NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2 Amnesia Disosiatif

Akademi Aden, ia terletak di tengah Hutan yang dikelilingi oleh keajaiban dan pegunungan berkabut, Hutan Eldoria.

Tersebar beberapa Akademi Sihir terkenal di seluruh penjuru dunia, dan Akademi Aden adalah salah satunya. Akademi ini merupakan satu-satunya Akademi yang tidak berfokus pada latar belakang dari Pelajarnya, untuk itu mau Bangsawan ataupun Rakyat biasa dapat masuk kesini, dengan syarat bahwa mereka dapat menguasai Sihir, minimal dasarnya. Karena tidak semua orang di dunia ini dapat memiliki Kemampuan dalam Penguasaan Sihir.

.......

.......

.......

“Dari hasil pemeriksaan, anak ini sepertinya telah mengalami Amnesia Disosiatif.”

“Amnesia Disosiatif?”

“Ya, Amnesia Disosiatif ini adalah kondisi dimana ketika seseorang kehilangan sebagian atau seluruh ingatan masa lalu, dan kondisi ini biasanya dapat terjadi karena pengalaman traumatis yang telah mereka alami.” Jelas seorang pria kepada Profesor Ella. Pria itu adalah Aren, seorang Dokter muda yang berpengalaman.

Profesor Ella memandang Luna yang pada saat itu berada dalam jarak yang cukup jauh dari mereka.

Pada saat itu, Luna seakan meneliti keadaan sekitarnya, ia melangkah perlahan memandangi satu-persatu benda asing yang sebelumnya tak pernah ia temui.

“Dan melihat dari proses pemeriksaan, saya dapat menyimpulkan sebagai dugaan sementara bahwa ia turut mengalami gejala Delirium.” Lanjut Dokter itu, mengambil kembali perhatian Profesor Ella.

“Delirium adalah kondisi dimana penderitanya akan merasa kebingungan parah yang menyebabkan kesulitan berpikir dan fokus, serta bisa disertai dengan berbicara melantur."

"Dan saya mendapatkan gejala-gejala tersebut ada pada gadis itu.” Jelasnya.

“Apakah Amnesia ini dapat terjadi secara bersamaan dengan Delirium, Aren?” Tanya Profesor Ella.

“Ketika seseorang mengalami Delirium, fungsi otak yang mengatur memori bisa terganggu, sehingga menyebabkan masalah dalam mengingat. Oleh karena itu, sangat mungkin seseorang mengalami Delirium dan Amnesia secara bersamaan.” Jelas Dokter Aren.

“Lalu bagaimana proses penyembuhannya? Berapa lama yang dibutuhkan untuknya agar dapat kembali pada kondisi semulanya?”

“Penyembuhan Amnesia Disosiatif dan Delirium umumnya memiliki waktu yang bervariasi, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya."

"Amnesia Disosiatif bisa sembuh dalam hitungan menit, jam, atau bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun."

"Sedangkan Delirium biasanya membutuhkan waktu hanya dalam beberapa minggu untuk pemulihan penuh, meskipun beberapa gejala mungkin menetap lebih lama.” Jawabnya.

“Saya akan memberikan beberapa obat untuk membantu Amnesia serta Deliriumnya, pastikan agar ia mengonsumsinya secara tepat waktu.” Kata Dokter Aren kembali. Ia mulai menyiapkan obat-obatan khusus tersebut.

“Profesor Ella, apa saya boleh memberi saran?”

“Tentu, Aren.”

“Berikan sedikit perhatian lebih kepadanya dan jika bisa jangan biarkan gadis ini kembali mendapatkan kejadian seperti hari ini."

"Meski saya tidak tahu bagaimana kronologi kejadiannya, tetapi jika melihat kondisinya kini.. Akan menjadi semakin buruk jika ia tetap berada di lingkungan saat ini.” Ujar Dokter Aren.

Profesor Ella mengangguk mengerti, tentunya sebab ia memiliki pikiran yang sama dan rasa simpati terhadap kondisi Luna saat ini, terutama karena melihat usianya yang masih sangat muda untuk menanggung Penyakit semacam ini.

Profesor Ella mendekati Luna yang saat itu masih tampak fokus mengamati sebuah Lukisan Kuno. “Tampaknya selera anda cukup bagus.” Ucapnya, Luna memandangnya seolah menunggu penjelasan darinya.

“The Night, Karya Seniman Islay Bryn. Jika anda penasaran, anda bisa mengunjungi Galeri Seni kapanpun, tempatnya terletak di ujung Selatan Akademi.”

Profesor Ella berbalik, mulai melangkah menuju pintu keluar yang kemudian diikuti oleh Luna.

“Galeri Seni.. Menarik.”

“Em.. Profesor Ella, boleh saya bertanya lagi?”

“Ya, ada apa?”

“Sebenarnya apa yang terjadi kepada saya? Saya ingat sebelumnya masih berada di kamar dengan laptop saya, lalu sesuatu yang aneh terjadi dan saya tiba-tiba berada disini, ditempat yang bahkan saya tidak kenal. Bisakah anda jelaskan?”

Profesor Ella memandang ke arahnya sejenak, tersenyum namun tak mengatakan apapun.

Entah berapa lama mereka sudah melangkah dan malam sudah semakin larut hingga kemudian mereka berhenti di sebuah ruangan dari sekian banyaknya ruangan lain disana.

Profesor Ella mengetuk pintu itu dan tak lama seorang gadis membukakannya.

