NovelToon NovelToon
What Is Love? "Silent Love"

What Is Love? "Silent Love"

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Keluarga / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:209
Nilai: 5
Nama Author: SNFLWR17

Menurut Kalian apa itu Cinta? apakah kasih sayang antara manusia? atau suatu perasaan yang sangat besar sehingga tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata?.
Tapi menurut "Dia" Cinta itu suatu perasaan yang berjalan searah dengan Logika, karena tidak semua cinta harus di tunjukan dengan kata-kata, tetapi dengan Menatap teduh Matanya, Memegang tangannya dan bertindak sesuai dengan makna cinta sesungguh nya yang berjalan ke arah yang benar dan Realistis, karena menurutnya Jika kamu mencinta kekasih mu maka "jagalah dia seperti harta berharga, lindungi dia bukan merusaknya".
maka di Novel akan menceritakan bagaimana "Dia" akan membuktikan apa itu cinta versi dirinya, yang di kemas dalam diam penuh plot twist.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNFLWR17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Sakit?

Di sebuah ruangan minimalis, Alena sedang duduk. Sang pacar merebahkan kepalanya di pangkuan Alena, sibuk bermain ponsel.

"Ay, beberapa hari ini kok aku rasa ada yang ngikutin aku terus, ya?" ungkap Alena, mengalihkan perhatian pacarnya.

"Dia sampai di apartemen kamu?" tanya sang pacar, yang langsung meletakkan ponsel dan menoleh ke atas, menatap wajah Alena.

"Iya, tapi enggak sampai depan pintu masuk, hanya sampai di basement," ujar Alena dengan nada khawatir.

"Hmm, oke. Nanti aku coba minta rekaman CCTV area basement biar kita lihat siapa yang selalu ngikutin kamu."

Setelah mengatakan itu, sang pacar langsung bangun dan duduk di samping Alena. Ia menatap teduh mata Alena, berusaha meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja dan dia akan mengurusnya. Tatapannya diikuti dengan sebuah senyuman menenangkan.

"Boleh aku peluk kamu enggak, Ay?" tanya Alena.

Tanpa menjawab, sang pacar langsung menarik Alena pelan ke dalam pelukannya.

Alena memejamkan mata sambil tersenyum. Ia mulai mendusel nyaman di dada pacarnya dan semakin mengeratkan pelukannya di tubuh kokoh itu, seakan takut orang yang dipeluknya akan pergi meninggalkannya sendirian. Jika hal itu terjadi, Alena tidak tahu harus bagaimana; dia tidak sanggup hidup tanpa pacarnya yang sudah dia anggap sebagai rumah keduanya.

Anggaplah Alena gila karena bergantung pada seorang laki-laki yang bukan suaminya, tetapi bisakah dia berharap suatu saat nanti kisah hidupnya akan berakhir happy ending?

Sementara itu, sang pacar sesekali mencium dahi Alena, dan tanpa henti mengelus rambut Alena.

Dia tahu betul apa yang terjadi dalam kehidupan Alena, karena itulah dia selalu memberikan kasih sayang dan cinta yang sangat besar.

Saat sedang asyik berpelukan, tiba-tiba pacar Alena merasakan pusing. Matanya mulai berkunang-kunang.

Ia sesekali menggelengkan kepala dan menutup mata sebentar, mencoba meminimalisir rasa pusing di kepalanya. Dia pun mulai melepaskan pelukannya dari Alena sambil menormalkan ekspresinya.

"Sayang, aku ke toilet sebentar, ya. Panggilan alam," ujar sang pacar, yang langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju toilet.

"Ay, titip salam sama Alam, ya. Hahaha," Alena melontarkan candaannya.

"Iya, nanti aku sampaikan, hahaha," jawab pacarnya sambil mulai masuk ke dalam toilet.

Alena pun mengambil dan bermain ponselnya.

Di dalam toilet, pacar Alena sedang melihat cermin di depannya setelah mencuci muka. Namun, saat menunduk, ada cairan merah menetes di dalam wastafel, mengalir bersama air keran.

Pacar Alena yang melihat itu, langsung buru-buru berdiri tegak dan mengusap darah yang keluar dari hidungnya.

Setelah itu, ia mengambil tisu toilet dan membuat gumpalan kecil dari tisu tersebut. Ia segera menyumbat hidungnya agar menahan sementara supaya darah tidak terlalu banyak keluar. Setelah menyumbat hidungnya dengan tisu, pacar Alena langsung mencuci tangan, menghilangkan noda darah yang sempat dia pakai untuk mengusap darah tadi.

Ketika dia merasa bahwa darah sudah berhenti, dia pun melepaskan tisu yang dia pakai untuk menyumbat hidungnya, dan memasukkannya ke saku celana. Dia takut jika dia membuangnya di sana, Alena akan menemukannya tanpa sengaja.

Pacar Alena kembali menatap cermin dan melihat wajahnya yang agak terlihat pucat. Setelah memastikan wajahnya sudah tidak ada noda darah yang tertinggal, akhirnya dia keluar dengan ekspresi yang dibuat seolah baik-baik saja.

