bahagia ketika mendapatkan Uang banyak, pura-pura polos dan menyamar menjadi manusia biasa, tinggal di jalan yang sangat sepi di bawah kaki gunung.
namun siapa sangka di balik semua itu ternyata semuanya hanyalah Acting semata yang sedang di lakukannya karena dia merasa gabut, sebab berdiri sendiri di puncak kekuatan tanpa adanya musuh yang bisa menandinginya. semua yang dia lakukan hanyalah Acting.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hampir kehabisan waktu
Samsul keluar dari pintu rumahnya, dengan cepat dia menuju ke arah kebun.
Samsul mencoba untuk mengangkat dagunya dan berjalan dengan tegap. Setiap langkah kakinya menegaskan tekad yang siap mati untuk menghadapi juragan Herlan.
Apa yang tidak di ketahui oleh samsul, ketika samsul berjalan di kegelapan malam, dan terselimuti kesunyian seperti ini, ara banyak sekali orang yang menandanginya dari kejauhan, bersembunyi di balik pohon besar dan semak semak belukar.
Ada tiga puluh orang yang siap membunuh samsul, agar samsul tidak sampai di bukit Lereng Utara tepat waktu.
Mereka semuanya menyeringai sambil menggenggam lebih erat celurit mereka, aura tubuh mereka sangat kuat dan mengerikan seolah sudah siap menerkam samsul.
Namun apa yang tidak di ketahui oleh ketiga puluh orang ini, saat ini terlihat wanita-wanit berambut gimbal dengan wajah merah yang keluar dari tubuh mereka.
Wanita berambut gimbal itu adalah jin khodam yang sebelum ini di isi oleh mbah sumarwi, jin-jin itu seperti kabur ketakutan.
"Ayo saatnya beraksi!"
"Habisi samsul!"
Semua orang menganggukan kepala mereka, dengan cepat mereka hendak bergerak menuju ke arah samsul.
Namun sayang sekali sebelum mereka bergerak ada kejadian yang sangat aneh terjadi di sini. Tuba-tiba tubuh mereka kaku begitu saja seolah tubuh mereka mematung.
"Eh? Ada apa ini?" Tentu saja hal ini membuat setiap orang kaget dan ketakutan, mereka benar benar seperti patung yang tidak bisa bergerak sedikit pun.
Jelas mereka semua mengetahui ada yang salah, mereka kaku, mereka tidak bisa bergerak, dan tubuh mereka mematung. Mereka langsung berfikir bahwa samsul memiliki Ajian yang mampu mengatasi mereka.
"Bahaya ini bahaya!"
Di tengah keheningan ini langkah kaki samsul terdengar sangat jelas. dengan langkah yang tegas akhirnya samsul berjalan hingga menghilang dari tempat ini.
Ketiga puluh orang ini hanya bisa memandangi samsul tanpa bisa menyergap, ketika samsul sudah tidak terlihat pun ketiga puluh orang ini masih mematung dan masih belum bisa menggerakan tubuh mereka.
Bahkan untuk berbicara saja tidak bisa, mereka hanya bisa berbicara salam hati.
Tidak lama kemudian di tempat ini muncul hawa dingin di sertai hembusan angin secara perlahan. Ketika mereka merasakan angin dingin ini pupil mata mereka langsung melebar.
Hawa kehadiran yang sangat mengerikan langsung meneror semuanya.
Mereka semuanya merasakan hembusan nafas panas dari belakang mereka.
Siapa sangka di belakang mereka berdiri puluhan banteng-banteng pdi ahhh maksud saya puluhan kerbau-kerbau berbadan seperti manusia dan memiliki mata merah nyalang.
Tentu saja setiap orang ini tidak mengetahui adanya puluhan siluman kerbau di belakang mereka, karena mereka tidak bisa menoleh kebelakang.
Hanya ketakutan yang menyelimuti hati mereka.
Siapa sangka kedua tangan siluman siluman kerbau itu langsung memegangi kedua pipi masing masing dari ketiga puluh anak buah juragan herlan.
Ketakutan semakin ekstrim menyelimuti hati mereka, kala mereka merasakan kulit kasar dari siluman kerbau di belakang mereka.
"Selamatkan aku!"
"Juragan Herlan selamatkan aku!"
"Mbah sumarwi selamatkan aku!" Tentu saja setiap orang yang ada di tempat ini berteriak di dalam hatinya. Namun tentu saja tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka saat ini.
Sesaat sebelum para siluman kerbau ini memelintir kepala mereka menghadap kebelakang, masing-masing siluman kerbau ini berbisik di telinga masing-masing ketiga puluh orang itu, "sesuai titahnya, tidak ada yang boleh mengganggu jalannya carok ini!"
