NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:677
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

  Ziah sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah untuk bekerja. Tadi pagi Andreas mengabari jika di rinya akan menjemput Ziah. Seperti biasa keluarganya sarapan bersama sebelum memulai aktivitas masing-masing.

   Ziah merasa badannya sedikit pegal-pegal, mungkin karena sudah lama tidak kerja yang begitu menguras tenaga. Biasanya dia hanya akan duduk saja di perpus tapi kemarin saat perlombaan di mulai dia bolak balik membantu Andreas menyiapkan perlengkapan lomba dan setelah beres mereka juga yang membereskan meskipun ada beberapa murid yang ikut membantu tapi m tetap saja.

"Bu nanti Zi pulang sore lagi, soalnya seminggu ini lagi ada perlombaan." ucap Ziah saat sudah menyelesaikan sarapan nya.

"iya, tapi ingat jangan terlalu cape jangan lupa makan juga." Bu Aminah mengingatkan anaknya, Ziah hanya mengangguk saja.

"Bang R kamu mau bawa motor Teteh gak?" tanya Ziah pada Rio.

"Teteh gak bawa motor?" tanyanya.

"Teteh di jemput, tapi kalo bawa motor Teteh itu Ega ajak berangkat bareng juga. biar pulang sekolah langsung pulang gak keluyuran dulu." omel Ziah. Karena adik bungsunya itu jika pulang sekolah selalu bermain dahulu dengan temannya. Berbeda dengan Rio pulang sekolah langsung pulang tidak mampir kemana-mana.

"Iya-iya, tiap hari aja barengnya biar aku gak bisa main." ucap Ega sedikit kesal. Tapi jika kakaknya sudah berbicara seperti itu jangan harap bisa menolak.

  Adik-adiknya sudah berangkat ke sekolah, Ziah sedang membersihkan pinggiran sepatu sambil menunggu Andreas.

terdengar suara motor Andreas sudah sampai di depan rumahnya. Ziah berjalan untuk membuka pintu rumahnya, Andreas tersenyum dia turun dari motor menghampiri Ziah, dia akan pamit kepada Bu Aminah terlebih dahulu.

"Ibu ada?"tanya Andreas.

"Ada, duduk dulu Zi panggil ibu ke dalem." ucap Ziah. Andreas mengangguk dan duduk di salah satu kursi di sana.

  Ziah kembali ke ruang tamu bersama Bu Aminah, Andre tersenyum dan segera berdiri menyalami tangan Bu Aminah.

"Bu, Dreas ijin jemput Ziah sekalian pamit berangkat dulu soalnya udah siang." ucapnya ramah.

"Ya udah hati-hati ya Nak bawa motornya jangan ngebut." ucap Bu Aminah. Keduanya meninggal kan rumah.

   Motor melaju menuju sekolah, Yah kebersamaan yang sempat hilang lima tahun lalu kini kembali lagi. Kalau dulu mereka merahasiakan hubungan nya sekarang tidak lagi mereka lebih leluasa.

  Mereka sampai di parkiran sekolah, Ziah turun dan melepas helm nya Andreas melakukan hal yang sama. Ziah sedang membetulkan kerudung nya di kaca spion motor Andreas, melihat itu Andreas tersenyum.

  Mereka berjalan menuju ruangan masing-masing. Semua guru menatap heran keduanya pasalnya seminggu kemarin saat melihat keduanya seperti bermusuhan sekarang malah sudah jalan bareng lagi.

 "istirahat mau di kantin apa di perpus?" tanya Andreas sambil berjalan menyusuri koridor.

"kantin aja kangen ngobrol sama bi Asih." ucap Ziah.

"ya udah janjian di kantin aja ya." ucap Andreas sambil mengelus kepala Ziah. Ziah tidak sempat menghindar, pipi nya bersemu merah karena malu di tatap orang-orang yang ada di sana.

  Ziah mempercepat langkahnya, meninggalkan Andreas di belakang sana. Andreas yang melihat itu hanya menggeleng kan kepala.

   Jam pelajaran semua murid berjalan kondusif, sekarang semua murid menuju lapangan untuk mengikuti jalannya perlombaan. Namun baru satu jam pertandingan diadakan terdengar suara ricuh di luar gerbang sekolah. Saat di lihat ternyata segerombolan anak SMK Ma'arif mereka mencari murid kelas 11 yang bernama Aris yang ternyata kemarin sempet bertengkar dengan anak kelas 10.

