NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Aku, Kamu Dan Akta Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pernikahan Kilat / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Nara Anjani Sukma berada di situasi harus menikah dengan adik angkat pria yang akan melamarnya. Sakti Pradana tidak menduga ia akan bertukar jodoh dengan kakak angkatnya. Dua karakter bertolak belakang, pertemuan tak terduga dan pernikahan mendadak seperti tahu bulat, drama rumah tangga apa yang akan mereka jalani.

===

“Sudah siap ya, sekarang aku suamimu. Bersiaplah aku buat kamu bahagia jiwa dan raga.” Sakti Pradana.

“Aku penasaran, apa milikmu bisa sesakti namamu.” Nara Anjani Sukma

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Garam dan Gula

BAb 12

 

 

“Itu … rahasiakan saja dulu,” seru Nara. Baru nikah siri, sepertinya Sakti sedang memproses kelegalan pernikahan mereka. Nara pun enggan mengumbar masalah pribadi, biar itu menjadi urusannya bukan konsumsi orang lain. 

Hidup berubah setelah menikah, ternyata ada benarnya. Bukan karena Sakti saja, tapi opa juga. Sudah dua kali menghubungi mengingatkan agar bisa membagi waktu.

“Jangan sampai suami kamu pulang lebih dulu, bagaimanapun kamu harus menyambut Sakti.”

“Menyambut apanya, aku sambit iya,” batin Nara.

Bukan hanya itu saja, Opa bahkan meminta Nara untuk resign dan meneruskan usaha keluarga. Tidak harus berangkat setiap hari dengan jam kerja, bisa dipantau dari rumah. Tidak mungkin menentang, Nara hanya menjawab, “nanti aku pikirkan.”

Beruntung kegiatan hari ini tidak padat, bahkan tidak ada aktivitas di luar. Saat sore Nara mengajak Weni pulang.

“Pulang ke rumah?” tanya Weni heran.

Nara berdehem sambil mematikan laptop.

“Bawa nih!”

“Ini serius Kak Nara mau pulang ke rumah, bukan ke apartemen atau mampir ke mall atau resto menemui siapa gitu?

“Ampun ya cerewet juga kamu. Yang pegang jadwal aku siapa?”

“Aku, kak.”

“Kenapa pake nanya lagi. Kita pulang ke rumah. Gil4 aja aku pulang ke apartemen, bisa ngamuk opa. Tapi ini Ide bagus juga sih, nanti aku ajak Sakti pindah aja biar bebas.”

Weni sigap merapikan laptop dan perlengkapan Nara yang selalu dibawa saat pulang, sedangkan handbag tetap dibawa oleh Nara sendiri.

“Leherku pegal, sepertinya perlu berendam. Bilang Indro nanti mampir beli es matcha.”

Weni hanya mengangguk. Masih heran dengan hal yang tidak biasanya ini. Nara selalu pulang malam, paling cepat jam sembilan sampai rumah. Namun, kali ini berbeda. Waktu baru menunjukan pukul setengah lima sore dan mereka sudah berada di mobil. Indro dan Weni berada di kabin depan, Nara di kabin tengah sibuk dengan ponsel.

“Kak, minumannya,” ujar Weni menyodorkan es cup.

“Hm.”

Mobil kembali bergerak meninggalkan thru resto cepat saji demi minuman favorit Nara. tidak sampai satu jam, mobil itu sudah memasuki kediaman opa.

“Mas Sakti sudah di rumah ya, pantas aja Kak Nara mau cepat pulang. Pasti mau kangen-kangenan,” ejek Weni lalu terkikik geli.

“Sok tahu kamu.” Nara keluar dari mobil menghampiri Sakti. “Ada  apa sih?”

“Sore istriku,” sapa Sakti dan dibalas Nara dengan mencibir. “Ini mahar pernikahan kita, suratnya sedang diproses.” Sakti menunjuk mobil baru yang sudah terparkir rapi di carport, berjejer dengan mobil milik Opa.

