NovelToon NovelToon
HIDDEN WIFE

HIDDEN WIFE

Status: tamat
Genre:Romantis / Poligami / Cinta Dramatis Yang Sedih / POV Pelakor / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:25.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Akibat kesalahan satu malam, ia terjerat dalam sebuah pernikahan dengan seorang pria beristri.

Kebencian istri pertama membuatnya diabaikan, tak dianggap, bahkan dirampas haknya sebagai istri dan ibu.

Mampukah Lula bertahan dengan status sebagai istri yang disembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Huft! Lula ... Lula!

Cukup lama Lula dan wanita yang baru dikenalnya duduk sambil mengobrol. Membuat Dirga harus bersembunyi dan menunggu di balik sebuah pilar, sambil mencari cara bagaimana agar terhindar dari pertemuan dengan sang mama. Untuk meninggalkan Lula pun rasanya tak mungkin.

Laki-laki itu melirik ke sana lagi, tampak Mama Diana masih betah mengobrol dengan Lula. 

“Suami kamu ke mana, Nak? Kenapa belum kembali dari toilet?” tanya Mama Diana heran, sebab hampir tiga puluh menit duduk bersama wanita itu, namun suaminya tak kunjung kembali. 

“Mungkin sebentar lagi datang, Bu,” ujarnya. “Kalau Ibu mau duluan, tidak apa-apa.” 

Wanita paruh baya itu lantas melirik arah jarum jam di pergelangan tangannya, arah jarum jam sudah menunjuk pukul empat sore dan ia masih banyak urusan yang tak kalah penting.

 “Iya, sepertinya ibu harus duluan. Masih ada urusan penting.” 

Lula mengangguk dan tersenyum ramah kepada wanita yang baginya sangat lembut itu. 

“Kamu hati-hati ya, Nak! Semoga persalinannya lancar.” 

“Terima kasih, Bu. Ibu juga hati-hati.” 

Mama Diana pun berlalu meninggalkan Lula, membuat semua beban di dada Dirga menghilang. Ia bernapas lega sambil bersandar di pilar. Mengusap dadanya beberapa kali. 

“Akhirnya pergi juga.” 

Setelah memastikan Mama Diana telah menjauh, barulah Dirga menghampiri sang istri. Sesekali pandangannya masih berkeliling mencari. 

“Kenapa ke toiletnya lama, Mas?” 

“Nanti aku ceritakan, Sayang,” ujarnya seraya menarik gagang troli belanjaan. “Yuk, sambil jalan.” 

*

*

Saat ini Lula dan Dirga tengah berada di sebuah kafe. Acara berbelanja hari ini cukup melelahkan, sehingga memilih beristirahat si sebuah kafe. 

Lula menyesap jus alpukat kesukaannya, membuat Dirga menatapnya lekat. Bibir mungil yang sedang menempel pada ujung sedotan dan juga leher putihnya yang bergerak saat menelan jus membuat Dirga kehilangan fokus. Entah mengapa, ia merasa jatuh hati dengan bibir mungil yang selalu tampak merah walaupun tak menggunakan lipstik itu. 

“Kenapa menatap aku begitu?” 

“Bibir kamu lucu!” jawab Dirga spontan. Kemudian mengatupkan bibirnya saat menyadari wajah istrinya yang tiba-tiba merona merah. “Em ... maksud aku ... kamu lucu saat sedang sedang sedot-sedotan. Eh, sorry ... bukan begitu maksud aku—” 

Dirga gelagapan, membuat rona merah di pipi Lula semakin terlihat jelas. Lula menundukkan pandangan sambil mengigiti bibir bawahnya. 

Ya ampun ujian banget. Tadi monyong-monyong gigit sedotan sekarang malah digigit bibir bawahnya. Lula ... Lula ... gerutu Dirga meratapi nasibnya.

Dirga memijat pangkal hidungnya. Tak ingin berlarut dalam kecanggungan yang tercipta akibat bibir monyong yang menyedot, Dirga akhirnya memilih mengalihkan pembicaraan. “Oh ya ... Tadi aku lihat kamu duduk berdua dengan ibu-ibu. Kalian mengobrol apa saja?” 

“Oh ibu yang tadi?” 

Dirga mengangguk sambil mengaduk kopinya. 

“Tidak banyak, Mas. Ibu tadi cuma bilang sedang berharap segera punya cucu.” 

“Oh ...” Dirga menyeruput kopi demi menyamarkan gugup di wajahnya. “Ngobrol apa lagi?” 

“Tidak ada hal penting. Namanya juga baru kenalan.” 

Dirga pun menghirup udara banyak-banyak, lalu menatap Lula dengan intens. 

“Lula ... Ibu tadi adalah ... mama.” 

Bola mata Lula melebar mendengar ucapan sang suami. Pikirannya langsung tertuju kepada wanita ramah dan lembut yang menemaninya mengobrol selama menunggu Dirga ke toilet. Namun di saat bersamaan, rona merah di wajahnya yang tadi terlihat cukup jelas mulai menghilang. Berganti menjadi raut kesedihan. Memikirkan statusnya yang memang hanya istri yang disembunyikan. 