  Pak satpam bergegas mengunci gerbang sekolah cuman tetap saja tembok samping pembatas antara sekolah dan masjid hanya sebatas dada orang dewasa mereka mencoba menerobos namun di hadang guru-guru di sana. Murid SMK lain sampai ada yang melempar batu dan membawa kayu.

  Ziah yang memang baru saja selesai dari masjid karena belum melaksanakan shalat dhuhur pun bingung untuk lewat. Dia diam sejenak melihat aksi brutal anak-anak itu.

"Ayo bareng saya, saya juga habis dari masjid." ajak seseorang. Ziah menengok ternyata itu Adnan, tanpa pikir panjang keduanya melangkah karena pikir mereka murid-murid itu tidak akan mencelakai guru. Namun ternyata salah.

  Saat Adnan dan Ziah berhasil melewati gerbang berjalan cepat dari kerumunan siswa tidak di sangka-sangka ada murid yang melempar kan ati ke arah Ziah dan Adnan.

"Aaaahh." teriak Ziah saat batu mengenai jidatnya darah langsung mengalir mengenai pipinya, Ia memegang jidat yang terkena batu mencoba menahan agar darah tak keluar banyak. Adnan yang melihat itupun kaget saat akan mencoba menolong Ziah dia juga terkena lemparan batu pada bagian kepala belakangnya. Semua terkejut murid yang ada di lingkungan sekolah di tahan di lapangan sepak bola di larang ada yang mendekat ke arah parkiran apalagi gerbang.

  Semua guru berlari karena mendengar teriakan Ziah, mereka kaget melihat Ziah sudah berlumuran darah, untungnya Adnan hanya mengalami luka kecil. Ziah sudah pingsan di pangkuan Adnan. Melihat itu Andreas sempat cemburu namun ia berusaha memahami situasinya.

"Bu pinjam mobil ke Pak Kardi, ini Ziah sama pak Adnan saya bawa ke rumah sakit dekat sini aja." ucap Andreas sambil membopong tubuh Ziah.

 Bu Lanny segera berlari menuju ruang kepala sekolah. Tidak lama dia sudah kembali dengan kunci mobil di tangan nya. Bu Lanny duduk di belakang sambil memangku kepala Ziah. Andreas yang mengemudi sementara Adnan duduk di samping kursi kemudi. Meskipun lukanya tidak separah Ziah tapi lumayan sakit.

"Pak kayak nya ini Ziah bisa sampe di jait. Saya ngilu liat darah kayak gini." ucap Bu Lanny sambil menekan kain yang menempel pada luka di jidat Ziah.

"iya mudah-mudahan cuman di jahit aja Bu. Gak ada luka yang serius." terlihat raut khawatir di wajah Andreas saat mengatakan itu.

 Tidak lama mobil sampai di rumah sakit, Ziah langsung di tangani dokter sementara Adnan hanya di bantu perawat saja.

 seorang dokter keluar dari ruangan yang tadi di masuki Ziah. Dokter itu tersenyum ramah kepada mereka.

"Alhamdulillah untung lukanya tidak dalam, jadi cuma di jahit delapan jahitan. Sekarang pasien masih belum sadar mungkin karena syok melihat banyak darah saat terluka tadi." ucap dokter seraya pamit untuk memeriksa pasien lainnya.

 Semua orang merasa lega mendengar kabar itu. Adnan sudah kembali dari ruang perawatan. Mereka bertiga masuk untuk melihat keadaan Ziah. Dokter mengatakan tidak perlu sampai di rawat. Hanya saja sesudah 3 hari harus cek jahitan.

   "Tadi gimana pak Adnan kok bisa kayak gini?" Tanya Bu Lanny. Adnan pun menceritakan kejadian tadi tanpa ada yang terlewat.

"Kirain saya murid SMK lain gak bakal nyerang guru Bu, ternyata saya salah. Mereka menyerang siapa saja." sesal pak Adnan.

semua yang ada di ruangan menatap ke arah Ziah yang sudah sadar. Ziah menatap mereka sambil tersenyum.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!