NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

  Setelah panggilan berakhir Dax menatap bingung sekaligus penasaran dengan keputusan yang di ambil oleh Cassia, sebab Dax tahu benar bagaimana gadis yang menjadi temannya masa kecilnya itu begitu mencintai Darian.

  "Apa ada hal yang aku lewatkan?" gumam Dax, dia jadi ingin tahu alasan di balik perubahan sikap dari Cassia akhir-akhir ini.

  "Dax, apa kamu sudah tidur, Sayang?" seruan dari luar kamar membuat Dax sedikit terhenyak, pria tampan bernetra tajam dengan pupil sehitam jelaga itu sontak menoleh.

  Dax, segera berjalan menuju pintu kamar meninggalkan pintu balkon yang belum dirinya tutup, sebab nanti ia akan kembali bermain gitar di sana.

  Pintu terbuka, Dax melihat Mommy-nya berdiri di ambang pintu dengan segelas coklat hangat di era musim panas.

  "Selamat malam, sayang!" Crystal menyapa dengan senyum tulus pada putra semata wayangnya itu.

  "Malam, Mom, ada apa?" tanya Dax, ia menyambut senyum dari sang Mommy dengan senyum tipis yang kerap kali dirinya tunjukkan.

  "Ini coklat hangat untuk menemani kamu belajar malam ini!" Crystal menyerahkan gelas tinggi itu pada Dax.

  "Terima kasih, Mom!" kata Dax, dia menerimanya dengan senang hati.

  Dax, memang terkenal tak tersentuh dan jarang sekali bicara, pria itu bahkan di rumah terkenal pendiam. Hanya saja bukan berarti dia tak akrab dengan kedua orang tuanya, sikap dan sifat juga watak Dax ada karena itu menurun dari Daddy-nya yang memiliki sifat yang sama saat seusia Dax.

  "Sama-sama, ingat jangan tidur terlalu larut ya!" kata Crystal dengan memberikan usapan lembut pada wajah tampan Dax yang bersih itu.

  Dax menatap sang ibu, dia mengangguk dan setelah Crystal berlalu pria itu lantas masuk kedalam kamar dan tak lupa kembali menutup pintu karena menurut Dax, kamar adalah area pribadi yang tak boleh di jamah oleh siapapun.

TAK!

  Gelas yang di letakan pada meja kaca membuat bunyi cukup keras, Dax duduk di sofa dan menatap aneh sebuah lukisan dan sudut kamarnya dengan tatapan rumit. Lukisan yang Dia beli saat perjalanan ke salah satu negara dan itu adalah hasil lelang.

  "Jadi apa yang terjadi? Kenapa berubah? Dan aku merasa dia juga tampak berbeda," gumam Dax, tatapannya dingin dengan kerutan yang begitu jelas ada pada dahinya. Dax merasa ini bukan hal yang baik, sebab perubahan Cassia cukup mengguncang sisi lain dalam dirinya.

...****************...

Di rumah Keluarga Gray.

  Cassia sedang melakukan panggilan video dengan ketiga sahabatnya, mereka sedang mengobrol sambil melihat Arzhela melakukan perawatan pada wajahnya.

  "Jadi apa ada kabar yang penting?" pertanyaan itu datang dari sosok Rose, dia menatap teman-temannya dari balik layar.

  "Kabar penting apa? Jika dari aku tak ada, entah jika dari pihak lain," jawab Arzhela, dia membuka mata dan tatapannya mengarah pada Cassia yang sejak tadi tampak diam.

  "Apa maksudnya?" Mutiara menatap Arzhela aneh.

  Arzhela hanya mengedikkan bahunya acuh, dia kembali menutup mata karena sedang menggunakan masker di wajah cantiknya.

  "Kau tahukan dia sensitif, jadi katakan apa yang sedang kamu pikirkan?" Rose memandang Cassia dengan penuh selidik.

  "Apa? Aku sedang tak memikirkan apapun," jawab Cassia, dia belum ingin membahas ini pada teman-temannya karena masalah pembatalan perjodohan ini harus di selesaikan secara kekeluargaan dan tanpa orang lain tahu.

  "Untuk apa kamu bertanya padanya, Rose? Dia tak akan mengatakan apapun sebelum kita tahu dari orang lain," kata Arzhela, dia jelas menyindir Cassia dan gadis itu hanya tersenyum tipis saja.

  Arzhela adalah gadis yang sering blak-blakan dan dia tak peduli akan menyakiti siapa, sebab apa yang dia katakan selalu adalah kenyataan yang ada.