Melihat itu, Dirga pun telah mampu menebak isi pikiran istrinya. Ia menggenggam tangannya. “Maaf, aku bukannya tidak mau mengakuimu.” 

“Aku mengerti, Mas.” Lula mengusap ujung matanya. Kemudian tersenyum, tetapi Dirga dapat melihat luka di senyum istrinya itu. 

 “Sayang ... aku tahu seperti apa mama. Mama tidak akan mudah menerima kamu. Maafkan aku, tapi kamu sudah cukup menerima kebencian dari Alika. Aku tidak mau kalau kamu juga menerima kebencian dari mama. Aku butuh waktu untuk meyakinkan mama.” 

“Tidak apa-apa, Mas. Lagi pula bukankah setelah anak ini lahir, kamu juga akan tetap meninggalkan aku seperti janjimu pada Bu Alika. Selain itu, bukankah kamu juga berjanji untuk menuntut hak asuh anak ini?” 

“Tidak!” sambar Dirga dengan cepat. “Itu tidak akan terjadi. Aku akan mencari jalan terbaik untuk kita, tanpa harus mengorbankan kamu lagi.” 

“Bagaimana caranya?” 

“Kita menikah secara resmi.” 

Lula menatap Dirga lekat. Ucapan mengandung harapan besar itu membuatnya berlinang air mata.

*

*

*

"Sayang ... Kamu tunggu di sini ya. Aku ambil mobil dulu.” 

"Iya, Mas."

Dirga beranjak menuju parkiran, sementara Lula menunggu di lobi. Ia mendorong troli belanjaan ke sudut di mana terdapat sebuah kursi panjang, sehingga dirinya dapat duduk di sana sambil menunggu.

Seulas senyum terlihat di bibirnya, mengingat pembicaraan tadi dengan Dirga yang berniat menikahinya secara resmi setelah anak mereka lahir.

"Nak, kamu yang sabar ya ... Ayah pasti akan cari jalan terbaik untuk kita," ucap Lula membelai perutnya.

Pandangan Lula pun berkeliling. Melirik sebuah kedai makanan kecil yang cukup terkenal dengan menu enak yang berada tepat di samping lobi. Baru melihat gambar yang terdapat pada spanduk saja sudah membuatnya membayangkan kelezatannya.

"Aku beli saja lah sambil menunggu Mas Dirga."

Baru saja Lula akan melangkah menuju kedai makanan kecil itu, perhatiannya sudah tertuju pada sebuah kafe yang terdapat pada pelataran pusat perbelanjaan itu. Ia reflek menyembunyikan tubuhnya pada dinding pembatas.

"Itu kan Hito sama Bu Alika. Kenapa mereka berdua ada di sini?" gumam Lula, kakinya mulai melangkah mendekat dengan sebuah kipas ditangan yang ia gunakan untuk menutup wajahnya.

Posisi Hito dan Alika yang baginya terlampau dekat membuatnya penasaran.

"Ada hubungan apa antara Hito dan Bu Alika? Kenapa mereka terlihat sangat dekat?"

Lula melangkah semakin dekat, hingga dapat mendengar pembicaraan mereka dengan jelas.

"Jangan menekanku seperti ini, Hito! Aku juga sudah berusaha!" Ucapan Alika dapat didengar dengan jelas oleh Lula.

Kenapa Bu Alika bicara seperti itu? Ada apa ini sebenarnya?

****

1
Zifa
Luar biasa
Dewa Rana
kalau terlalu cinta jadinya oon
Dewa Rana
baca lagi Thor...
kapan ada karya baru lagi Thor
aryuu
selalu luar biasa ❤️❤️
Muna Junaidi
🤗🤗🤗🤗🤗🤗
Bunda
q mampir lg kak 🙏🏻
Jumriany Aiman R
/Frown//Frown/
Eci Setyo
suamiku tidak demikian kok 😌
Rustan Sinaga
jeff dikerjai suami istri
hahahaha
Rustan Sinaga
yeeee drakor nya baru mulai
Rustan Sinaga
wow, mantap kejutannya kan Dirga?
Rustan Sinaga
skakmat si alika
Rustan Sinaga
😂😂😂😂😂
Rustan Sinaga
rencana yg mantap Lula
Rustan Sinaga
selalu ada cara spy tetap ketahuan mama Diana, semangat Dirga
Yani Rohayani
cerita nya bagus dan nyambung ke cerita dr Allan saya senang bacanya
Khairul Azam
laki laki seperti diga ini menjijikan
Khairul Azam
sungguh mengelikan. aku klo baca novel perempuannua mudah berdebar mudah jatuh cinta itu gimana ya geli aja
Khairul Azam
janji itu klo masuk akal dan berlogika dan tidak merugikan orang lain bisa dijalankan. tp kalo sebaliknya gak perlu jugalah itu pemasakan.
Khairul Azam
lula jg mengharapkan dirga.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!