NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 28

Siaran televisi yang menayangkan berita pertunangan dua pengusaha—Prasetya dan Wiranata di Australia kini menjadi sorotan diberbagai media.

kediaman Prasetya menjadi sorotan para awak media yang mencari sumber. Meski sang pemilik menutup diri—tidak membuka gerbang rumah untuk memberi media makan dengan topik panas dan menegangkan di acara pertunangan.

Beberapa dari reporter diberbagai dari Chanel media mendatangi pusat kepolisian. ingin mendengar detektif Evan mengenai kejadian semalam.

"Jadi, Detektif Evan bisakah anda menjelaskan bagaimana kejadian semalam dikediaman Prasetya?"

Salah satu reporter dari media bergengsi membuka suara lebih dulu. Ponselnya sudah siap merekam setiap kata Evan.

"Status pelaku belum kami tetapkan. Akan tetapi kami sudah memiliki bukti sedikit, tentang penembakan ini."

Suara Evan mantap dan tegas. Memberitahu yang dia ketahui untuk sementara ini.

"Bukti seperti apa detektif? Apakah anda memiliki bukti yang kuat jika penembakan ini bukan kecerobohan?"

Pertanyaan reporter semakin memanas. Desakan dengan berbagai reporter lain membuat keadaan semakin sesak dan ingin tahu.

"Ada pelaku dibalik ini semua, peluru ditemukan lebih dari 5 ditempat kejadian. Mengingatkan kediaman Prasetya sangatlah dekat dengan alam—jauh dari permukiman kota, kami tetapkan pelaku itu memiliki kemahiran menembak yang luar biasa."

Desahan kekaguman dan tidak percaya di antara reporter. Ini seperti rencana pembunuhan bagi mereka—seperti pembunuh bayaran.

Mata Selena menyipit menatap televisi. Kedua kakinya meringkuk di sofa—ia melihat Davin, pria itu tertidur disampingnya dengan perasaan takut dan cemas setelah kemarin.

Mengindap dirumahnya hanya karena takut si penembak itu menembak dirinya kembali.

"Jika Davin tidak bertunangan denganmu, dia tak akan seperti ini." Suara tajam dan sinis dari Karina. Ia berdiri dihadapan Davin yang tertidur di sofa setelah semalaman tidak tidur

"Apakah kau tidak kasihan padanya?" Karina kembali melirik Selena—selena tampak tidak peduli dan tidak menunjukkan rasa khawatir.

Selena hanya mendesah berat, membenarkan duduknya menjadi tegap. Sebelum mematikan televisi—menutup berita yang dipenuhi pertunangannya.

"Jika aku kasihan padanya kau akan semakin cemburu padaku." suaranya lembut namun menusuk ditelinga Karina.

"Aku tidak cemburu." Karina menyangkal, Selena hanya terkekeh hampa—tidak percaya.

"Matamu tadi malam seperti anak anjing tersesat yang kehilangan majikannya." ejekan lembut Selena, ia mencondongkan tubuh mendekati Davin.

"Kau cemburu kan?" sambungnya membuat Karina terdiam. Ia mengepal kedua tangannya.

"Aku tidak cemburu." bisik Karina tajam, ia ingin menjerit dan membuat Selena mengerti. Namun Davin perlu istirahat setelah merasakan cemas semalam.

"Tidak cemburu? Itu bagus.. Karena sekarang aku dan Davin sudah resmi bertunangan. Kau harus tahu tempatmu, ya kan?" Wajah Selena semakin mendekati wajah Davin, bibirnya mendarat di dahi Davin. Lembut dan hati-hati.

Wajah Karina merah dengan nafas tercekat. Hawa panas menjalar di tubuhnya, ia mengepalkan kedua tangannya erat.

"Davin memang enak di cium ya?" suara Selena pelan namun mengejek Karina dengan telak.

Karina hampir tidak bisa berkata-kata. Matanya membulat dengan merah—berair, penuh kemarahan dan cemburu. Sebelum ia pergi ke kamarnya. Dirumah ini tak hanya ada Davin, tapi ada Lina dan Kalingga.

Keluarga Prasetya ada dirumah Wiranata untuk berlindung sementara dari ancaman. Dan Karina juga berjanji kepada ibunya—Evelyn tak akan membuat keadaan semakin buruk. Apalagi namanya tercemar karena Selena membongkar kejahatannya pada Sofia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Wirya sampai di perusahaan keluarga Mahendra. Gedung yang memiliki tinggi yang paling tinggi dengan perusahaan miliknya sendiri

Dengan bangunan modern bercampur dengan pahatan Eropa tengah—Khususnya Jerman. Karena pria itu—Adrian memiliki darah murni dari Jerman.

