NovelToon NovelToon
LIFE PROBLEM

LIFE PROBLEM

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bullying di Tempat Kerja / Cinta pada Pandangan Pertama / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:725
Nilai: 5
Nama Author: alwayscoklat_

Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah

Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya

bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara

MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya


"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.

"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"

Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"

"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nara

"Kalo seandainya nanti Gue udah gak ada lagi di dunia ini, gue pengen jadi bintang yang paling bersinar di setiap hari hari yang di rinduin sama orang orang yang sayang sama gue. Kalian gak boleh sakit yah.Jangan berantem juga, kalo ada apa-apa itu saling cerita."

Seorang gadis berbadan kecil itu memandang langit senja dengan senyum manis yang terpatri diwajah nya, duduk di tepian pantai sambil mengayun-ayunkan kaki nya yang pendek itu menjadi part paling bahagia yang bisa dia rasakan setiap kali putus asa menyerang nya.

"Lo ngomong apaansih, kayak orang mau pergi jauh aja. Gak boleh ngomong gitu ra." tegur Rey yang duduk di sebelah kanan sang gadis.

"bener banget, gak boleh ngomong gitu." ucap Arkan yang duduk di sebelah kiri. Mata nya memandang deburan ombak yang terhempas keras pada batu-batu pemecah ombak di depan sana.

"Gue cuma pengen ngomong itu aja. MEskipun hari ini kalian empat sibuk, tapi kalian bisa nyempatin waktu untuk nemenin gue ke sini. Gue seneng banget." ucap Nara. Dia tersenyum menatap Rey dan Arkan bersamaan.

" kek sama siapa aja lo." ucap Arkan.

"Hahaha....Thanks banget buat lo udah mau jadi sahabat gue yah Arkan. dan thanks buat Rey sepupu gue yang paling gue sayang udah jadi yang paling tebaik untuk hidup gue." ucap Nara, ntah kenapa sore ini senyum nya begitu indah untuk di lihat.

Arkan dan Rey tau kalo itu adalah hal yang sangat tak biasa di lakukan oleh nara.

Gadis itu cenderung murung, diam, dan berbicara seaddanya ketka perlu. Sesekali dia akan tertawa begitu keras jka masalah datang melanda nya. Namun sore ini Nara tampak jauh lebih ceria dan banyak tersenyum.

"Lo gak pa pa kan Ra? Khawatir banget gue ngeliat lo beda kek gini." ucap Rey mengatakan kegelisahan hatinya.

"gue gak pa pa." jawab Nara dengan lembut.

Arkan yang mendengar itu sedikit memperhatikan wajah nara dari samping. "Ada yang beda, lo gak biasa nya kek gini. CErita sama kita." ucap nya membuat Nara langsung terkekeh lagi.

"Gue gak kenapa napa guys, lagi senang aja guys karna langit nya cantik banget.' jawab Nara berusaha meyakinkan kedua nya.

Namun tampak nya itu tak membuat Rey dan Arkan percaya. Kedua nya saing bertukar pandangg. Mencoba mencar makna trsirat dari ucapan dan tingkah yang Nara keluarkan.

"GUe gak kenapa napa, percaya deh." ucap Nara.

Kedua nya menghela nafas dengan berat. "iya okey kita gak akan curiga lagi." jawab Arkan dengan jujur.

Cukup bsar masalah jika mereka berusaha membuat Nara menyampaikan apa yang sudah ingin dia sampaikan. Itu akan menjadi tekanan pada gadis itu nantnya.

"besok datang ke rumah gue yah, Gue mau ngasih sesuatu ke kalian." ucap Nara.

Lagi dan lagi Rey dan juga Arkkan meatap Nara dari sisi mereka.

"Tumben amat" ucap mereka serentak.

"Kalo gua ga ada, kalian ambil aja di dalam nakas di kamar gue. Ntar bibi aja yang ngambilin kalo kalian gak mau masuk kamar gue." ucap Nara lagi memberi instruksi.

"Emang lo mau kemana? katanya nyuruh kita datang? Kok malah nyuruh ngambil sendiri sih?" Rey bertanya dengan detail.

"Gak kemana mana, cuma jaga jaga aja mana tau gue tiba tiba mood ke swalayan trus kalian datang"

"kan bisa nunggu lo pulang aja" Arkan menimpali.

"ishh mana tau kalian gak sabar gitu kan. Secara kalo di pikir pikir gue jarang banget ngasih kalian hadiah. Yang ada ngerepotin sama ngerepotin kalian aja terus terusan." ucap nya.

"Yaudah ntar gue datang ke rumah deh berdua. besok pagi deh kita ke sana mumpung minggu."

Nara hanya mengangguk kecil mengiyakan ucapan Rey. Dia kembali memandangi semua nya dengan senyum indah. Sungguh pemandangan yang begitu memanjakan mata nya. Seakan dunia ini tau bahwa Nara harus melihatnya tumbuh dan menjadi lebih indah lagi.

