NovelToon NovelToon
Istriku, Guru Olahragaku

Istriku, Guru Olahragaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahmuda / Cintamanis / Tamat
Popularitas:949.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Tria Sulistia

Tepat di hari pernikahan, Ayana baru mengetahui jika calon suaminya ternyata telah memiliki istri lain.

Dibantu oleh seorang pemuda asing, Ayana pun memutuskan untuk kabur dari pesta.

Namun, kaburnya Ayana bersama seorang pria membuat sang ayah salah paham dan akhirnya menikahkan Ayana dengan pria asing yang membantunya kabur.

Siapakah pria itu?

Sungguh Ayana sangat syok saat di hari pertama dia mengajar sebagai guru olahraga, pria yang berstatus menjadi suami berada di antara barisan murid didiknya.

Dan masih ada satu rahasia yang belum Ayana tahu dari sang suami. Rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tria Sulistia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Mertua Datang

Di teras sebuah rumah, seorang pria paruh baya memakai sarung dan kaos singlet sedang duduk membaca koran. Dibaliknya halaman koran itu lalu si pria membaca kolom berita sepak bola.

Kedatangan seorang wanita yang membawa secangkir kopi tak membuat si pria terusik. Wanita yang juga sudah tak muda lagi itu menaruh cangkir kopi di meja dan ikut duduk di kursi samping suaminya.

Pandangan si wanita menatap kosong ke halaman depan rumah. Lalu perlahan bibirnya menyunggingkan senyuman.

Sadar jika istrinya sedang melamun, si pria hanya melirik melalui ekor matanya sambil mendengus.

"Kamu sedang mikirin Ayana?" tanya Jodi tanpa menatap Asih. Pandangan mata Jodi tetap fokus membaca koran

"Iya, aku kangen sama Ayana," sahut Asih lirih.

Saat itu pula, sebuah mobil masuk ke pekarangan rumah. Jodi dan Asih memandang si pemilik mobil itu yang turun dan membanting pintu mobil hingga tertutup sempurna.

"Mau apa Samsul ke sini lagi?" gumam Asih dengan tangan terkepal kuat.

Tatapan mata tak suka dilayangkan Asih pada Samsul yang kini berjalan menghampirinya dan Jodi.

Dengan aura keangkuhan yang terpancar di diri Samsul, dia duduk di kursi tanpa perlu menunggu dipersilahkan. Lalu dia menyelonjorkan kaki ke atas meja, menatap Asih dan Jodi secara bergantian.

"Ada apa ke sini?" tanya Asih dengan nada bicara yang kentara sekali tidak senang akan kehadiran Samsul.

"Tanyakan saja pada suamimu!" jawab Samsul enteng seraya melirik Jodi.

Asih menoleh cepat pada suaminya untuk meminta penjelasan.

Akan tetapi Jodi hanya diam dan perasaannya mendadak menjadi tidak tenang. Tentu saja Jodi tahu maksud Samsul bertandang ke rumahnya.

"Papa yang sudah mengundang dia kemari?" Asih menebak karena Jodi tak kunjung membuka suara.

Melihat Jodi yang diam dan gugup, menjadikan Samsul tertawa dan akhirnya dia yang berbicara.

"Saya datang kemari untuk menagih janji," kata Samsul seraya menurunkan kakinya dari atas meja.

"Janji apa?" Asih menoleh cepat pada Jodi dan melirik tajam. "Papa buat janji apa sama Samsul?"

Lagi-lagi bukan Jodi yang menjawab tapi Samsul. "Dia sudah janji untuk menyadarkan Ayana agar dia mau menerima aku. Sekarang mana Ayana? Apa dia sudah menyesal membatalkan pernikahan denganku?"

"H-hari ini saya akan mendatangi Ayana, Sul," kata Jodi sedikit terbata-bata.

