bicara dengan Felix jika tak ingin hidupmu semakin terkontaminasi hal-hal kotor. Nanti dia mengajarimu yang tidak-tidak. Felix itu jahat, kau jangan tertipu dengan tampang pura-puranya. Pria itu sangat berbahaya". Ucap Edward panjang lebar.

"Ckkk kau berlebihan, Kak. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih tidak lebih". Sungut Kania.

"Kenapa harus kau yang menyampaikan? Apa kau sudah merindukan pria itu? Memangnya kalian sedekat apa? Apa kau auhhh". Edward belum sempat menyelesaikan kalimatnya saat istrinya memukul bibirnya pelan. Pria itu mengelus-elus bibirnya yang sedikit sakit. Akhir-akhir ini, ia selalu mendapatkan kekerasan dari wanita itu.

"Kakak selalu saja begitu, aku tidak suka". Protes istrinya. Kania kemudian berlalu meninggalkan suaminya yang masih sibuk komat-kamit sewot sambil mengelus bibirnya.

***

"Kau sudah kembali, Nak? Di mana suamimu?" Tanya Winara pada putrinya. Wajahnya tidak sepucat kemarin, kata dokter hari ini dirinya sudah boleh pulang.

"Kak Edward lagi di luar, ayah. Apa yang ayah rasakan? Apakah ada yang sakit?" Tanya Kania prihatin.

"Ayah baik-baik saja. Terima kasih karena telah mengkhawatirkan ayahmu yang brengsek ini, Nak". Winara menunduk, air mata turun membanjiri wajah tuanya. Pria paruh baya itu merasa sangat bersalah pada putri kecilnya. Dirinya sadar, ia telah menancapkan luka paling dalam pada batinnya.

"Ayah, itu sudah kewajibanku sebagai putri ayah. Aku akan selalu ada kapanpun ayah butuh". Kania mengelus-elus tangan keriput ayahnya. Pria itu terlihat lebih kurus dari yang terakhir diingatnya.

"Kata dokter, ayah sudah diperbolehkan pulang. Kita pulang ya, ayah". Kania tersenyum senang.

Winara menatap dalam wajah cantik putrinya. Sungguh, pria itu sangat menyesali perbuatannya.

Kania membereskan beberapa barang yang akan dibawa pulang. Kepalanya sesekali menoleh ke arah pintu kamar rawat itu, berharap suaminya segera muncul. Di mana pria itu?

Tak berapa lama, Edward muncul. Ekspresinya datar mungkin saja masih marah pada istrinya. Kania tak ambil pusing dengan hal itu, tangannya cekatan memasukan barang-barang ayahnya ke dalam sebuah ransel kecil.

"Ayah, maafkan aku". Ucap Edward lirih. Kania dan ayahnya sama-sama kaget mendengar ucapan tulus suaminya.

"Harusnya aku lebih menjaga sikapku ketika berbicara dengan ayah. Maafkan aku, ayah". Edward bahkan menundukkan kepalanya. Jika Felix melihat hal itu, tentu saja ia akan ditertawakan habis-habisan. Seorang Edward Lamos yang arogan menunduk sopan di depan ayah mertuanya karena takut pada sang istri.

Winara tersenyum lembut. Tangannya terulur, menyuruh menantu cerewetnya itu mendekat.

Edward mendekat, kepalanya mendongak perlahan, menatap ke arah ayah mertuanya.

"Ayah yang harusnya minta maaf, Nak. Ayah sadar kau sangat marah dengan perbuatan ayah. Jika ayah berada di posisimu, mungkin saja ayah akan melakukan hal yang sama". Winara bahkan mengelus sayang rambut menantunya. Edward yang tidak pernah mendapatkan perlakuan demikian tentu saja tersentuh. Perasaannya menghangat, mungkin ke depannya ia akan sesering mungkin meminta ayah mertuanya mengelus kepalanya.

"Aku sadar ucapanku yang tadi salah ayah. Harusnya aku berterima kasih karena ayah telah mempercayakan putri ayah padaku. Merestui hubungan kami walaupun kita baru pertama kali bertemu". Edward berkaca-kaca. Kania tersenyum hangat melihat interaksi dua pria berbeda generasi di depannya. Tak menyangka suaminya mau mengakui kesalahannya di depan sang ayah. Tak henti-hentinya Kania menatap kagum pada suaminya.

"Bolehkah ayah memelukmu?" Tanya Winara pelan sambil terus mengelus kepala menantunya.

Edward menatap intens ayahnya kemudian mengangguk cepat.

Winara merengkuh menantunya. Menantu yang tak pernah diharapkannya, menantu yang waktu itu menatapnya dengan tatapan sinis. Winara sadar pria yang memeluknya erat saat ini adalah pria yang tepat untuk putrinya. Hatinya berulangkali mengucapkan terima kasih pada yang kuasa.

"Uhuk uhukk uhuk". Winara terbatuk pelan.

"Ayah kenapa? Tanya Edward bingung tanpa melepaskan pelukannya.

"Kak, kau terlalu kencang memeluk ayah". Panik Kania.

1
Lee Mbaa Young
Si suami mikir dan smp uring uringan si istri berdua dng laki lain smp lupa waktu. sesibuk apapun aku ttp ingat kok ngasih kbar orang rumah. walau cm satu sms, kl sdh gk ngasih kbar berarti orang rumah gk penting di hidupnya.
Lee Mbaa Young
🤣 seorang dng status istri tp saat dng laki lain smp lupa punya suami. lupa waktu dan mau di antar pulang semobil berdua. 👍
Lee Mbaa Young
Jmn Sekarang seorang istri mau ya di antar lelaki lain bukan muhrim, kn bisa naik taksi, ojek, angkutan. maaf krn status sdh punya suami lo.
mungkin memang zaman sdh Berubah jd Hal seperti itu lumrah. pdhl kn wanita bersuami tp mau berdua dng lelaki lain di antar pulang🤣🤣🤣. jd kyak murahan dong.
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!