Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 24 : Berhadapan Dengan Orang yang Salah
....
Baru berjalan beberapa meter dari ruangan Zhao Yang tiba-tiba menahan langkah kakinya saat merasakan kehadiran dua orang di belakang sedang mengawasinya.
Dia melirik sekilas sebelum berbalik untuk mencari mereka. Namun bukannya menunjukkan diri mereka malah dengan sengaja bersembunyi seolah menyimpan niat buruk terhadap dirinya.
"Apakah mereka suruhan Jian Yun?"
Zhao Yang menyeringai tipis saat memikirkan hal ini. Kembali berbalik, lalu berjalan santai bersikap seperti tidak menyadari keberadaan orang-orang yang mengikutinya.
"..."
"Bagaimana? Apa kita ketahuan?" Satu dari dua orang yang bersembunyi berusaha mengintip sambil bertanya pada temannya.
"Sepertinya aman. Kita ikuti dia, dan jika ada kesempatan langsung kita beri pelajaran seperti perintah tuan muda."
Mereka saling memberi kode lalu keluar dari persembunyian dan kembali mengikuti Zhao Yang.
"Tunggu! Bukankah ini jalan untuk keluar dari kediaman? Dia mau ke mana?"
"Kita pikirkan itu nanti. Yang terpenting jangan sampai kehilangan jejak."
Mereka memilih terus mengikuti Zhao Yang. Keluar dari kediaman hingga sampai di tempat yang cukup sepi. Kedua pria itu berhenti saat menyaksikan Zhao Yang di depan juga berhenti.
"Sudah cukup jauh. Bukankah sudah waktunya kalian untuk keluar menunjukkan diri?"
Sambil memandang langit, Zhao Yang berkata dengan lantang sehingga dapat didengar oleh kedua pria yang bersembunyi di balik pohon. Kedua pria itu keluar dengan ekspresi yang tampak buruk.
"Jadi.. Kau sudah menyadarinya?"
Zhao Yang berbalik sambil tersenyum mencibir. "Sangat bodoh jika tidak menyadarinya dengan kemampuan kalian yang payah dalam bersembunyi."
Wajah kedua pria itu semakin kusut mendengar hinaan tersebut. Namun mereka berusaha terlihat tenang, dan satu dari mereka berkata, "Mungkin harus diakui kemampuan kami memang payah. Tapi seharusnya kau tidak pergi ke tempat yang sepi saat tahu kami ikuti."
"Tidak ada orang lain di sini. Jika kami melakukan sesuatu, bahkan jika kau menantu Keluarga Gu, tidak akan ada yang bisa menghentikan kami."
Kedua pria itu tertawa dengan cukup percaya diri sembari mengeluarkan aura kekuatan masing-masing. Satu berada di tingkat jiwa lapisan delapan, sementara satu lainnya berada di tingkat jiwa lapisan sembilan.
"Hanya kalian berdua?" Zhao Yang bertanya dengan nada mengejek.
"Memangnya kenapa?! Tidak perlu untuk tuan muda turun tangan langsung saat hanya berurusan denganmu. Kami, tidak- ... Maksudku salah satu dari kami saja sudah lebih dari cukup untuk berurusan denganmu."
Zhao Yang menggelengkan kepala samar. "Jadi apa yang kalian tunggu? Ayo sini, maju ...."
Pria bertubuh kurus yang berada di tingkat jiwa lapisan delapan menggeram marah. "Sialan. Akan ku beri kau pelajaran untuk mewakili tuan muda!"
"Hyatt... ...."
Pria itu melesat setelah memusatkan kekuatan ke tinjunya. Dia terlalu meremehkan Zhao Yang hingga tak sadar saat tinjunya benar-benar dihentikan hanya dengan satu tangan.
"A-apa ...."
Seolah tak percaya dengan apa yang terjadi pria itu mengeluarkan seluruh kekuatannya. Berpikir hal itu akan membantu, tetapi Zhao Yang tetap bergeming dengan wajahnya yang terlihat sangat tenang.