"Oh, jadi kamu belum membuat Ayana sadar," sindir Samsul. Kemudian dia menarik nafas. "Ya, sudah. Aku kasih waktu satu bulan padamu Jodi. Buat Ayana bertekuk lutut meminta dinikahkan denganku atau akan aku hancurkan bisnis ternak sapimu!"

Detik berikutnya, Jodi bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan teras rumah. Dia masuk kembali ke dalam mobil yang tak lama kemudian melaju ke jalanan.

Sementara itu, Asih dan Jodi terpaku di tempat mereka duduk dengan menyelami pikiran masing-masing.

Jodi memikirkan cara agar Ayana mau menikah dengan Samsul. 

Berbeda dengan Jodi, Asih justru berpikir sebaliknya. Dia tengah memutar otak mencari jalan untuk menggagalkan rencana suaminya.

Tak lama, Jodi pun berdiri dan masuk ke dalam rumah. Diikuti oleh Asih menatapnya penuh selidik. Terbelih saat Jodi mengambil kemeja dari dalam lemari dan langsung memakainya.

"Papa mau kemana?"

"Aku harus menemui Ayana."

"Buat apa, Pa?" 

"Kamu diam saja! Ini urusan aku sama Ayana," ucap Jodi sambil melototkan mata.

"Papa!" teriak Asih yang sudah tak mampu menahan rasa geramnya. "Papa nggak bisa berbuat seperti sama Ayana. Apa papa nggak ada rasa kasihan sama Ayana?"

Jodi tak menggubris ucapan Asih. Setelah selesai berpakaian rapi, Jodi langsung menyambar kunci mobil dan berjalan keluar rumah.

Tak mau tinggal diam, Asih pun juga ikut masuk ke dalam mobil pribadi mereka yang sudah tua namun cukup berfungsi dengan baik.

Jodi pula tak keberatan jika Asih ikut untuk menemui Ayana. Bahkan sambil menyetir, Jodi meminta Asih menelepon Ayana untuk menanyakan alamat rumah Elang.

Tanpa tahu tujuan utama Jodi datang, Ayana pun dengan senang hati memberitahu alamat rumah tempat tinggalnya.

Ternyata rumah Elang tak terlalu jauh dari kediaman Jodi. Sehingga tiga puluh menit berikutnya, mereka telah sampai di depan rumah sederhana yang luasnya hanya separuh dari rumah Jodi.

Jodi memandang remeh ketika memandang rumah di depannya. Sementara Asih tak peduli seperti apa rumah Elang, dia langsung berjalan ke arah pintu masuk.

Dan pintu itu lebih dulu terbuka sebelum Asih mengetuk. Rupanya Ayana sudah menunggu kedatangan kedua orang tuanya.

Senyum lebar merekah di bibir Ayana ketika berpelukan dengan Asih. Namun, giliran Ayana hendak memeluk Jodi, pria itu malah mengedarkan pandangan menyapu ke segala penjuru ruangan.

"Jadi selama ini kamu tinggal di tempat seperti ini, Aya?" tanya Jodi dengan nada mencemooh. "Tempat ini lebih pantas disebut kandang sapi dari pada rumah."

"Papa!" seru Asih memberi peringatan pada Jodi untuk menjaga sikap.

Bersamaan dengan itu, Elang keluar dari kamar. Seperti biasa Elang akan mengunci kamar setiap kali meninggalkan istana kecilnya.

"Ada tamu, Ay?" Elang bertanya sambil menatap Asih dan Jodi. "Kok kamu nggak bilang orang tua kamu mau ke sini?"

Elang mengulurkan tangan hendak memberi salam pada sang ayah mertua. Akan tetapi secepat kilat Jodi menampik kasar tangan Elang.

"Kita datang kemari karena ada urusan dengan Ayana. Bukan denganmu."

"Oh, begitu," Elang menyahut dengan santai dan melirik sekilas pada Ayana. 

"Papa jangan bersikap seperti itu pada Elang! Dia itu suami aku," ucap Ayana lantang.

