NovelToon NovelToon
Rahim Titipan

Rahim Titipan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:37M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Aaric seorang CEO muda yang belum terpikir untuk menikah harus memenuhi keinginan terakhir neneknya yang ingin memiliki seorang cicit sebelum sang Nenek pergi untuk selama-lamanya.
Aaric dan ibunya akhirnya merencanakan sesuatu demi untuk mengabulkan keinginan nenek.
Apakah yang sebenarnya mereka rencanakan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhirnya.

Naina nampak kaget mendengar perkataan Aaric, langsung melihat ke arah suaminya

"Tapi sebelum itu kita harus mengatakannya dulu pada ibuku, secara pelan-pelan pastinya. Walaupun ibuku sudah sangat menyukaimu tapi menjadikanmu sebagai istriku yang sesungguhnya pasti akan membuatnya kaget. Kamu pasti mengerti apa maksudku." Aaric berbicara dengan hati-hati.

Naina terdiam. Nampak sedang memikirkan sesuatu.

"Tapi aku yakin jika ibuku pasti akan menerimamu malah dia akan....." Aaric tak melanjutkan perkataannya karena Naina memotongnya.

"Maaf!" Naina melihat Aaric.

"Aku masih tidak mengerti dengan semuanya, dengan semua perkataanmu tadi malam dan juga yang baru saja kamu katakan." Naina menatap wajah suaminya.

Aaric langsung menepikan mobil, kemudian menghentikan laju kendaraannya, lalu menatap kembali wajah Naina dengan serius.

"Bagian mana yang tidak kamu mengerti?"

"Semuanya."

"Baik aku ulangi lagi. Dengarkan baik-baik. Aku jatuh cinta padamu, sesuatu hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya jika aku bisa jatuh cinta padamu." Aaric berbicara dengan sangat serius.

"Kenapa kamu bisa jatuh cinta padaku?" tanya Naina dengan polosnya.

Aaric tersenyum.

"Apakah kamu pernah mendengar jika kita tak butuh alasan untuk mencintai seseorang?"

Naina memalingkan wajahnya, kembali menatap kearah luar jendela mobil.

"Apa kamu melakukan semua ini demi Ibu dan Nenek?"

"Tidak! Tidak sama sekali. Nenek dan Ibuku tidak ada hubungannya dengan perasaanku padamu." Aaric menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lalu..?" tanya Naina lagi.

"Tentu saja ini untuk diriku sendiri, karena aku tidak mau kehilangan wanita yang aku cintai, karena itu aku mengutarakan isi hatiku."

"Tidakkah terlalu cepat? rasanya aneh sekali karena kita sama sekali belum terlalu mengenal satu sama lain," ucap Naina ragu sambil sesekali melihat Aaric di sampingnya.

Mendengar perkataan itu, Aaric langsung memegang lengan Naina lalu menariknya ke dalam dadanya, hingga membuat wajah keduanya saling berhadapan dekat sekali.

"Aku sudah cukup mengenalmu," bisik Aaric.

Naina kembali ingin berontak, dia mencoba melepaskan tangan Aaric di lengannya, namun justru membuat Aaric semakin mengeratkan genggaman tangannya dan menarik Naina lebih dekat padanya.

"Apa kamu sudah mengerti?" bisik Aaric lagi.

Naina langsung mengangguk. Aaric melepaskan tangannya.

Naina tampak lega, namun masih terlihat salah tingkah.

"Pernikahan kita tidak lagi menjadi sebuah pernikahan karena kesepakatan, akan menjadi sebuah pernikahan yang sesungguhnya, aku akan segera melegalkannya dan juga mengumumkan jika kamu adalah istriku."

"Jangan dulu lakukan itu, aku mohon!"

Aaric mengerutkan keningnya.

"Kenapa?"

"Aku belum siap. Aku juga belum yakin akan perasaanku padamu."

"Sudah kukatakan jika aku tidak peduli pada perasaanmu itu, kamu mencintai atau membenciku aku sama sekali tidak peduli karena yang terpenting sekarang aku sudah memilikimu, aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku."

"Itu terdengar sangat egois." Naina terdengar kecewa.

"Karena itu cintai saja aku karena kamu tidak punya pilihan lain," ucap Aaric sambil tersenyum.

Naina melirik Aaric sekilas.

"Mengenai rencanamu itu, jangan juga katakan pada ibumu dulu, seperti yang kamu katakan tadi, beliau pasti akan sangat kaget,"

Aaric menganggukan kepalanya.

"Aku hanya wanita yang dipilih ibumu untuk disewa rahimnya, bukan untuk menjadi istrimu selamanya, aku takut dia akan kecewa padaku." ucap Naina dengan pelan.

Aaric terdiam karena apa yang dikatakan oleh Naina sama persis dengan apa yang ada di pikirannya, dia takut ibunya kecewa karena Naina jauh dari kriteria wanita yang ibu idamkan untuk menjadi menantunya yang setahu dirinya Ibunya selalu berusaha menjodohkannya dengan wanita yang selevel dengan mereka.

Aaric kembali melanjutkan perjalanan.

