Menceritakan tentang ke Possesive-an Sang Ketua Mafia, Penguasa Eropa yang bernama Sean Crishtian, dijuluki sebagai Pembunuh Berdarah Dingin terhadap istrinya yang bernama Andara Claire Crishtian.
"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku? Kau bilang padaku, jika kau akan selalu menjagaku Berjanji untuk membuatku selalu tersenyum. Lantas kemana janji itu pergi? Tolong lepaskan aku. Jika bahagiaku tidak bersamamu, aku ikhlas menerimanya" - Andara Claire (20th)
"Sedari awal sudah kubilang bahwa kau adalah milikku. Larilah, maka aku akan menemukanmu. Bersembunyilah dengan baik karena aku akan menyeretmu pulang bahkan dengan cara kotor sekalipun." - Sean Crishtian (27th)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. JALAN BERSAMA
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Beberapa hari setelah kejadian makan malam romantis itu, hubungan Dara bersama Sean semakin dekat. Melupakan peristiwa dimana Sean mengajaknya bermain game waktu itu.
"Kau ingat bukan?" Kata Sean. "Jadi, aku mempunyai permainan untuk mu."
Keningnya mengernyit. "Apa itu?"
"Kita lihat, siapa yang akan jatuh cinta duluan. Kau atau aku. Jika salah satu dari kita jatuh cinta duluan. Atau menaruh perasaan duluan, maka artinya kalah."
Dara tidak suka dengan perkataan Sean tadi. "Perasaan bukan permainan Sean. Aku tidak mau."
"Kenapa? Apa kau takut sekarang? Bukankah tadi kau dengan percaya diri bilang padaku jika tidak tertarik denganku bukan?"
Oke. Lebih baik Dara mengalah. Dara tidak mungkin jatuh cinta atau bahkan menaruh perasaannya pada Sean. (Baca Part 19. AMARAH SEAN)
Dara telah melupakan itu. Tak ingin mengingatnya. Dara menganggap omongan Sean waktu itu karena emosi yang telah menguasai dirinya. Jadi, wajar saja jika Sean mengatakan seperti itu. Dara akan memaklumi itu. Namanya juga orang emosi, pasti perkataan yang keluar dari mulutnya keluar begitu saja tanpa mereka kontrol terlebih dahulu.
Dara sekarang sedang bersiap-siap untuk pergi berdua bersama Sean. Tadi, Sean mengajaknya jalan-jalan berdua. Hanya dirinya bersama Sean. Tidak ada bodyguard atau pengawal yang mengawalnya.
Dara tersenyum pada dirinya sendiri yang tengah berdiri di depan cermin. Hari ini, Dara ingin tampil cantik dan sempurna di hadapan Sean. Dara yakin dan telah memantapkan hatinya untuk membuka hatinya perlahan-lahan untuk Sean. Dara akan menerima Sean untuk masuk ke dalam kehidupannya.
Dress berwarna pink soft menjadi pilihannya. Rambutnya ia biarkan tergurai indah dan diberinya hiasan jepit rambut berbentuk pita yang berawarna senada dengan dressnya, sehingga menambah nilai plus tersendiri untuk dirinya. Imut dan cantik.
Dara berbalik dan mencari tas selempang yang akan ia pakai. Mencoba untuk menerka-nerka mana yang akan ia pakai. Ada begitu banyak tas beraneka warna dengan model dan desain yang berbeda-beda. “Semuanya tas brand terkenal. Aku jadi bingung ingin memakai yang mana.” Gumam Dara pada dirinya sendiri. Kedua bola matanya melihat-lihat almari kaca yang berisi tas-tas mewah itu. Dari ujung atas hingga ujung bawah, semua tak luput dari penglihatan Dara, dan itu semua adalah miliknya.“Wow ini bagus sekali.” Ujarnya kagum. Diambilnya tas selempang itu. Warna putih dengan desain dan sentuhan garis-garis yang membuat tampilan tas itu terlihat mewah dan cantik. Dipakainya tas itu. “Oke! Semua sudah komplit. Sekarang kita pakai jam tangan.” Serunya. Dipilihnya jam tangan berwarna hitam dan dipakainya di pergelangan tangan sebelah kiri. Semuanya sudah siap. Tas, dompet, parfum, tisu serta kaca kecil. Yang selalu ia bawa kemana saja jika berpergian.
Dengan perasaan bahagia Dara segera menuju tempat Sean menunggunya sekarang. “Hai.” Sapa Dara pada pria tampan di depannya itu.