“Profesor?” Tanya gadis itu, mengusap matanya. Ia tampak seperti baru saja terbangun dari tidurnya.

“Maaf telah mengganggu tidur anda Sierra, saya membawa seorang gadis, dia adalah Pelajar Tahun Pertama. Jika tidak salah, di Asrama anda masih tersisa satu tempat kan?”

Gadis itu memandang ke arah Luna ketika dikenalkan oleh Profesor itu. “Oh ya, silahkan masuk.” Ucapnya kepada Luna.

“Barang-barangmu akan dipindahkan kemari besok, mulai hari ini tempat ini adalah Asramamu. Dan jika ada pertanyaan lain, bisa ditanyakan kepada teman Asramamu.” Ujar Profesor Ella, Luna mengangguk.

Profesor Ella pergi, dan Sierra mempersilahkan Luna untuk masuk. “Tolong jangan berisik, yang lain sedang tidur.” Katanya, Luna mengikutinya masuk.

“Ini adalah tempat tidurmu, sedikit berdebu karena sudah tak ditempati cukup lama.”

“Jika ada pertanyaan, tanyakan kepadaku besok.” Ujar Sierra, ia melangkah ke tempat tidurnya untuk melanjutkan tidurnya kembali, dan Luna pun sama.

Ruangan itu cukup gelap sehingga Luna tak bisa melihat sekitarnya dengan jelas, dan karena ia cukup mengantuk setelah seharian ini mengalami sesuatu hal yang aneh, akhirnya ia memutuskan untuk memejamkan matanya dan membiarkan tubuhnya untuk beristirahat.

~

Pagi itu Sierra dan beberapa gadis lain bagun terlebih dahulu, mereka bersiap seperti hari-hari biasanya, namun kehadiran Luna di Asrama mereka membuat orang-orang itu merasa heran.

“Siapa gadis ini? Mengapa dia bisa ada di Asrama kita?” Tanya salah satunya, memandang Luna dari jauh.

“Profesor Ella membawanya kemari semalam, dia adalah Pelajar Tahun Pertama yang baru masuk ke Akademi.” Jawab Sierra, berdiri di depan sebuah cermin, membetulkan kerah pakaiannya.

“Pelajar Tahun Pertama? Lalu kenapa dia bisa bergabung dengan Asrama kita?” Tanya gadis lain, mendekatkan wajahnya untuk mengamati struktur wajah serta penampilan Luna secara lebih dekat. Dan karena ini, Luna terbangun olehnya.

“Berhentilah mengganggu dia Rosie.” Ujar Sierra, namun Luna sudah terlebih dahulu terbangun sebelum gadis itu, Rosie. Berhenti mengganggu tidurnya.

Rosie mundur beberapa langkah. “Baiklah, baiklah..”

Luna memandang sekitarnya, menyesuaikan diri dengan pencahayaan terang saat ini. Cahaya matahari bersinar lembut menyinari langsung ruangan itu melewati jendela.

“Siapa namamu, anak baru?” Tanya gadis itu, Rosie.

“..Luna.” Jawabnya setelah beberapa saat.

“Halo Luna, aku Aline. Mulai hari ini kita adalah teman sekamar. Eh, kurasa bisa dibilang mulai dari semalam.” Kata gadis lain, mengenalkan dirinya secara informal. Ia bersender pada dinding di samping cermin sembari menyisir rambutnya.

“Aku Rosie, gadis tercantik dari seluruh Akademi ini. Mungkin?” Sambung Rosie yang juga ikut mengenalkan namanya.

“Kurasa kau tak begitu percaya dengan perkataanmu sendiri Rosie, karena ada kata mungkin dibalik itu.” Ujar Aline, tertawa namun itu tak disanggah oleh Rosie.

Luna memandang ke arah Sierra seakan menunggunya untuk memperkenalkan dirinya setelah yang lainnya. Namun Sierra melangkah ke arah pintu keluar sebelum itu. “Aku keluar dulu, masih ada yang harus kulakukan.” Katanya.

“Namanya Sierra, dia orang yang tidak suka berbasa-basi dan yaah cukup datar.” Kata Aline.

“Sierra..” Luna memikirkan bahwa semalam gadis itulah yang membawanya untuk masuk.

“Tadi pagi ada orang yang datang mengantarkan barang-barangmu. Dan bajumu kuletakkan disini.”

“Kami akan keluar dulu, sampai jumpa nanti lagi di Asrama, Luna.” Lanjut Rosie, kemudian ia keluar bersama dengan Aline membiarkan hanya Luna disana.

Luna bangun dan melangkah untuk mengambil pakaiannya. Ia melihat ke arah cermin dan mendekati itu untuk bercermin. Namun langkah selanjutnya membuat jantungnya terasa seperti berhenti sesaat, pakaian yang ia pegang terlepas dari genggamannya dan ia seakan membeku di hadapan cermin itu.

Tangannya meraba pipinya, tampak terlihat sedikit kemerahan alami di pipinya, kulitnya tampak cerah dan terasa halus seperti porselen. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai, menunjukkan warna abu-abu dengan kilau lembut yang misterius. Dan matanya berwarna biru cerah, seperti langit yang bersih tanpa awan.

Secara keseluruhan, ia terlihat cantik dengan pesonanya tersendiri, meskipun tubuhnya terlihat sedikit kurus di cermin itu.

“Ini.. Aku?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!