Sebaliknya, sekarang malah wajah pria itu yang tampak buruk dan panik. "Tidak mungkin! Satu kota tahu kau itu seorang sampah. Bagaimana mungkin ...."
Sementara itu dari belakang, pria dengan tubuh lebih besar mengerutkan kening melihat temannya hanya diam seperti patung. "Apa yang kau lakukan? Jangan terus bermain-main. Selesaikan lebih cepat," serunya.
"Aku tidak sedang main-main. Dia kuat, jadi bantu aku sekarang. Jangan hanya berdiri di sana!" Setelah berhasil menoleh ke belakang dengan susah payah wajah pria kurus yang pucat dan berkeringat membuat rekannya terdiam.
"Ka-kau kenapa?"
Pria bertubuh gempal seperti masih kebingungan. Namun tak membutuhkan waktu yang terlalu lama baginya untuk mulai mengumpulkan kekuatan dan melesat ke arah Zhao Yang.
"Aku akan membantumu!" teriaknya.
Zhao Yang mencibir sambil melirik pria kurus yang masih kesulitan melepaskan cengkeramannya. Menyeringai tipis lalu menendang perut pria itu dengan acuh tak acuh, membuat tubuhnya terhempas menghantam pohon besar di belakang.
Bang!
Pria kurus langsung tidak bisa bergerak. Seluruh tubuh seperti mati rasa, dan darah mengalir keluar dari mulutnya.
"Duan Yu!" Yang tadinya berniat menyerang pria bertubuh gempal mendadak berhenti saat melihat temannya terkapar. Dia langsung menghampiri untuk memeriksa kondisinya.
"Sialan."
Tatapannya menjadi sangat tajam setelah mengetahui temannya itu terluka cukup parah. Dia mengepalkan kedua tangan, menciptakan sarung tinju petir yang wujudnya menyerupai kepala naga.
"Kau akan membayarnya dengan mahal!"
Begitu meraung dia pun melesat sambil menggunakan sarung tinju petir untuk menyerang. Tanpa ragu mengerahkan seluruh Qi dalam tubuhnya, berpikir untuk mengakhiri pertarungan dalam satu kali gerakan.
"Tinju Naga Petir!!"
Kepala naga itu menyemburkan petir yang langsung menyambar ke tempat Zhao Yang.
Bang!!
Suaranya memekak telinga. Asap putih berkumpul di atas tanah yang tampak hitam. Semua tampak kacau berantakan dalam radian serangan. Hal ini cukup membuat pria gempal tersenyum meski tidak bertahan lama karena melihat bayangan seseorang yang masih berdiri tegak di tengah-tengah kabut asap.
"..."
Zhao Yang berdiri tanpa luka sedikit pun. Bahkan pakaiannya pun tak tersentuh karena adanya perisai berbentuk tabung yang melindunginya.
"Sudah selesai?"
Zhao Yang bertanya dengan nada rendah kepada pria gempal. Namun tidak memberinya kesempatan untuk menjawab, Zhao Yang melepaskan energi dari perisai pelindungnya yang memicu ledakan yang menyebar dengan cepat seperti gelombang.
"Sial!"
Pria gempal wajahnya langsung pucat. Berusaha lari, tetapi ledakan perisai itu terlebih dahulu menghantam tubuhnya.
Blar!!
Tubuhnya mendarat di pohon besar, tepat di samping rekannya.
___
Sementara itu, di Kediaman Wen. Jian Yun sudah berpamitan dan bersiap kembali setelah berbicara cukup lama di ruangan Wen Huang, paman Gu Xingyu.
Dia sudah berdiri di depan keretanya. Bisa saja pergi sekarang, tetapi dia masih menunggu dua pengawal yang belum kembali setelah diutusnya memberi Zhao Yang pelajaran.
