NovelToon NovelToon
My Sexy Lecturer

My Sexy Lecturer

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta
Popularitas:34.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Niat hati hanya ingin mengerjai Julian, namun Alexa malah terjebak dalam permainannya sendiri. Kesal karena skripsinya tak kunjung di ACC, Alexa nekat menaruh obat pencahar ke dalam minuman pria itu. Siapa sangka obat pencahar itu malah memberikan reaksi berbeda tak seperti yang Alexa harapkan. Karena ulahnya sendiri, Alexa harus terjebak dalam satu malam panas bersama Julian. Lalu bagaimanakah reaksi Alexa selanjutnya ketika sebuah lamaran datang kepadanya sebagai bentuk tanggung jawab dari Julian.

“Menikahlah denganku kalau kamu merasa dirugikan. Aku akan bertanggung jawab atas perbuatanku.”

“Saya lebih baik rugi daripada harus menikah dengan Bapak.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Kamu Tuli

Kamu Tuli

Mata Alexa mengerjap, tidak langsung menururti permintaan Julian agar ia mendekat. Ia betah berdiri di depan meja dengan wajah tenang walaupun sebenarnya jantungnya sedang riuh.

Berhadapan dengan Julian yang sekarang saat Alexa sudah mengetahui siapa sebenarnya pria itu, menghadirkan kecanggungan berbeda dalam diri Alexa. Tidak seperti sebelumnya, ia bisa bersikap sesuka hati menghadapi Julian. Tetapi kini, sudah ada jarak dan batasan yang harus ia jaga. Terlebih Julian sekarang adalah atasannya.

“Sejak kapan kamu jadi tuli?” Pertanyaan Julian itu terdengar seperti sindiran bagi Alexa, karena Alexa tidak mengindahkan perintah.

Kaki Alexa terpaku di tempatnya, enggan beranjak sedikitpun. Caranya menatap Julian juga sudah berbeda, ada rasa hormat dibalik sorot mata yang ia berikan.

“Sejak sekarang,” jawab Alexa tanpa ragu, membenarkan pendengarannya sudah tuli.

Julian yang mendengar jawaban itu tersentak kaget.

“Kamu benar-benar tuli?”

Alexa menghela napas. “Maaf, Pak. Bukannya saya tidak mau mendengarkan perintah Bapak. Tapi saya hanya menjaga batasan saya sebagai bawahan saja. Kalau ada yang perlu Bapak sampaikan, silahkan sampaikan saja. Saya cukup berdiri di sini mendengarkan apa yang akan Bapak sampaikan,” ujarnya berlagak sok bijak. Padahal Julian sudah gemas melihat tingkahnya itu.

“Tapi kamu tuli. Makanya mendekat ke sini agar kamu bisa mendengarkan dengan baik apa yang akan aku sampaikan.”

“Kaki saya sakit, Pak. Sebelum ke sini, tadi sempat turun lapangan langsung mempromosikan produk. Jadi SPG, Pak. Bapak tahu SPG kan?” Alexa mulai berulah, merasa kurang percaya diri untuk pergi mendekat.

“Gadis ini, benar-benar.” Melihat tingkah Alexa itu, Julian jadi gemas dan kesal sendiri.

“Bukannya ada yang ingin Bapak sampaikan? Bapak kalau mau memecat saya, tidak apa-apa kok. Saya akan terima dengan lapang dada karena saya tahu saya salah sudah mengatai Bapak penyuka sesama jenis.”

“Apa? Penyuka sesama jenis?” Julian terlonjak kaget.

Alexa mengangguk.

“Aku?” Emosi Julian mulai terpancing. Jari telunjuknya menunjuk wajahnya sendiri.

Kali ini Alexa meringis, menyadari ia telah membuat Julian tersinggung.

Sedangkan Julian, kembang kempis dadanya menahan kesal.

“Baiklah. Kamu bilang aku penyuka sesama jenis kan. Kalau begitu sekarang mari kita buktikan apakah aku penyuka sesama jenis seperti yang kamu bilang.” Julian bangun dari duduknya untuk menghampiri Alexa dengan seringai tipis di wajahnya. Senyumnya pun tak seperti biasanya.

“Ba-Bapak mau ngapain?” Alexa mulai panik. Satu langkah maju Julian adalah satu langkah mundurnya. Ia menelan ludah melihat Julian seperti sosok Julian pada peristiwa malam itu.

“Mau membuktikan ucapanmu.” Kaki Julian melangkah maju, bersamaan dengan langkah mundur Alexa. Ia tak peduli Alexa yang mulai ketakutan. Untuk menghadapi tingkah Alexa ini, maka ia pun bertingkah sama.