Dia berjalan menuju Alena yang sedang asyik bermain ponsel. Alena yang merasakan pergerakan di sampingnya langsung menoleh dan tersenyum melihat pacarnya. Tetapi, senyuman itu tidak bertahan lama. Alena melihat wajah sang pacar terlihat pucat.

"Ay? Kamu sakit?" tanya Alena sambil terus memperhatikan wajah sang pacar.

"Enggak kok, Sayang. Memangnya kenapa?" jawab sang pacar sambil tersenyum.

"Enggak, kamu kelihatan pucat. Tapi benar, kan, kamu enggak sakit, Ay?" tanya Alena sekali lagi dengan nada khawatir.

"Tenang aja, Sayang. Aku baik-baik aja, kok," ucap sang pacar, berusaha meyakinkan Alena bahwa dia baik-baik saja.

"Awas, ya, kalau kamu kenapa-kenapa. Kalau kamu kenapa-kenapa, aku marah besar sama kamu!" ujar Alena dengan wajah cemberut.

"Iya-iya. Sini, peluk lagi," pinta sang pacar sambil merentangkan kedua tangannya, tidak lupa dengan wajah ceria.

Alena langsung menyambut itu dengan senang hati. Mereka berdua pun kembali berpelukan.

Tiba-tiba...!

Dreett~~ derrrtttt~

Suara panggilan masuk di ponsel Alena.

Mereka berdua yang mendengar nada panggilan masuk langsung saling menatap satu sama lain.

"Udah, lepasin. Ada yang telepon, tuh. Kamu angkat dulu," ujar sang pacar sambil melepaskan pelukan mereka.

Sedangkan Alena melepaskan pelukannya dengan tidak rela, tidak lupa dengan wajah cemberutnya.

Alena pun mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon.

"Halo, Dewi, kenapa?" tanya Alena saat sudah mengangkat panggilan suara yang ternyata dari sahabatnya, Dewi.

"Enggak, cuma mau ngajak kamu keluar ke pasar malam. Kamu ikut, enggak? Jangan lupa ajakin ayang lo, ya," ujar Dewi di seberang sana.

"Oh, oke, gue ikut! Lumayan, sudah lama kita enggak jalan-jalan malam," kata Alena dengan antusias.

"Jawaban yang gue harap. Oke, ingat bawa pacarmu, ya, si Kenzo," goda Dewi.q

"Loh, emang dia mau ikut?" Karena yang Alena tahu, si Kenzo ini sangat anti dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.

"Kalau kamu yang minta, pasti dia mau, kok. Btw, udah, ya. Aku mau urus sesuatu. Oke, bye!" Tanpa menunggu perkataan Alena, sambungan langsung dimatikan sepihak oleh Dewi.

"Waah, belum sempat gue nanya sesuatu, malah dimatiin lagi," ungkap Alena dengan kesal.

Sang pacar yang melihatnya langsung mencubit pelan pipi Alena.

"Sayang, kamu kok gemas banget kalau lagi kesal, sih? Aku kan jadi mau cubit pipi kamu."

"Iiss, lwephaswin! Shwakwit twhauu...!" ujar Alena dengan tidak jelas karena pipinya sedang dicubit gemas oleh pacarnya.

"Hahaha, iya, aku lepasin." Pacarnya langsung melepaskan cubitannya dan mengelus sebentar tanda merah di kedua pipi Alena yang meninggalkan sedikit kemerahan.

"Tau ah, aku ngambek sama kamu," ujar Alena yang langsung membalikkan badannya.

"Ahh, Sayang, jangan cemberut, dong. Aku minta maaf. Soalnya kamu gemesin banget, swear deh, mana tahan aku lihatnya," bujuk sang pacar, yang mencoba membalikkan punggung Alena.

"Ya sudah kalau gitu aku balik aja, soalnya kamu ngambek gitu," ucap pasrah sang pacar. Alena yang mendengar itu dengan spontan membalikkan badannya.

"Iiih, Ay, bukannya berusaha bujuk, kok malah mau tinggalin aku, sih? Kan makin enggak mood sama kamu," ucap kesal Alena, walaupun tidak sekesal itu.

"Iya-iya, maafin aku, ya? Gimana kalau aku traktir G*Food aja? Biar kamu enggak usah masak lagi, apalagi mau keluar sebentar?" Sang pacar mulai membujuk Alena.

Mendengar kata G*Food, si pelaku yang tadi kesal langsung berbinar.

"Oke, setuju! Mana ponsel kamu? Kita pesannya pakai ponsel kamu aja!" Alena langsung mengambil ponsel pacarnya dengan segera dan mulai memesan makanan yang bakal mereka berdua santap.

Beberapa menit kemudian pesanan mereka berdua datang, pacarnya Alena pergi mengambil dan kemudian mereka berjalan ke arah meja makan.

Akhirnya mereka berdua pun menikmati makanan mereka dengan damai.

1
Michelle Flores
Menggugah hati
Tae Kook
Thor, kapan update lagi nih?
Tani
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!