NovelToon NovelToon
Alea Dan Mafia Dingin

Alea Dan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Persaingan Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.

Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.

Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?

Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 DNA

Tiga hari berlalu begitu cepat Lea dan Ken menjalani hari-hari seperti biasa. Namun ada yang sedikit berubah Lea sudah mulai membuka hatinya untuk Ken. Tapi ia masih enggan untuk mengakuinya.

Satria, Bayu dan juga Bara sudah kembali ke Jakarta setelah menyelesaikan misi mereka di Korea.

Suasana di dalam mobil terasa tenang saat Ken sedang fokus memeriksa email di tabletnya.

“Sat, kita ke rumah sakit Alendra dulu, baru ke markas,” ujar Ken tanpa mengalihkan pandangannya.

Satria yang sedang menyetir melirik sekilas ke arah Ken, lalu kembali fokus pada jalanan yang membentang di depannya.

“Ada apa? Ada masalah?” tanya Satria penasaran, ia masih belum tahu info terbaru. Karena Ia baru semalam tiba di Jakarta bahkan ia belum sempat melaporkan hasil misi ke Ken.

Karena pagi-pagi Ken sudah menghubungi dirinya untuk segara di jemput.

Ken menghela napas pelan. “Nanti kau juga akan tahu. Gue perlu memastikan sesuatu yang sangat penting sebelum bertindak.”

Satria mengangguk, mengenal karakter Ken yang sangat hati-hati dalam mengambil keputusan. Suasana kembali hening, hanya suara mesin mobil dan deru kendaraan yang berlalu lalang yang mengisi udara.

Beberapa saat kemudian mobil masuk ke area rumah sakit, Alendra, mereka turun dari mobil dengan langkah pasti.

Tab! Tab! Tab!

Suara langkah kaki keduanya bergema di lorong panjang itu. Beberapa para dokter dan perawat yang berpapasan menyapa penuh hormat pada Ken selaku anak dari yang punya rumah sakit. Ken dan Satria seperti biasa hanya mengangguk singkat dengan wajah datarnya.

Brak!

Pintu ruangan terbuka dengan kasar, memecah keheningan. Alan, yang sedang memeriksa hasil kerjanya, terkejut hingga notebooknya terjatuh.

“Asu! Siapa sih yang bikin rusuh pagi-pagi begini?” gerutu Alan sambil memungut barangnya.

Ken dan Satria hanya menatapnya dengan ekspresi datar.

“Sudah gue duga, pasti kerjaan kalian!” celetuk Alan sambil tertawa kecil.

Ken langsung menarik kursi dan duduk santai di depan meja Alan, sementara Satria memilih duduk di sofa pojok, membuka sebuah buku di atas meja.

Alan ikut duduk di kursinya.

"Apa tugas yang aku kasih sudah siapa? tanya ken tanpa basa basi.

Alan tak menjawab langsung tangannya dengan cepat menarik laci di mejanya lalu mengeluarkan satu amplop putih yang masih tersegel dengan logo rumah sakit Alendra masih tertera di sudut amplop.

"Baca sendiri," ujar Alan menyerahkan Amplop tersebut ke Ken.

Ken langsung menerimanya lalu dengan hati-hati mengeluarkan hasilnya.

Satria yang penasaran akan isi Amplop itu, bangkit dari sofa melangkah mendekati Ken dan Alan.

Ken mulai membaca hasilnya dengan wajah datarnya lalu tersenyum miring saat tahu hasilnya.

“Sudah gue duga,” ucap Ken pelan, seolah mengonfirmasi sesuatu yang selama ini ia curigai.

Alan penasaran. “Jelaskan dong, apa hubungannya kau dengan tes DNA ini?”

Ken menghela napas, menatap Alan dan Satria bergantian sebelum menjawabnya. “Yang jelas, ini sangat penting bagi seseorang.”

"Terus siapa gadis bernama Alea Permata Samudra, itu?" tanya Alan lagi.

Ken menatap ke kejauhan sejenak, lalu menjawab singkat, “Seseorang yang berarti buat gue.”

Alan mengerutkan kening, mencoba menebak maksud Ken. “Apa dia kekasihmu?”

Ken mengangguk pelan. Alan tersenyum lebar dengan ekspresi jahil. “Wah, harus dirayakan nih! Gue jadi penasaran, gadis macam apa yang bisa meluluhkan gunung es kayak lo.”

Lalu menoleh ke arah Satria mencari kejelasan.

"Apa kau mengenalnya, Sat?" tanya Alan dengan mata semangatnya.

Satria mengangguk kecil sebelum menjawab "Kenal."

“Serius? Ada fotonya?” tanya Alan tak sabar.

Satria mengangguk pelan, lalu menatap Ken sekilah lalu merogoh ponsel di saku celananya.

Satria dengan cepat mengotak-atik ponselnya sebetar sebelum menyerahkan ke Alan.

Dengan cepat Alan meraih ponsel dari tangan Satria dengan antusias. Matanya membesar saat melihat video singkat Ken dan Lea yang sedang bertengkar memperebutkan tempat duduk.

"So sweet banget sih, kalian berdua," gumam Alam pelan.