“Pak Julian jangan macam-macam, ya.” Alexa masih melancarkan jurus yang sama. Jurus yang sebenarnya sudah tidak ampuh lagi untuk mengancam Julian.

“Memangnya kamu mau apa? Mau menakutiku dengan bela dirimu?”

“Saya memang tidak bisa bela diri, tapi saya punya sihir. Saya bisa menyihir Bapak jadi kadal kalau saya mau.”

“Silahkan.” Setengah mati Julian menahan tawanya melihat tingkah Alexa. Gadis itu sesekali harus diberi pelajaran.

Tahu jika ancamannya tidak akan berguna, Alexa lantas memutar tubuhnya cepat hendak meninggalkan ruangan itu. Namun pinggangnya dengan cepat ditarik oleh Julian, membawanya lebih merapat dengan pria itu.

Alexa menelan ludah. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari normal. Tubuhnya membeku seketika itu juga. Lalu menjadi panas dingin saat sepasang mata Julian menatapnya lekat, teduh, menenangkan, namun mendamba.

“Sa-saya cuma bercanda, Pak,” kata Alexa parau. Jantungnya berdebar hebat menatap paras tampan Julian dari jarak yang dekat untuk kesekian kali.

“Lain kali jangan suka bercanda sembarangan.”

“Maaf.”

Alexa tahu ia sudah salah mengancam orang. Julian bukan orang yang mudah gentar dengan ancamannya. Setiap ancaman yang ia layangkan, justru akan menjadi api pemantik untuk pria itu berbuat lebih.

Sama seperti yang terjadi sekarang ini. Alexa tidak bisa berbuat banyak, pergerakannya terkunci dengan dapat dalam rangkulan Julian. Sehingga ia hanya bisa memejam ketika perlahan Julian memangkas jarak demi melabuhkan kecupan di bibirnya.

Alexa tak tahu mengapa sekarang ia merasa nyaman bersama Julian. Meski sebelumnya ia mulai kehilangan kepercayaan diri karena status Julian, bahkan sudah terbersit keinginannya untuk menjaga jarak, namun nyatanya sentuhan Julian tak kuasa ia tolak.

Dua tangannya yang menahan dada Julian, perlahan mulai merayap naik melingkari leher Julian, menciptakan posisi yang lebih nyaman untuk bercumbu.

Terbukti dengan lenguhan lembut Alexa yang tanpa sadar lolos dari mulutnya. Menjadi pertanda Alexa mulai menerima hubungan diantara mereka.

Ciuman semakin intens dan memanas. Tempat dimana mereka kini berada pun tidak lagi menjadi pertimbangan. Sampai-sampai mereka tidak menyadari ada sepasang mata yang melihat dari celah pintu yang sedikit terbuka.

Tok tok tok

Namun sayangnya dua bibir yang saling memagut itu harus saling menjauh manakala terdengar suara pintu yang diketuk. Tubuh yang saling merapat itu pun ikut terpisah saat seseorang kemudian masuk ke dalam ruangan itu.

“Maaf, Pak Julian. Ada berkas yang harus Pak Julian tandatangani sekarang juga.” Sofia berkata dengan selembar map di tangannya, berdiri di ambang pintu yang terbuka.

Julian menoleh, hanya sekilas memandangi Sofia. “Taruh saja di meja,” titahnya.

“Harus ditandatangani sekarang, Pak. Karena berkas laporan ini akan saya bawa kembali ke departemen keuangan.”

“Taruh saja. Setelah aku tandatangani biar staf keuangan yang akan menjemputnya sendiri. Itu bukan tugas kamu.”

Sofia terdiam. Ia tak punya kata-kata lagi untuk mencari alasan untuk masuk ke ruangan ini. Tadinya seorang staf keuangan yang memang membawakan berkas itu untuk Julian. Namun karena Sofia yang ternyata sejak tadi masih berdiri di depan pintu pun mencegah staf tersebut dan menawarkan diri untuk membawanya langsung pada Julian.

Sofia memiliki alasan mengapa ia tidak beranjak dari depan pintu ruangan Julian. Keberadaan Alexa di dalam ruangan itu menghadirkan keresahan di dalam hatinya. Sejak Alexa masuk dan Julian memintanya keluar, perasaannya sudah tak enak.

Sedari tadi ia bertanya-tanya dalam benaknya tentang hubungan Julian dengan Alexa. Sebab sepanjang rapat beberapa jam lalu, mata Julian tak pernah lepas dari gadis itu.

Pertanyaan-pertanyaan yang berputar-putar di kepalanya pun kemudian mendapatkan jawabannya ketika pelan-pelan ia membuka pintu, lalu menemukan pemandangan yang membuat gerah hatinya.