●●●

Dringgg Dringgg

Dering ponsel Rey berbunyi berkali kali pada pagi dini hari, Arkan yang memang menginap di rumah Rey itu ikut terbangun dan duduk menatap ke arah Rey yang juga tampak mengumpulkan nyawa nya.

"Alarm lo?! pagi begini?" tanya Arkan membuat Rey menggeleng.

"Gue gak masang alarm yah bangsat! Nuduh aja lo, siapa sih nelpon pag---ehh?? Tumben amat emak nya nara nelpon pagi pagi begini. Tante gue cok!" ucap Rey yang terlihat heran.

"angkat aja." ucap Arkan dengan nada malas, tampak sudah badmood karna waktu tidurnya yang merasa terganggu. Dia kembali membaringkan tubuh nya di atas kasur dan mencoba kembali mencari posisi nyaman lagi.

Sedangkan Rey, memilih untuk mengangkat telpon dari tante nya itu alias mama nya Nara.

"halo tan--

"REYY HIKSS, NARAA REYY...NARAA"

"NARA KENAPA TANTE?! KENAPA?!!" Ucap Rey dengan lantang, tampak wajah nya begitu serius. Dan entah kenapa jantung Rey langsung berdegup kencang.

Begitupun dengan Arkan yang langsung mendudukan diri nya lagi dan menatap ke arah Rey.

"Nara...

tutt

Sambungan telpon itu terputus secara tiba tiba, Rey panik, arkan pun panik.

"Kita ke sana aja!" ucap Arkan membuat Rey mengangguk.

kedua nya mengambil jaket dan berlari dengan cepat menuju garasi dimana motor mreka di letakan. Ak tanggung-tanggung kedua nya melajukan motor dengan kecepatan tinggi menuju ke rumah Nara yang syukurnya tak jauh dari sana. Keadaan jalan pun belum banyak orang mengingat ini masih pukul 3 dini hari.

Jujur saja jantung Arkan dan Rey rasa nya berdetak begitu kencang. Ada perasaan tak nyaman, khawatir dan pikiran buruk yang menghantui mereka.

Takut terjadi sesuatu pada Nara. Apa yang mereka takutkan...

"Sampe!"

Rey dan Arkan turun dari motor yang mereka bawa tersebut. Berlari memasuki sebuah rumah mewah dan membuka pintu begitu kasar.

"Tante?! Hahh...mana Nara?!" tanya Rey dengan nafas yang tak beraturan.

Tak ada satupun yang menjawab membuat Rey menatap frustasi pada sekeliling nya.

Arkan pun sama, dia tak melihat adanya orang di lantai dasar ini. Namun samar samar dia mendengar suara dari lantai atas yang membuatnya menatap Rey.

"Di atas Rey." ucap nya membuat keduanya langsung menaiki anak tangga yang cukup banyak itu dengan cepat.

berjalan menyusuri lorong yang menuju ke sumber suara dan kamar dari Nara.

Rey berserta Arkan masuk ke kamar Nara dengan nafas ngos-ngosan mereka. Rey menatap orang orang di sana yang menangis dan tampak tak berkutik. Namun Kedua nya tak sama sekali melihat Nara ada di dalam sana.

"Tante?! Om?! Mana Nara?!" tanya Rey. Dia menelan saliva nya dengan berat.

Melihat tante nya yang menangis dengan posisi yang sudag terduduk. Serta beberapa pembantu yang hanya bisa menutup mulut mereka sambil menangis.

Nafas Arkan tak beraturan. pandangan nya tertuju pada satu titik, yaitu pintu kamar mandi yang terbuka lebar.

"Tante--Nara nya mana?? Nara nya kok gak ada?" tanya Arkan gemetar.

perlahan, kaki nya melangkah mendekat ke arah pintu kamar mandi, mencoba membuang jauh jauh pikiran buruk nya.

nara gak mungkin seperti yang ada di dalam pikiran nya.

Rey mengikuti langkah Arkan, kedua nya berjalan ke dekat kamar mandi, masuk ke dalam nya dan....

DEGG

Keduanya seakan tersambar petir, Tungkai Rey dan Arkan terasa lemas selemas lemasnya. Rey gemetar, nafasnya sesak seakan paru paru tak ingin memasok oksigen di dalam nya. Arkan terpaku, mata nya berkaca-kaca.

"N..Nara" panggil nya pelan.

Dan detik itu juga, Tangis Rey dan Arkan pecah. Rey tersandar pada tembok di dekatnya.

Keduanya tak mampu bereaksi bahkan untuk sekedar memanggil nama Nara.

1
Nick and Judy
Baper banget sama ceritanya.
Linda Ruiz Owo
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Dark Dynamix
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!