Ya Satria memperlihatkan video pendek yang sempat ia rekam saat di apartemen Ken.

“Wah, cantik banget. Pantas saja kulkas sepuluh pintu ini bisa meleleh,” gumam Alan pelan matanya tak lepas menatap layar ponsel di tangannya.

Ken menatap Alan dengan tatapan nyalang, lalu cepat mengambil ponsel itu dari tangan Alan dengan gerakan sigap.

"Jangan terlalu lama menatapnya kalau masih ingin melihat dunia esok," ucap Ken dengan nada tegas dan mata yang menyiratkan peringatan serius.

Alan hanya terkekeh santai, tak mengindahkan ancaman itu. "Ck! Dasar posesif!" balasnya sambil tersenyum lebar.

Satria yang menyaksikan interaksi kedua sahabatnya itu hanya memijat pelipisnya pelan, menahan senyum melihat kelakuan mereka yang seperti anak kecil.

***

Sedangkan di tempat lain Lea sedang menemani Mami Monica untuk mampir sebentar ke butik. setelahnya mereka langsung pergi ke salon.

Pagi-pagi Mami Monica sudah ada di apartemen Ken, untuk menjemput Lea.

Dan di sinilah Lea sekarang di sebuah salon kecantikan langganan Mami Monica.

"Ayo sayang, kita habiskan uang Ken," seru Mami Monica dengan antusias.

Lea hanya tersenyum, menanggapi seruan Mami Monica, ia merasa beruntung bisa mengenal Mami Monica yang begitu baik dan perhatian padanya. Bahkan Lea bisa merasakan hangatnya kasih sayang seorang ibu dari Mami Monica.

Mami Monica mengandeng tangan Lea masuk kedalam salon. Didalam langsung di sambut ramah oleh seorang wanita cantik seumuran dengan Mami Monica, dengan dan ampron merah muda masih melekat di tubuhnya.

"Wah, siapa gadis cantik ini, Monica?" tanya wanita itu yang ternyata bernama Rani.

"Oh, kenalin Ran, ini Lea, calon mantuku," jawab Mami Monica dengan bangga memperkenalkan Lea, dengan senyum mengembang di bibirnya tipisnya. Lea hanya bisa tersipu Malu mendengar pengakuan Mami Monica.

"Serius, Mon?" tanya Rani memastikan pendengarannya.

Mami Monica mengangguk cepat, tanpa ragu sedikitpun dengan ucapannya, suasana terlibat hangat dengan canda tawa mereka.

Sampai tiba-tiba salah satu pengunjung datang menyapa Mami Monika.

"Nyonya Monica di sini, juga? tanya seorang wanita paruh baya dengan gaya sosialita dan di belakangnya ada seorang wanita muda yang sedang memainkan ponselnya.

Lea terdiam sejenak, lalu matanya langsung membesar penuh keterkejutan saat mengenali sosok yang menyapa Mami Monica.

1
Syhr Syhr
Di kamar Om/Grin/
Syhr Syhr
Ouh ouh/Hey/
Opi Sofiyanti
pst istri nya pa pengacara... siapa sih nma nya lp lg....
Rita
sopo iki?
Rita
sabar ya Lan
anggrek hitam
secantik apa sih Lea ini!
mami syila
lanjut Thor kenapa di gantung sih/CoolGuy/
Elsa
jadi greget siapa sih?
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ditunggu next updatenya kak. Jangan lupa mampir diceritaku juga, ya
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ini typo ya, Kak😉😉
azela
siapa ya?/Shy/
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
itu bukan Lea, Om. Dikasih koma ya, Kak, sebelum kata Om. Terus abis dialog tag itu huruf T nya huruf kecil yaa. 😉😉Semangat kak. Ceritanya bagus banget.🔥🔥🔥
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, kak. Buat penggunaan kata ganti nya lebih baik konsisten di salah satu dari "kau" atau "kamu", ya😉
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, Kak. Salam kenal, yaa. Aku mampir nih. Xixi
Mengare
katak 'kan' kalau di akhir kalimat harus memakai koma. contoh: "kamu belum makan, kan?"
Mengare
kalau dialog disusul kata lanjutan tidak perlu titik, tapi gunakan koma.

contoh: "pergilah yang jauh," terang pamanku.

dan yang pakai tanda titik itu seperti ini: "aku akan menguasai dunia." Rea menghantam dewa itu dengan yakin.
Mengare
kalau ada kata keterangan setelah kata pokok gak usah dikasih tanda koma.

contoh: aku makan nasi putih setelah/saat/sebelum salto-salto kayak monyet 🐒
riniasyifa: terima kasih banyak kak, akan segera di revisi/Applaud/
total 1 replies
Mengare
kalimatnya agak membingungkan. seharusnya, "di makar itu, seorang gadis ...
riniasyifa: wah dapat ilmu lagi terima kasih kak. akan segera di revisi ulang
total 1 replies
Bu Kus
itu apa kuburan orang tua Lea ya ko jadi penasaran lanjut makasih
anggrek hitam
wah Lea, dah mulai perhatian sama ken/Applaud/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!