Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.
"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"
Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Sakit Sebagai Perjuangan
Baru saja putri keturunan Eropa itu pergi dari pandangan Arum. Dia justru didatangi oleh penjaga Frans yang bertugas mengawasi nya.
"Nyai, anda sudah terlambat untuk kembali." Arum baru sadar, mungkin, bukan! Tapi dipastikan dia akan mendapatkan hukuman. Karena Frans tidak suka dengan keterlambatan.
'Tidak masalah, aku bisa melewati nya.' Dan benar saja, kaki Arum yang baru menapaki tangga masuk kediaman itu sudah disambut dengan tatapan tidak bersahabat Frans. Terlebih, Caroline yang tersenyum puas di sebelah suaminya.
"Masuk! Tunggu aku di kamar mu!" Ucap Frans tanpa bos dibantah.
"Aku menunggu mu suamiku, kembalilah setelah selesai." Ucap Caroline sedikit berteriak, wajahnya terlihat sangat senang. Frans kembali dan mencari keberadaan nyai kesayangan nya itu, tapi dia tidak menemukannya. Caroline tidak peduli lagi dengan suaminya yang membawa gundik itu bersamanya dan menaiki mobil.
"Kembalilah suamiku, setelah kau selesai memberikan pelajaran pada gundik itu!" Arum tanpa kata masuk ke kamarnya, dia berdiri membelakangi pintu. Telinganya dapat mendengar jelas suara langkah kaki Frans yang masuk. Begitu juga dengan suara pintu yang kembali tertutup.
"Kau tau pelanggaran yang kau lakukan?"
"Iya, maaf tuan. Aku lupa waktu." Ucap Arum.
Tanpa ba-bi-bu, kepalanya terdongak dengan tarikan yang kasar dari Frans. Pria itu nyatanya kembali dengan cepat dan Arum tidak bisa mengejarnya, dia mengurus hal yang lebih penting lebih dulu.
Rambut panjang nya langsung terurai karena tarikan dari jari-jari tangan itu. "Lupa waktu? Kau hanya membeli bahan herbal dan kembali terlambat! Taukah kau? Kalau aku tidak suka?"
"Arum, jangan berpikir .... Aku mementingkan mu dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mu, terlebih di ranjang adalah sebuah hal yang membuatku mu besar kepala."
"Aku tidak berpikir demikian."
"Aku tau posisi ku." Arum hanya menjawab singkat, karena jika dia memberikan jawaban panjang lebar, maka amarah pria ini akan semua membesar.
"Bagus! Aku paling benci, saat kau tidak ada di tempat mu! Aku tidak suka menunggu!"
"Maaf tuan."
"Aggh!" Arum merasa cambukan di punggungnya.
'Tahan Arum. Hanya sementara ..... Hanya .... Ingat tujuan mu.'
"Kau tau, kenapa aku marah seperti ini? Aku tidak suka ada berita yang tidak aku sukai melewati telinga ku!" Dengan posisi merangkak, kepala Arum kembali mengadah, menatap pemilik manik biru dengan wajah kesal itu.
Frans mendapatkan kabar, dari orang-orang yang bekerja sebagai petugas keamanan mengatakan tentang pesona wanita itu. Dia tidak suka hal yang menjadi mainannya disinggung oleh orang lain. Selain karena posisinya sebagai seorang gubernur, dia tentunya menjaga nama baik keluarga nya.
'Tampaknya, gubernur terlalu rendah hati pada salah satu nyai nya.'
'Aku rasa tidak, seorang gubernur berprilaku baik? Dia itu memiliki istri yang cantik.'
'Tapi seperti yang kita lihat, Nyai itu diantar oleh nya.'
"Kau tau Arum?" Bisik Frans di telinga yang begitu dekat dengan nya.
"Aku tidak akan melakukan nya lagi."
"Jangan menampakkan diri mu ke orang-orang. Aku tidak suka! Kau adalah Nyai ku! Berada di rumah ku! Dan tunduk padaku!"
'Tapi aku tidak akan melakukan nya, akan aku ubah kata-kata mu itu. Kau tidak akan bisa hidup tanpa ku! Kau akan menunjukkan aku kepada semuanya sebagai istrimu!'
"Lepaskan pakaian yang telah dilihat oleh orang-orang ini!" Frans merobek pakaian itu dengan mudah. Dan tentunya langsung menggauli Arum dengan kasar, Arum membalasnya c1uman kasar itu untuk mengalihkan perhatian Frans akan jam yang menjadi tiket masuk nya. Dengan cepat, Arum melempar nya dan menyembunyikan nya untuk sesaat.
Tubuh Arum terkulai lemas. Frans menggaulinya dengan kasar. Pria itu sudah pergi setelah menyelesaikan hasr@tnya. Punggungnya terasa pedih, dia meringis menahannya. Perlahan, dia mengambil jam saku yang ia sembunyikan.
"Masih ada waktu untuk memulihkan diri. Akan aku tunjukkan, bagaimana pribumi ini membuat kalian orang-orang Eropa akan takjub dan tidak bisa berkata-kata menghina ku!"
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