Kratak!
Kepala setiap orang langsung berbalik menghadap kebelakang begitu saja.
Kemudian mayat mereka di makan oleh para siluman kerbau ini.
***
Sementara itu di atas bukit Lereng Utara.
Jantung Arjuna berdetak semakin cepat, waktu terus berjalan dan pak samsul masih belum datang.
Di meja di sediakan sebuah jam yang saat ini menunjukan pukul 10 malam, Arjuna memandangi jam itu dengan ekspresi cemas.
"Apakah kamu cemas?" Tanya mbah dukun sumarwi.
Arjuna langsung menoleh ke arah dukun itu, kemudian dukun itu berucap, "jangan cemas percuma. Sebab kamu khawatir atau tidak, samsul tidak akan tiba di tempat ini!"
"Samsul tidak akan bisa datang ke tempat ini secara tepat waktu! Hahaha!!" Tawa mbah sumarwi dengan lantang.
Arjuna memandangi mbah sumarwi dengan tatapan tidak sedap, "kamu mengatakan hal ini begitu enteng, memangnya kamu bisa mengetahui masa depan?" Tanya Arjuna.
"Hahaha! Memang itulah keahlianku!" Ucap mbah sumarwi dengan ekspresi bangga. Sebelum ini dia sudah mencoba untuk meramal masa depan samsul, dan dia sudah memastikan bahwa dia melihat samsul yang tergeletak di kebun dengan tubuh bersimbah darah dan leher tergorok.
Dari awal samsul sudah di takdirkan mati.
Arjuna mendengus tidak senang ketika mendengar hal ini, benar-benar tidak senang, "kita lihat saja nanti!" Ucap Arjuna.
Waktu terus berjalan dengan sangat cepat pada saat ini sudah menunjukan hampir pukul 12 malam.
Jelas Arjuna semakin panik saat ini dia khawatir apabila ada sesuatu yang menimpa pak samsul, siapa sangka sebuah suara langkah kaki terdengar dari kejauhan, baik Arjuna maupun mbah sumarwi menoleh ke arah sumber suara itu.
Orang yang muncul tidak lain tidak bukan adalah Juragan Herlan. Ketika Juragan Herlan tiba di tempat ini dia mencoba untuk melihat ke sekeliling. Wajahnya langsung menyeringai ketika dia memastikan samsul tidak ada di sini.
"Haha!! Mampus kamu samsul!" Teriak juragan Herlan penuh dengan anda kemenangan.
"Haha! Selamat Herlan, bajingan samsul itu gagal mencapai tempat ini tepat waktu! dia gagal memenuhi persayaratan dalam duel carok ini!" Ucap mbah sumarwi yang memberikan selamat kepada Herlan.
Pada saat ini mbah sumarwi dan herlan sangat yakin samsul sudah tawa saat ini, di keroyok oleh ketiga puluh orang dengan khodam itu. samsul tidak mungkin bisa bertahan hidup melawan ketiga puluh orang dengan khodam-khodamnya sekaligus.
Manusia biasa saja sangat kesulitan di keroyo dua orang, ini tiga puluh di tambah tiga puluh jin khodam, samsul tidak mungkin mampu bertahan walaupun hanya semenit.
Mungkin hanya sepuluh detik samsul sudah meregang nyawa.
"Hei Arjuna, sebagai pendamping samsul kamu yang menjadi saksi atas kekalahan samsul karena telah gagal mencapai tempat ini!" Ucap Juragan Herlan sambil menunjuk Arjuna.
"Sialan!" Umpat Arjuna dalam hatinya, "kemana perginya pak samsul, mengapa dia belum sampai ke tempat ini, apakah dia nyasar atau bagaimana?"
Kemudian Arjuna berucap, "saat ini masih kurang 5 menit lagi untuk menuju jam 12 malam, mengapa tidak kita tunggu saja? Masih ada waktu!"
Baik juragan Herlan maupun mbah sumarwi langsung saling menoleh, kemudian tertawa secara bersama.
"Lima menit? Bahkan kalau kamu menunggu selama 5 tahun samsul tidak akan datang!" Ucap Juragan Herlan sambil menyeringai, "karena dia pada saat ini sudah menjadi may--" sebelum juragan Herlan menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba seorang pria muncul dari belakang.
"Aku tidai telat bukan?"
Seketika itu juga mbah sumarwi dan juragan herlan langsung menoleh kebelakang dengan kaget.
"Samsul?!!!"
Arjuna tersenyum tipis kemudian detik berikutnya Arjuna langsung memasang ekspresi antusias, saking antusiasnya arjuna sampai berdiri dari kursinya, "haha! Akhirnya kamu tiba juga pak samsul, kamu hampir kehabisan waktu!"