Lagi-lagi Sean membuat dirinya terpukau. Tampan. Itulah yang selalu Dara lihat dari penampilan Sean. Tidak ada celah atau kekurangan sedikitpun. Sepertinya, jika Sean didandani seperti orang pinggiran akan tetap terlihat tampan. Dara jadi iri dengan perempuan yang pernah di dekati Sean dulu. Ihh kok jadi kesel sendiri!
Sean melihat wajah Dara yang tampak kesal merasa heran. Bukankah tadi Dara tampak bahagia, tapi kenapa sekarang tampak kesal? Apa dirinya telah melakukan kesalahan? Benar kata Roy, perempuan itu tidak ribet, tapi moodnya yang membuatnya ribet.
Sean membukakan pintu mobil untuk Dara. Dara yang melihat itu langsung tersenyum senang. “Terimakasih.” Ucap Dara lalu masuk dan duduk di kursi depan.
Lalu Sean segera masuk kedalam mobil dan duduk dibangku kemudi. Duduk disamping Dara.
“Kita mau kemana?” tanya Dara. Dara baru ingat, jika dirinya belum tau rempat tujuannya.
Sean yang semulanya fokus kedepan, lantas beralih dan menatap wajah cantik itu. “Rahasia.” Jawab Sean singkat, padat dan jelas.
“Kok rahasia? Kenapa rahasia?” Tanya Dara tidak sabaran.
“Kita lihat saja nanti.” Kata Sean sambil menyalakan mobil sport mewahnya.
Bibir Dara mengerucut lucu. Sebal. “Kasih tau Sean. Kita mau kemana?” Tanya Dara lagi. Berusaha untuk mencari tau jawabannya.
“Rahasia sayang. Kau cukup duduk manis saja. Sebentar lagi kita sampai.”Kata Sean dengan pandangan yang terfokus pada jalanan dan sesekali melirik ke arah Dara yang tengah cemberut. Ingin rasanya Sean cubit gemas bibir pink itu.
“Oke.” Jawab Dara singkat.
Sean menghela nafasnya kasar. “Jangan ngambek dong sayang. Inikan suprise untuk kamu. Kalau kuberi tau sekarang, itu bukan suprise namanya.” Ujar Sean memberi pengertian ke gadisnya.
“Iya Sean. Aku tidak ngambek. Aku tunggu kok.”
“Gadis pintar.” Puji Sean dan mengelus pelan puncak kepala Dara dengan penuh rasa kasih sayang.
Lagi-lagi Dara tersenyum dibuatnya. Pipinya memerah, malu. Sean yang melihat itu langsung tersenyum tipis. Gadisnya sungguh lucu sekali.
Sekitar 15 menit diperjalanan, akhirnya sekarang mereka telah sampai di tempat tujuan.
Pasar malam.
Namun, ada yang aneh di mata Dara. Pasar malam harusnya ramai, tapi kenapa ini sepi?
“Sean kenapa pasar malamnya sepi?” Tanya Dara pada Sean yang berdiri disampingnya. Megenggam tangannya. Kini mereka telah keluar dari mobilnya. Sedang berdiri tepat di pintu masuk pasar malam itu.
“Tentu saja sepi. Aku menyewanya malam ini. Jadi kita bisa gunakan wahana di pasar malam ini sepuasnya.”
Dara terpana di buatnya. “Kau serius menyewanya? Untuk ku?” Tanya Dara dan memandang wajah Sean yang tengah menatap kedepan.
Lalu Sean menoleh dan manatap Dara. “Tentu saja aku menyewanya untuk mu. Aku ingin membuatmu bahagia. Apapun caranya, akan aku lakukan agar membuatmu tersenyum.” Ucap Sean serius.
Tubuh Dara mematung. Baru kali ini dirinya diperlakukan istimewa oleh seorang pria lain setelah ayahnya.
“Aku suka. Aku bahagia. Terimakasih Sean.” Kata Dara dengan tulus.
“Sama-sama.” Jawab Sean.
Dan merekapun berjalan bersama. Memasuki pasar malam itu dengan perasaan bahagia. Saling megenggam satu sama lain, tak ingin melepaskan. Dara bahagia. Begitupun dengan Sean.
Namun tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang mengawasi mereka. Memakai pakaian serba hitam. Memakai masker serta memakai topi, sehingga tidak ada yang bisa mengenali wajah sosok itu.
“Akhirnya aku menemukan titik kelemahan mu Sean. Tunggu saja pembalasanku.” Ujarnya sambil menyeringai mengerikan.
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