Gadis SMA bernama Monday , 16 tahun seorang yatim piatu. Sebatang kara dan harus mengais rejeki sendiri.
Dia tak ingin mengemis, namun dia harus berusaha mendapatkan uang lewat tarian kecilnya dibawah rambu lalu lintas.
Bisakah Monday bertahan? Bangkit dimasa sulit untuk mencapai impiannya. Akankah ia mampu meraihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By Amnesia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Layangan Putus
Jumat , 07:00
Dirumah Nyonya April
Pagi itu dua orang polisi berada di kediaman Nyonya April. Tante July dan Nyonya April di tahan atas percobaan pembunuhan terhadap Monday. Mereka dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi dan di tahan sementara hingga keluarnya sidang putusan.
Tegar mendapat informasi bahwa pelaku dan otak utama kasus perencanaan pembunuhan terhadap Monday telah di tangkap. Tegar ke rumah Monday untuk memberi tahu informasi yang di dapat barusan.
Tok tok tok
Monday terbangun mendengar bunyi ketukan pintu dari ruang tamu. Rumahnya sangat kecil hingga ketukan itu terdengar hingga belakang.
Monday meluruskan otot-ototnya kemudian beranjak dari tempat tidur.
Dia teringat kejadian kemari malam yang membuatnya mabuk kemudian tak ingat apa-apa. Di carinya Friday yang semalam ada dirumahnya, tapi tak jua ia temukan sosok pria itu.
"Mungkin Friday sudah pulang, ah kepalaku masih pusing," ucap Monday iapun turun dari tempat tidur.
"Ahh apa ini, kenapa ituku sakit sekali. Astaga, perih! Apa yang ku lakukan semalam?" ucap Monday pada dirinya sendiri.
Kemudian Monday keluar kamarnya dan menuju ruang tamu untuk menemui orang yang mengetuk pintunya. Meski sedikit kesakitan dibagian sensitifnya.
CEKLEK
Bunyi suara daun pintu di buka, Monday membuka pintu dengan wajah bangun tidur. " Kak tegar, pagi - pagi kesini ada apa ya," tanya Monday.
"Haha Mon ini udah jam 9. Bukan pagi-pagi lagi," sahut Tegar menyadarkan. Monday kaget, dia sudah terlambat ke sekolah.
"Ya ampun, Aku kesiangan," sahutnya.
"Ah bolos saja lah hehe," timpalnya.
Tegar melihat Monday, ada begitu banyak bekas kecupan di lehernya.
"Apakah mereka telah melakukan hal yang diluar batas usia mereka," batin Tegar.
"Astaga.. Dunia mau kiamat. Aku tak mengira Friday sejahat itu. Mempermainkan wanita seakan wanita itu tak berharga. Seharusnya dia sebagai lelaki menghargai wanita yang di cintai hingga menikah nanti. Ah semoga saja ini hanya pikiran ku saja," batin Tegar lagi.
"Kak kok diem, ada apa kesini?" Tanya Monday lalu Tegar segera menjawab.
"Ada kabar baik Mon, otak pelaku yang ingin mencelakai kamu, sudah di tangkap pagi ini dan sekarang di amankan di kantor polisi kota," sahut Tegar.
"Alhamdulillah kalau sudah tertangkap. Trus Apa yang harus Monday lakukan kak?" Tanya Monday penuh semangat. Dia ingin melihat siapa yang ingin membunuhnya dan ada dendam apa dengan Monday
"Sebaiknya kita menunggu sidang pengadilan, jangan sampai kamu datang menemui pelaku. Kak Tegar takut kamu kenapa-kenapa, tapi kalau kamu mau melihat mereka, ya tidak apa-apa tapi syaratnya Aku harus ikut mendampingi," ucap Tegar memberi nasihat.
Monday terus menatap Tegar. Kenapa jantungnya tiba-tiba berdebar, ketika Tegar berkata seperti itu, seperti melindungi wanitanya. Monday tersadar bahwa Tegar mempunyai perasaan terhadapnya. Tak heran jika Tegar memperlakukan Monday dengan baik. Tegar terlalu dewasa untuk Monday, menurut Monday pantasnya dia menjadi kakak baginya.
"Kalau begitu kita temui saat sidang saja kak," Monday terdiam dan berpikir bagaimana dia akan membayar pengacara dan biaya administrasi untuk sidang. Semua ini tidak ada yang gratis, apalagi di kota besar.
"Kak Tegar, tapi Aku gak punya uang untuk biayanya pengadilan atau sewa pengacara, biaya rumah sakit saja sebagian Aku pinjam," Monday ingin memutuskan gugatan itu, tapi terlanjur sudah. Beritanya sudah masuk laporan dan siap di sidang.