"Saya ingin berjumpa dengan Adrian Mahendra." perintah Wirya bukan permintaan.

Resepsionis itu terdiam, seluruh karyawan Mahendra sangat tahu konflik dengan keluarga Wiranata—dilarang untuk menginjakkan kaki diperusahaan Mahendra.

"Maaf tuan Wiranata, apakah anda sudah memiliki janji pada tuan Mahendra?" resepsionis itu membuka dokumen—berpura-pura mencari data pertemuan atasnya.

Wirya menggelengkan kepalanya dengan tegas. Tangannya memukul meja resepsionis hingga pulpen dan buku bergetar. "Saya tidak butuh janji! Temukan saya dengan atasan anda!"

Semua karyawan yang berlalu lalang melewati pintu melihat keributan. Sebelum petugas keamanan datang untuk mencegah keributan.

"Tuan, silakan pergi dari sini." perintah kedua penjaga keamanan itu dengan sopan namun tegas.

Wirya tetap diam, hingga kedua pengawal keamanan itu memegang bahu Wirya untuk menyeret Wirya pergi dari perusahaan.

"Jangan sentuh saya! Saya ingin bertemu dengan majikan kalian!" Ia menepis kuat kedua tangan pengawal keamanan itu.

Mereka dua tersentak, berniat ingin menelpon polisi namun suara familiar menghentikan mereka berdua.

"Berhenti." semua orang menatapnya—pria yang di agungkan dan dihormati diperusahaan ini—Adrian Mahendra.

Wirya menyeringai, akhirnya pemilik perusahaan ini menampakkan wajahnya.. Dia berjalan mendekat, nafasnya memburu dengan mata merah penuh dendam dan amarah.

"Akhirnya anda muncul juga." suara Wirya tampak memburu, tangannya gatal ingin meninju wajah Adrian.

Adrian memiringkan kepalanya, memasukkan kedua tangannya kedalam saku. Melirik pengawal untuk menjauh sejenak. Ia tak mengerti mengapa Wirya—rivalnya berani menginjakkan kaki di wilayahnya.

"Sebutkan ada apa masalahmu datang kemari Wirya? Kau membuat keributan dan membuat karyawan ku tidak nyaman dengan sikap arogan mu." suara Adrian tenang, menatap tajam Wirya.

"Arsa.. Putramu kan yang melakukan ini? Pertunangan putriku hancur karena ulah putramu." suaranya menuntut kejujuran dari Adrian.

Nafasnya tertahan menahan ledakan amarah. Tangannya terkepal erat, kemudian Adrian hanya terkekeh—tajam dan tidak geli.

"Ada bukti? Putraku sedang dalam sekolah kemiliteran di Jerman. Tak ada waktu untuk mengurusi pertunangan putrimu."

Alis Wirya mengerut, tidak percaya. Keluarga Mahendra terkenal sebagai pria yang harus menjalankan pendidikan militer dan melaksanakan bisnis keluarga.

Dan dugaan penembak itu, itu terlalu baik. Arsa cocok menjadi tersangka. Meski Wirya blum mendapatkan bukti yang kuat.

"Putraku memang ahli menembak saat usianya baru 12 tahun. Aku mendidiknya agar menjadi pria sejati, ahli bersenjata dan memiliki moral yang tinggi. Aku tidak mengajarinya menembak untuk hal rendahan seperti mengacau pertunangan putrimu." balasnya tajam, tatapannya semakin tajam.

Wirya kehilangan kata-kata. Ia terdiam, menolak untuk kalah. Namun ia masih percaya pada instingnya

"Keluargaku terlalu sempurna, bukan? Hingga kau mencurigai kami?" sambungnya membuat mata Wirya membulat penuh amarah.

Adrian kembali berjalan, melewati Wirya. langkahnya tegap dan percaya diri—sebelum secara mendadak Wirya melayangkan tinjunya

Adrian berhasil menghindar serangan Wirya melalui bayangan di atas marmer, menangkap tinju Wirya dengan cekatan dan kuat—memblokir serangan, memutar tubuh Wirya hingga jatuh ke lantai—suara remukan tubuh menghantam marmer membuat teriakan karyawan menggantung di udara dengan cemas.

Erangan sakit lolos dari mulut Wirya, ia mendongak. melihat wajah Adrian yang dingin dan tak tersentuh. Sebelum pria itu merapihkan jas nya lalu pergi begitu saja meninggalkan Wirya dilantai dengan perasaan malu dan marah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!