Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah Kecil
"Dia nggak dirumah sakit Leon, tadi kakaknya Dateng buat jemput dia!" Jelas Jefry namun Leon merasa tidak puas dengan jawaban sang kakak, dirinya tidak akan tenang sebelum ia melihat sendiri gadis pujaannya baik-baik saja
"Terus dimana rumahnya?"
"Kakak nggak tau Leon" Jefry merasa putus asa "Udah, lebih baik kamu pulang! Kakak banyak pekerjaan ditambah Zalika lagi nggak ada!"
"Ya udahlah, Zalika juga nggak ada disini, mending gue balik aja"
Dengan langkah gontai, pria tampan itu keluar dari ruangan tersebut dengan membawa buket bunga mawar yang tadi dititipkan Zalika padanya
"Bagaimana bisa, ada laki-laki bodoh yang melepaskan wanita Sempurna seperti Zalika?" Gumam Jefry saat dirinya telah sendiri diruangan besar tersebut
***
Dua hari lamanya gadis itu tidak masuk kantor, kemarin Jefry mengatakan jika dirinya diberikan izin cuti oleh sang CEO
Selama Zalika tidak ada, selama itu juga tiga pria tampan itu uring-uringan, bahkan tidak ada yang tau kabar gadis itu
Leon bahkan setiap hari mengunjungi kantor milik sang kakak hanya untuk bertemu gadis pujaannya
"Astaga, tuan Jefry pasti marah karena aku cutinya dua hari!" Zalika berjalan tergesa-gesa menuju lantai nya bekerja
"Zalika!" Sapa Vika yang merupakan sahabatnya
"Vika!"
"Kamu kok baru masuk kantor sih? Kamu kemana aja?" Tanya Vika karena memang baru melihat gadis itu
"Aku lagi nggak enak badan selama dua hari" jawab Zalika
"Pasti jadi sekretaris pribadinya tuan Jefry banyak menguras tenaga, makanya kamu sampai sakit!" Vika menatapnya dengan prihatin
Zalika tak menjawab, biarlah gadis itu berpikir bahwa sakitnya karena tekanan pekerjaan dari sang bos
Jefry berjalan bersama Gavin, dari kejauhan pria tampan itu melihat sosok yang sangat ia rindukan selama dua hari
Tanpa menunggu, Jefry melangkah lebar mendekati gadis yang baru saja tiba dimeja kerjanya
"Zalika" mendengar suara yang memanggil namanya, Zalika berbalik
Jefry yang diliputi rasa rindu dengan tidak sadar memeluk tubuh mungil yang telah berdiri dihadapannya
Semuanya terkejut, mata bulat Gadis itu terbuka lebar. Bagaimana bisa seorang CEO memeluk sekretaris pribadinya sendiri seperti ini
Gavin yang berdiri tak jauh dari sana merasa ada yang berbeda dari sikap tuannya, ini adalah pertama kalinya dirinya melihat Jefry memeluk seorang wanita, bahkan dirinya tak pernah melihat tuannya itu memeluk Leona yang merupakan calon istrinya
"Tu-tuan" Zalika bahkan tergagap, tubuhnya menegang saat merasakan hangatnya dekapan pria ini
"Kamu baik-baik aja? Apa masih ada yang sakit? Kenapa masuk kantor? Bukannya aku udah bilang untuk istirahat!" Jefry menangkup kedua pipi gadis cantik itu sembari memberikan rentetan pertanyaan
"S-saya baik-baik saja tuan!"