“Wah, keren kak,” pekik Weni. “Sesuai dengan keinginan kak Nara, mau ganti yang ini tapi masih ragu. Ternyata dibeliin sama suami, ih so sweet.”

Sakti menatap Nara yang mengalihkan pandangan, ternyata tidak salah dia memberikan mahar karena Nara berencana ganti mobil dengan jenis yang sama.

“Ternyata feelingku nggak salah ya.”

“Salah, semua salah. Dari awal semua sudah salah,” ujar Nara lirih lalu beranjak ke dalam dan Sakti mengekor langkahnya.

“Ada hal yang perlu kita bicarakan,” ujar Sakti berjalan bersisian.

“Nanti, aku capek.”

“Nara.”

Langkah pasangan itu terhenti dan keduanya menoleh. Ada opa keluar dari ruang kerja, berjalan pelan dengan tongkatnya. Sakti gegas menghampiri, memberi salam dan menanyakan yang diinginkan pria itu.

Opa menepuk bahu Sakti. “Istirahatlah kamu pasti lelah. Nara layani suamimu dengan baik dan jangan pernah memasang muka masam.”

“Gimana nggak masam opa, lagak Sakti emang kecut.”

“Nara!” tegur Opa lagi.

Sakti tersenyum. “Tidak ada opa, semua perlu proses.”

Nara langsung beranjak ke kamar, meninggalkan opa dan Sakti. Sepertinya opa akan pro dengan sakti.

 

***

 

“Silahkan dinikmati.”

Makan malam sudah terhidang, semua anggota keluarga pun sudah lengkap di kursinya masing-masing. Opa dengan menunya sendiri karena mengikuti saran dokter demi menjaga kesehatannya.

Opa Jimmy menempati ujung meja sebagai kepala keluarga, sisi kanan Nara dan Sakti, sedangkan sisi kiri Nola dan Serli. Namun, semua masih diam. Tidak ada yang berani memulai.

Opa menatap Nara, begitupun Nola. Bahkan sambil berdecak pelan.

“Kenapa?” tanya Nara ikut berdecak.

“Suamimu, layani dia.”

Andai bukan opa yang bicara mungkin Nara akan menjawab dan menyanggah. 

Sakti merasa di atas angin, gegas ia mengangkat piring mengarahkan pada Nara. “Nasinya sedikit saja.”

Meski dengan perasaan dongkol, Nara pun patuh. Menyendokkan nasi juga lauk untuk pria yang berstatus suaminya. Padahal selama ini biasa dilayani, agak aneh dan canggung.

“Nih, dihabiskan!”

“Terima kasih istriku,” ucap Sakti

Semua fokus menikmati hidangan, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu yang beradu. Sakti merasa nyaman dan bahagia, baru kali ini dia makan bersama keluarga tanpa mendengar hinaan atau sindiran yang biasa didapatkan dari Samir dan Sinta. Kalau saja bukan menghormati Naryo, mungkin sudah pergi sejak lama dari rumah itu.

“Mas Sakti butuh yang lain? Kopi atau teh?” tanya bibi saat mengantarkan juice untuk Opa.

“Tidak usah bik, ini sudah cukup. Biar nanti saya buat sendiri.”

“Biar nanti Nara yang buatkan,” seru Opa refleks membuat Nara langsung terhenyak. “Belajar melayani suami kamu, buatkan kopi untuknya.”

“Kopi?” tanya Nara menoleh ke samping.

Sakti tersenyum dan mengangguk. “Tidak usah pakai gula.”

“Mana enak,” gumam Nara lalu beranjak.

“Pasti enak. Buatan istri sendiri,” bisik Sakti.

Nara mencibir lalu beranjak dari kursinya.

“Bi, ada sianida nggak?” teriaknya memasuki dapur.  

“Astaga, gadis itu.”

“Opa, Nara sudah bukan gadis lagi. Dia sudah menikah malah mungkin sebelum menikah pun sudah ….”

“Serli,” tegur Nola.