Lantas Ayana menarik lengan Elang untuk duduk di sampingnya. Dia juga menggenggam tangan Elang agar tidak pergi dari sisinya.

Sontak Elang hanya bisa terdiam sambil membulatkan mata menatap tautan tangan yang begitu erat terjalin.

"Sekarang, katakan! Ada apa Papa kemari? Kalau Papa datang hanya untuk menjelekan Elang, sebaiknya Papa pulang saja."

Jodi mendengus mendengar ucapan Ayana. Jodi menyadari perubahan Ayana yang lebih berani melawan setelah tinggal bersama pemuda bernama Elang.

Tentu saja Jodi tak akan membiarkan Ayana terus mendapat pengaruh buruk dari pemuda itu.

"Aya, apa kamu tahan tinggal di rumah seperti ini? Apa selama ini suamimu dapat memberikan nafkah padamu?"

Sejenak Ayana terlihat bingung. Kenapa tiba-tiba ayahnya melontarkan pertanyaan seperti itu?

Namun, sebisa mungkin Ayana bersikap biasa saja dan acuh.

"Itu bukan urusan Papa."

Jodi melempar pandangan ke arah Elang dan melatangkan sorot mata menghunus.

"Kerja di mana kamu?" hardik Jodi.

"Saya masih sekolah, Pak."

"Apa?" pekik Jodi dan Asih bersamaan.

Asih membelalakan mata karena dugaannya mengenai siswa yang pernah menabrak di gerbang sekolah adalah benar suami Ayana.

Dan rasa keterkejutan Asih tak seberapa dengan yang dirasakan Jodi yang baru sadar jika dia telah menikahkan Ayana dengan seorang bocah.

1
Ibrahim Efendi
😜😄
ᄂ⃟ᙚₘₒₘરᵤyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
Cheng Nyo
👍
ᄂ⃟ᙚₘₒₘરᵤyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Qaisaa Nazarudin
Salah kalian juga,Ngapain nyuruh Hani yg ngurusin anak kalian..
Qaisaa Nazarudin
Malah keputusan kamu ini yg paling SALAH,Kalo mau Elang kembali jangan pernah kamu pisahkan dia dengan Ayana..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeehhh 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Elang tiba2 jadi Oon bin Amnesia 🤣🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
Ngapain nanya Trisno, Sekarang kamu udah mendapatkan jawabannya..
Qaisaa Nazarudin
GILA..GAK MASUK AKAL..ANAK SEKECIL ITU,HAK SESUAI UMUR DAN OTAK KECILNYA HARUS DIPAKSA UTK HAL2 YG SEPERTI ITU..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Farel mungkin aku percaya dia gak kenal siapa Elang,mungkin mereka baru kenal saat SMA,Lha Abian apa kabar?Apa Arif juga baru setahun dua jadi sekretaris tuan Bram?
Qaisaa Nazarudin
Itu mah singa bukan buaya..
Qaisaa Nazarudin
Gak mau di publikasi,Tapi potonya di pajang di ruangannya,Apa setiap orang yg masuk keruangannya Bram termasuk koleganya bisnisnya gak lihat poto itu? 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Heran deh padahal udah belasan tahun umur Bian dengan Elang,Masa ia dari kecil sampai gede Arif gak kenal sama Elang atau di kenalin Elang ke Bian??Biasanya anak assisten dengan anak majikan pasti saling kenal lah..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Bian anak Arif,Yang di maksudkan Bian,Ayahnya selalu membanding2 kan Abian dengan anak majikannya itu berarti Elang kan? Apa bian gak tau kalo Arif ayahnya bekerja dengan daddynya Elang??🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Niatnya Elang mungkin TULUS utk menolong Diva,Tapi disalah artikan oleh Diva,inilah yang akan jadi Boomerang hubungan antara Elang dan Ayana nantinya..
Qaisaa Nazarudin
Lumayan
Ari Peny
jgn sampai diva nikahi daddy d poroti yg ada
Ari Peny
dasar gkj tau trimakasih kamu diva
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!