"Syukurlah!" Jefry yang terlalu senang kembali memeluk Zalika yang masih terkejut hingga suara deheman dari Gavin membuat keduanya melepas pelukannya
"Kamu baik-baik saja Zalika?" Ada rasa tidak rela dihati pria itu kala melihat gadis yang menjadi incarannya dipeluk oleh pria lain
"Saya baik-baik saja tuan Gavin, terima kasih!" Ucap Zalika dengan menunjukkan senyuman nya
Gadis itu lalu beralih menatap Jefry yang masih berada di sana tanpa berniat beranjak keruangan nya
"Tuan tidak masuk?" Tanya Gavin yang bingung melihat tuannya
"Ya, sebentar lagi saya masuk. Dan Zalika, saya tunggu kopi saya diruangan saya!" Suara serta tatapan wajah pria itu kembali dingin membuat gadis cantik itu bingung
"Apa dia bunglon? Cepat sekali berubahnya" gumamnya
"Kamu mengatakan sesuatu?" Tanya Gavin
"Hah? Tidak ada tuan!" Zalika melangkah cepat, karena tidak ingin Gavin tau jika dirinya mengatai sang CEO
"Apa tuan Jefry juga menyukai Zalika?" Gavin menghela napasnya berat, bersaing dengan Leon saja sudah sulit dan sekarang malah bertambah berat yaitu pria mapan seperti Jefry
***
Gavin dan Jefry tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan di kota ini, keduanya tengah menghadiri meeting sekaligus makan siang dengan salah satu rekan bisnis keluarga Wardana
Setelah rapat selesai, keduanya menyempatkan diri untuk berbelanja, Jefry mengunjungi sebuah toko perhiasan untuk membelikan Leona sebuah hadiah sesuai perintah sang mama
Sementara tuannya berada di dalam toko perhiasan, Gavin berada di gerai menjual pernak-pernik tepat didepan toko perhiasan
Pandangannya tertuju pada sebuah gantungan kunci kecil berbentuk panda, ia tau jika Zalika sangat menyukai hewan menggemaskan itu
"Kamu membeli gantungan kunci?" Tanya Jefry yang bingung dengan apa yang dilakukan asisten pribadinya itu
"Ini untuk.."
"Untuk kekasihmu?"
Wajah Gavin bersemu saat sang tuan mengatakan jika benda itu untuk kekasihnya
"Belum! Tapi semoga saja akan terjadi!" Ucapnya penuh harap
"Kenapa tidak kau berikan hadiah yang lebih mewah?"
"Dia gadis yang berbeda, dia lebih suka hal kecil seperti ini daripada benda mahal seperti perhiasan!"
Ucapan Gavin bak sindiran baginya, Jefry mengakui jika Leona hanya menyukai benda-benda mahal seperti barang-barang branded serta perhiasan berlian
"Kamu beruntung, semoga saja kalian berjodoh!" Jefry menepuk pundak sahabat sekaligus asisten pribadinya itu
"Terima kasih tuan" permintaan itupun tengah Gavin langitkan, jika saja harapannya terkabul, dirinya akan merasa menjadi pria paling beruntung dengan menjadikan Zalika sebagai pendamping
Keduanya kembali setelah makan siang, Zalika tengah sibuk dengan pekerjaannya. Dirinya ditugaskan tetap dikantor mengingat keadaan gadis itu yang masih tak seberapa sehat
Jefry segera keruangan nya tanpa menyapa Zalika yang berdiri menyambut keduanya
"Tuan Gavin!" Karena sapaannya pada Jefry tak digubris oleh pria itu, Zalika beralih menyapa Gavin yang memang terlihat ramah kepadanya
"Untuk mu!" Pria tampan itu menyerahkan sebuah gantungan kunci dari balik sakunya
"Waahh ini manis sekali, ini benar-benar untuk ku?" Gavin merasa bahagia saat melihat mata gadis itu berbinar menerima hadiah kecil dari nya
Bukan Gavin tak mampu membeli berlian dan semacamnya, tapi ia tau jika Zalika tak akan menyukai benda-benda seperti itu
"Kamu suka?" Tanya Gavin dan dijawab anggukan oleh gadis itu
"Terima kasih tuan, saya sangat suka. Tapi dari mana tuan tahu jika saya menyukai hewan ini?" Tanya Zalika penasaran
"Hanya menebak!" Bohong Gavin
Sebenarnya pria itu mencari tahu tentang kesukaan dari gadis pujaannya lewat media sosial gadis itu. Gavin bukan orang yang aktif di media sosial, tapi demi Zalika dirinya rela membuang waktu guna mencari apa saja kesukaan dari gadis cantik dengan lesung pipi itu
"Saya akan pasangkan di tas saya dulu!" Zalika melangkah antusias kemejanya, lalu memasang gantungan kunci itu bersama dengan benda serupa namun berbeda bentuk yang telah terpasang sebelumnya
"Dia memang menggemaskan, apa aku nyatakan saja perasaan ku padanya? Akkhh.. kenapa aku tidak bisa seperti tuan Leon yang dengan lantang mengungkapkan cintanya"
semoga terkuak ya rahasianya