  "Kenapa tersenyum?" Mutiara bertanya pada Cassia karena melihat sahabatnya itu justru tersenyum saat mendengar sindiran Arzhela yang jelas di tujukan padanya.

  "Tidak apa, aku akan katakan setelah masalahnya selesai, apa kalian setuju?" tanya Cassia.

  "Baiklah, lagi pula kami yakin kamu bukannya tak ingin memberitahu hanya saja ini mungkin bukan waktu yang tepat," Rose adalah gadis yang paling bijak, pikirannya cukup dewasa untuk mengerti situasi di sekitarnya.

  "Terima kasih, aku tutup ya kita akan ketemu besok di sekolah," Cassia melambaikan tangannya dan setelah itu mengakhiri panggilan.

  "Hah, maaf ya, masalah ini harus selesai terlebih dahulu sebelum kalian semua tahu kebenarannya," gumam Cassia, dia meletakkan laptopnya di atas meja nakas dan mulai menarik selimut untuk pergi tidur.

...****************...

  Pagi hari di sambut dengan matahari yang menyorot tajam, ini adalah musim panas untuk tahun ini dan Cassia begitu menyukai musim ini sebab dia bisa liburan ke pantai dan berjemur.

  Ruang makan rumah Gray.

  "Apa yang sedang kamu pikirkan?" tepukan pada pundak membuat Vladimir terhenyak.

  Vladimir menoleh dia melihat Cassia berdiri di sampingnya dengan wajah yang terlihat penasaran, wajah manis dan cantik itu begitu mirip dengannya walaupun sebenarnya mereka berdua tidak kembar.

  "Tidak apa," jawab Vladimir setelah puas menatap Cassia.

  "Dasar aneh," gerutunya, dia duduk di kursinya dan sedang menunggu kedua orang tua mereka untuk sarapan bersama.

  "Ngomong-ngomong apa kamu memiliki rencana di akhir musim panas tahun ini?" tanya Cassia, dia membuka obrolan agar tak kesepian.

  "Belum ada, kenapa?" Vladimir meletakkan ponselnya dan sekarang tatapannya fokus pada sang Adik.

  "Aku berencana melakukan liburan akhir musim panas, kita memiliki libur beberapa Hari untuk itu, apa kamu setuju?" Cassia menatap Vladimir penuh harap.

  "Akan aku bahas ini dengan inti Black Libra," putusnya, dia mengulurkan tangannya untuk memberikan usapan lembut pada kepala Cassia.

  "Baiklah, Terima kasih, Kak!" ucap Cassia, dia menarik garis bibirnya hingga membentuk sebuah senyuman hangat yang tak pernah Cassia tunjukkan pada sang Kakak selama ini.

  Vladimir terkejut, dia agak tak percaya saat senyum indah itu tercipta di wajah cantik Cassia, pria itu pada akhirnya membalas senyuman itu walaupun hanya tipis setipis dompet mokondo.

  "Ada apa ini?" pertanyaan datang dari belakang keduanya, mereka menoleh dan melihat kedua orang tuanya berdiri di ambang pintu ruang makan dengan tatapan penuh rasa penasaran.

  "Mi, Pi, kalian sudah datang?" Cassia bertanya dengan nada lembut, dia bangun dan langkah ringannya membawa dia menuju kedua orang tuanya.

  Cassia memeluk Margaretha dengan erat, dan pelukan hangat Maminya adalah hal yang paling Cassia rindukan di kehidupan yang dulu, saat mereka semua pergi, hidup Cassia seperti di ambang kesengsaraan dan kesepian.

  Namun, dia tetap saja berharap, Darian mau merengkuhnya dalam dekapan hangat yang ia butuhkan. Tapi, semua hanya sebuah impian semu yang tak akan pernah terwujud hingga kematian menemuinya dari tangan orang yang ia cintai.

  "Sudahlah, apa yang kamu pikirkan, Cassia!" gumam Cassia pelan, tapi gumaman itu masih samar-samar di dengar oleh Margaretha.

  "Kamu mengatakan sesuatu, sayang?" tanyanya dengan suara lembut.

  "Tidak, Mi, aku hanya menikmati pelukan Mami yang begitu hangat," kilah Cassia, dia tak akan kembali melibatkan kedua orang tua dan Kakaknya setelah pertunangan itu di batalkan.

  "Sudah, ayo sarapan!" ajak Thomas, dia memberikan usapan lembut pada punggung Cassia.

  Mereka kembali duduk di kursi makan, semua pelayan bersiap menghidangkan sarapan untuk keluarga inti Gray, para pelayan begitu cekatan saat melayani semua orang.

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!