Sakti menghela pelan. Hanya satu kesamaan yang ada di kediaman itu, sifat Serli agak mirip dengan Samir. Sangat mirip, sama-sama senang memancing emosi. Nara sudah kembali membawa secangkir kopi dan diletakan di samping gelas milik Sakti.

“Silahkan!”

Sakti agak ragu meski asap mengepul dan aromanya begitu menggelitik di hidung. Sangat yakin kalau kopi yang digunakan bukan kopi biasa. Semoga saja, tidak dicampurkan dengan parutan kerak dari panci gosong. Nara melanjutkan makannya dan melirik membuat Sakti curiga.

“Tidak pakai sianida ‘kan?”

“Tidak ada, kalau saja ada mungkin aku tambahkan sedikit,” jawab Nara sambil menggeleng.

Perlahan Sakti mengangkat cangkir dan menyesap pelan lalu … terbatuk dan hampir tersedak.

“Maaf,” ucap Sakti menyeka bibir dengan tisu.

“Nara!”

Nara menepuk pelan punggung Sakti. “Pelan-pelan aja, aku tahu rasanya pasti enak. Kalau kurang nanti aku buatkan lagi.”

“Kamu tambahkan apa sih?”

“Nggak tambah apa-apa,” seru Nara.

“Aduh maaf mas, ganti yang ini saja.” Bibi menukar cangkir yang dia bawa dengan cangkir kopi buatan Nara. “Tadi mbak Nara sengaja tambahkan gula katanya biar manis, tapi yang diambil garam bukan gula.”

“Astaga." Sakti menelan saliva, akan berat perjalanan rumah tangganya dengan Nara yang tidak bisa membedakan mana gula dan garam. 

 

 

 

1
mmh nengmuti
kera sakti di lwan🤣🤣
Shee
tersakti-sakti tar bisa salto, jumpalitan, dan terbang g ya sak😂😂😂
ada aja bahasa lo sak, kalau kata nara mah lebay tapi dia demen mesam mesem sendiri😂😂
Shee
ini harus syukuran kayanya dah dpt ciuman ya sak😂😂😂
Shee
si Samir ini minta di semir kali biar otaknya glowing😂😂
heran orang ko ribet banget ya biarin aja toh mereka ini yang nikah. situ kalau iri ya tinggal nikah nih sellir nganggur 😂😂
Hani
bagusssss
hiro_yoshi74
harus di cie cieeee in ini ma .......🤣🤣🤣🤣
gayanya ngentol abis ra ehhhhhh demen juga kan di sekop sekop kerasakti🤭🤣🤣🤣🤣
Quinza Azalea
next
mmh nengmuti
nara mulai mode pasrshhh
mmh nengmuti
siap2 kejet kejet ra
hiro_yoshi74
siap mureng muring ra
mery harwati
😄😄 Nara siap² hatimu terbakar tiap detik karena fans Sakti makin sakti & anti badai 🤣
hiro_yoshi74
heleh gayamu ra ngak jadi model di kerubutin uget" aje km dah bete gimana tar kalo dah terkenal 🤭🤣🤣🤣🤣🤣
Siti Nur Rohmah
lahh kukira yg bakal gantiin JD model Nara,ternyata si suami"kera sakti" 🤭
bakal gimana itu keseruannya???
Iccha Risa: bener kak bukan Nara tapi mas Sakti, serunya pasti bikin cemburu Nara...
total 1 replies
Siti Dede
Kera Sakti jadi model dadakan👍
aroem
bagus
hiro_yoshi74
serli . rosa . rina boleh juga tu rekrut jadi trio uget uget ra ...... 🤣🤣🤣🤣
Quinza Azalea
next
mmh nengmuti
nah kan apa sy bilang pasti s rosa pegang dada sambil ku menangisssss membayangkan,,,,,,,🤣🤣🤪🤪
mmh nengmuti
nah kan apa sy bilang pasti s rosa pegang dada sambil ku menangisssss membayangkan,,,,,,,🤣🤣🤪🤪
Iccha Risa
cewek2 racun tuh mas Sakti..
Nara udh kasih warning ya ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!