Timbul keinginan untuk menghentikan dua insan yang sedang saling memagut itu. Kedatangan seorang staf keuangan yang membawa berkas untuk ditandatangani oleh Julian pun menjadi sebuah kesempatan untuknya.

“Lain kali ketuk pintu dulu,” kata Julian mengingatkan.

Sofia tersenyum. “Maaf. Saya sudah lancang.”

“Taruh saja berkasnya, dan silahkan tinggalkan ruanganku.”

“Baik.”

Tidak ada lagi yang bisa diperbuat oleh Sofia selain menuruti perintah. Segera ia menaruh berkas itu di meja Julian. Kemudian pergi meninggalkan ruangan itu setelah saling membalas senyuman dengan Alexa untuk kedua kali.

Sama seperti sebelumnya, senyum di wajah Sofia menghilang bersamaan dengan daun pintu yang menutup. Sorot matanya yang teduh dan bersahaja berganti dengan sorot mata mengandung misteri.

***

“Saya tidak jadi dipecat kan? Kalau begitu saya boleh keluar sekarang?” Alexa bertanya, bersikap seperti biasa selepas Sofia pergi.

“Siapa bilang kamu boleh keluar.”

“Sebetulnya saya punya banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan. Saya pikir Bapak mau pecat saya, padahal saya sudah siap loh andai benar saya bakalan dipecat.”

“Kalau begitu mari kita bahas tentang itu. Kamu mau dipecat kan?” Julian mengangkat kedua alisnya, membuat Alexa jadi salah tingkah.

“Serius?”

Julian tidak menjawab. Dipandanginya saja wajah Alexa yang jadi serba salah. Gadis itu seperti sudah menyesali ucapannya.

Alexa tertawa kecil. Tangannya terulur membenahi dasi Julian. “Bapak dibecandai begitu saja sudah serius. Ngomong-ngomong jasnya bagus. Beli di mana?” guraunya sembari menyeka jas Julian dengan telapak tangannya. Ia berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Kamu sendiri yang minta kan?”

“Ah, Pak Julian. Bapak jadi orang jangan terlalu serius, Pak. Cepat tua nanti. Ya sudah, kalau begitu saya permisi. Saya ucapkan terima kasih karena saya tidak jadi dipecat.” Alexa memutar tubuhnya cepat hendak meninggalkan ruangan itu.

“Mau rujak tidak?”

Namun terpaksa ia harus berbalik lagi begitu mendengar kata rujak. Ia pun tersenyum, menyengir lebar seperti seorang bocah yang ditawari permen.

“Sudah kuduga.”

To Be Continued ...

1
〈⎳ FT. Zira
kann.. baru juga ditanya gitu dah bingung kan🤧🤧
〈⎳ FT. Zira
pikiran Robin terlalu pendek.. gak like... ma Julia ajaa/Grimace//Grimace/
Jumi🍉
Yang satu ngebet pengen sama Alexa yang satu gak tahu diri ngebet pengen balikan sama Julian, nikahin aja kak author dua mantan ipar itu...🙄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Robin udah ngalah saja😂😂
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
eluu yang ja langggg
〈⎳ FT. Zira
cara kaburnya pinter/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/ astaga Al
〈⎳ FT. Zira
mulai cinta itu namanya/Proud/
〈⎳ FT. Zira
calon suamimu itu🤭
〈⎳ FT. Zira
tidak ada kata cinta terucap bukan berarti gak cinta Al
lin s
koq saya heran Thor si Julian sm Alexa susah amat tinggal ktmu bicara lngsung atau minimal tlpon pdhl satu perusahaan, gmna mau nyelesain masalah, bikin greget
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
tabrakan kayanya...
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): bisa jadi
total 1 replies
Dewi Saptiani
alexa ngomong dipotong trs kok pasrah aja ya.aneh deh
〈⎳ FT. Zira
nyerah aj.. dari pada tambah atit hatimu🤧
〈⎳ FT. Zira
plesetan dari Ivan gunawam gak sih🤭🤭 ciri cirinya pun sama🤭
〈⎳ FT. Zira: jadi sma kek Betty LaFea ya/Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
Julian lebih dari segalanya dibandingkan Robin, dan dia mau tanggung jawab,, Al nya aja yg belm cerita juga.. gemes jadinya
〈⎳ FT. Zira
Al kejebak..😫
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): sepertinya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ternyata julian tetep mo lanjut..
ayooo berjuangg.. rebut Al dari robin/Determined/
〈⎳ FT. Zira
makin runyam kalo dah gini🤧
〈⎳ FT. Zira
julian dengar semua.. sekarang julian bakal gimana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!