"Kenapa mereka sangat lama?" gumam Jian Yun sambil celingukan.
Saat itu pandangan Jian Yun tanpa sengaja tertuju ke salah satu lorong di mana Zhao Yang terlihat berjalan dengan Gu Xingyu dan sepupu-sepupunya. Tatapan mata mereka sempat bertemu, dan Zhao Yang seolah sengaja melempar senyum mengejek yang tentu membuat Jian Yun kesal bukan kepalang.
Tangan Jian Yun terkepal. "Dasar dua pengawal tidak berguna! Jangan bilang, mereka bahkan tidak bisa mencari kesempatan untuk memberinya pelajaran!"
"Apakah sekarang mereka bersembunyi karena takut aku menghukum mereka?! Huh! Lihat saja. Saat kembali nanti, aku tidak akan melepaskan mereka!"
Jian Yun lalu naik ke kereta dan pergi meninggalkan Kediaman Wen bersama tiga pengawal yang tersisa. Mereka mungkin baru beberapa ratus meter keluar dari gapura, tapi kereta kuda tiba-tiba berhenti yang membuat Jian Yun menyatukan alisnya tidak senang.
"Kenapa kau berhenti?" tanya Jian Yun pada sang kusir.
"Ma-maaf, Tuan Muda. Pria tua ini ingin buang air kecil sebentar. Sudah tidak bisa di tahan."
Jian Yun membuka jendela dan menatap kusir dengan kesal. "Kenapa kau tidak melakukannya dari tadi? Baru jalan beberapa ratus meter kau berhenti hanya untuk buang air?!"
"Maaf Tuan Muda. Tapi ini ...."
"Cepat sana! Jangan lama-lama," ucap Jian Yun ketus saat memberikan persetujuannya.
"..."
Lima menit. Sepuluh menit ....
Yang tadinya dipikir Jian Yun hanya sebentar tapi kusir tidak juga kembali dalam waktu yang cukup lama. Dengan tempramennya, hal ini cukup membuat Jian Yun menjadi sangat kesal.
"Hei! Satu orang dari kalian, cepat pergi cari kusir itu." Jian Yun menunjuk tiga pengawal yang ada di luar kereta untuk pergi mencari sang kusir.
Namun, sebelum mereka memutuskan siapa yang akan pergi tampak dari kejauhan sang kusir berlarian mendekat sambil berteriak.
"Tuan Muda! Tuan Muda!"
Jian Yun mengerutkan kening dan menatap kusir dengan sinis.
"Ada apa? Kenapa kau sangat berisik?"
"Itu Tuan Muda- ... Duan Yu dan Wu, mereka tewas."
Jian Yun yang awalnya tidak serius menanggapi hal ini langsung turun dari kereta mendengar apa yang diucapkan sang kusir. "Kau tidak bercanda? Di mana kau melihat mereka?"
"Di dalam area ini, Tuan Muda."
Jian Yun mengikuti telunjuk kusir dengan ekspresi yang rumit.
"Cepat bawa aku ke sana!"
Lima orang, bersama kusir dan tiga pengawal, Jian Yun pergi ke tempat di mana jasad Duan Yu dan Wu terlihat. Tidak butuh waktu yang lama mereka untuk sampai di sana. Terlihat di bawah sebuah pohon yang cukup besar, tubuh mereka terduduk lemas dengan pakaian berantakan.
"Mereka sudah meninggal, Tuan Muda," ucap salah satu pengawal ketika memeriksa kondisi rekannya.
Jian Yun bergeming. Namun tatapannya sekarang beralih memperhatikan jejak pertarungan di area sekitar tempat itu.
"Tidak mungkin ini perbuatannya, kan? Yang dapat mengalahkan mereka berdua sekaligus hanya pembudidaya tingkat bumi. Sementara dia hanya sampah yang baru membangkitkan kekuatan. Jadi mustahil dia pelakunya."
hehe apa Krn nanggung JD terasa pendek