***

Sesampainya di rumah, Naina dan Aaric langsung menghampiri kamar nenek dimana Ibu Winda juga tengah berada disana.

"Apa kamu betah disana?" tanya Nenek melihat Aaric.

Aaric tersenyum.

"Iya Nek, aku betah. Tempatnya sangat indah ditambah udaranya yang masih alami bebas polusi udara, setelah nenek sembuh nanti, nenek harus kesana untuk melihatnya secara langsung."

"Tentu saja Nenek ingin sekali pergi kesana, tempat dimana Naina di besarkan."

"Kita akan pergi kesana Bu, karena itu ibu harus cepat sehat kembali." Winda mengusap lembut pundak sang mertua.

"Nek. Aku permisi dulu, aku harus ke kantor sekarang."

Nenek mengangguk

Aaric pergi meninggalkan kamar.

Nenek melihat Naina.

"Urus suamimu yang akan pergi kerja dulu Nak, setelah itu beristirahatlah karena nenek tahu kamu pasti lelah."

Naina mengangguk lalu pergi meninggalkan Nenek dan Ibu Winda.

Naina memasuki kamar, mencari keberadaan Aaric yang rupanya masih berada di dalam kamar mandi, dia langsung memasuki walk-in closet dan nampak bingung memilih baju kerja untuk suaminya.

Naina nampak memilih sebuah kemeja, lalu mengambil celana panjang, jas serta dasinya, dia lalu meletakkan semuanya di atas meja disana.

"Aku suka pilihanmu." Naina tampak kaget karena rupanya Aaric telah berdiri di belakangnya dengan hanya memakai handuk saja.

Naina yang kaget langsung mengambil semuanya baju yang dipilihnya.

"Sepertinya yang aku pilih tidak cocok, kamu pilih saja sendiri." Naina nampak memeluk baju itu dengan erat.

"Aku ingin memakai baju yang kamu pilihkan untukku." Aaric mendekati Naina.

Naina mundur namun berhenti karena di belakangnya ada meja. Seperti merasa sudah pengalaman dengan situasi seperti itu, dimana dia akan tersudut karena Aaric akan terus mendekatinya, Naina langsung menyerahkan baju yang dipegangnya sambil sedikit mendorong Aaric.

"Syukurlah kalau kamu suka, kamu pakai saja baju pilihanku ini, aku pergi dulu." Naina yang gugup nampak akan berjalan pergi meninggalkan ruangan itu.

"Tunggu dulu." Aaric menghalangi jalan istrinya.

"Ada apa?" tanya Naina semakin gugup.

"Terima kasih." ucap Aaric sambil tersenyum.

Naina mengangguk lalu pergi meninggalkan Aaric di ruangan itu.

***

Aaric datang ke kantor menjelang siang, dia langsung disambut oleh banyaknya pekerjaan yang sudah menumpuk di mejanya.

Namun tidak seperti biasanya, kali ini Aaric nampak bersemangat mengerjakan semua pekerjaan itu, bahkan sesekali dia nampak tersenyum sendiri, membuat asisten pribadi dan sekretarisnya merasa heran.

"Suasana hatinya sedang sangat baik," ucap Rety pada Julian ketika mereka baru saja keluar dari ruangan Aaric.

Julian mengangguk.

"Seperti sedang jatuh cinta," ucap Julian.

"Kamu benar! Tapi mungkinkah dia sedang jatuh cinta? kalau benar siapa wanita beruntung itu? Aku salut padanya karena bisa menaklukkan hati Pak Aaric," sahut Rety.

"Sudah jelas wanita itu pasti sangat cantik dan dari kalangan atas, bisa saja putri tunggal pengusaha kaya atau aktris cantik papan atas," jawab Julian.

Keduanya terus asyik mengobrol, tidak menyadari jika dibelakang mereka ada dua makhluk yang mendengarkan dengan seksama.

"Akhirnya Aaric kembali merasakan cinta." Ryan melihat Dani dengan bahagia.

Dani tersenyum.

"Akhirnya rencana kita tidak sia-sia." Dani memeluk Ryan.

Rety dan Julian yang kaget terlihat melongo.

1
Ds Phone
hanya anak jadi ubat nya
Ds Phone
kenapa keritis
Ds Phone
jumpa kau ni lagi hantu
Ds Phone
jangan harap kau kena cukup cukup dulu
Ds Phone
dia orang nya rupa nya
Ds Phone
itu angan angan dia fari kecil
Ds Phone
apa dia agak nya
Ds Phone
gila cinta habis
Ds Phone
ni satu lagi musuh meraka
Ds Phone
dia sayang ibu dia
Ds Phone
dia dah tahu rupa nya
Ds Phone
perumpuan tu tak habis habis buat jahat
Ds Phone
yang jahat bini dia
Ds Phone
apa yang dia buat pulak
Ds Phone
meraka bertemu
Ds Phone
kau kacau lagi anak kau bini kau tu no satu nya
Ds Phone
dah jumpa pulak
Ds Phone
emak dia ni buat kacau lah dengan masalah dia lagi
Ds Phone
dia pun rindu tapi keras kepala
Ds Phone
semoga nia akan dengar suaima nys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!