"Monday, keluargaku dan juga tetangga-tetangga disini pernah berjanji pada almarhum Ayah dan Ibu mu, akan menjaga kamu. Jadi kalau kamu butuh peran kami sebagai keluarga. Kami siap membantu. Kita semua saudara kan?"
Ya ampun kata-kata Tegar bikin merinding bulu kuduk Monday. Wanita menggenangkan air mata dan enggan diteteskan. Sekali lagi dia menerima kebaikan dari Tegar dan orang sekitarnya.
"Terima kasih, "
"Mon, kak Tegar berangkat kerja dulu. Kalau ada apa-apa kabari aja," ucap Tegar dan pamit.
"Kak, hari ini Aku mau nari bareng kakak di taman. Kak Tegar ada waktu gak?" tanya Monday.
"Oh boleh. Aku selalu ada buat kamu," ucapan Tegar lagi-lagi membuat Monday menjadi tak enak hati.
Tegar lalu pergi melangkah dengan sangat berat. Seakan berkata aku ingin berlama-lama disampingnya. Di kendarainya motor sporty miliknya dan melaju dengan sangat lambat.
****
Setelah berpamitan, Monday masuk kerumah, di kuncinya pintu dan kemudian dia bergegas Mandi. Friday jahat tidak membangunkan Monday hingga kesiangan seperti itu.
Di hidupkannya Air kran untuk mengisi bak mandi yang sudah menipis airnya. Monday melepas bajunya dan mulai membasahi badannya.
Masih teringat yang Friday lakukan malam hari itu. Ia mabuk dan memaksa dirinya untuk minum air haram itu. Setelah mandi dan berpakaian Monday mengambil ponselnya di meja dekat tempat tidur. Tapi ada sebuah surat tepat di bawahnya. Gadis itu tak langsung membukanya. Namun ia ingin merapikan seprei yang terlihat berantakan itu dahulu.
Tak berapa lama matanya membulat, perhatiannya tertuju pada bercak darah di sprei itu. Monday terkejut hingga menganga dan langsung ditutup mulutnya itu dengan kedua tangannya. Ia mencoba mengingat apa yang dilakukannya semalam
"Apakah Friday melakukan itu padaku, dia mengambil kesucian ku tanpa ku sadari!" Pekiknya
Monday memundurkan langkahnya hingga punggungnya terbentur pelan pada dinding. Gadis itu duduk berjongkok dan kemudian menangis.
"Friday jahat! Astaga aku tak menyangka dia setega itu padaku. Tanpa ijinku dia memperkosa diriku. Aaaarrrgh....!" Monday menangis dan kemudian berteriak meluapkan kekesalannya.
Ia teringat akan sebuah surat dimeja, gadis itu segera beranjak, mengambil surat itu lalu dibukanya. Perlahan Monday mulai membaca isi surat itu. Benar itu dari Friday.
Isi Surat
Dear, My Day
Setiap hari ku adalah pagi
Dimana aku selalu ingin bertemu denganmu di sekolah.
Melihat senyummu
Melihat tingkahmu dan
Melihat paras indahmu.
Banyak gadis yang melirikku
Tapi hatiku hanya untukmu.
Aku sangat mencintai Mu.
Namun Aku lebih mencintai Mamaku.
Meski dia bukan ibu kandungku tetapi, dia segalanya buatku.
Aku Lelaki Egois
Setelah menyentuh cinta mu
Aku mengambil bagian berharga darimu.
Aku bukanlah lelaki yang baik.
Aku tak bisa memberikan cintaku yang utuh padamu
Meskipun tlah kau semaikan cinta
Dibalik senyuman indah
Meskipun tak mungkin lagi
Tuk menjadi pasanganmu
Namun ku yakini cinta
kau kekasih hati
Maafkan ..Maafkan aku..
Aku harus meninggalkanmu seperti ini
Hubungan ini sudah usai
Tak bisa ku ceritakan... begitu sukar...
Namun ku tak layak mendapatkanmu.
Semoga kamu menemukan lelaki lain
Lelaki yang lebih baik dari Aku
Lelaki yang lebih bertanggung jawab.
Friday
Monday merasakan kedua lututnya lemas. Tak mampu menopangnya lagi. Tangannya bergemetar, luka tersayat dihati nya. Ada damba dihatinya tuk merajut asa. Namun semuanya sirna diterpa angin badai.
Seperti Layangan Putus. Friday membawa Monday tinggi ke atas puncak hingga mengambil harta terindahnya. Kemudian menjatuhkannya dan menghempaskannya begitu saja. Memutuskannya tanpa memikirkan hati yang pernah di perjuangkannya.
Seketika dada nya sesak, dia meneteskan air mata pedih yang teramat dalam.
"Friday jahaattt..! hiks hiks ...." teriaknya dan berakhir dengan tangisan penyesalan. Menyesal telah memilih Friday.
Diulanginya kata-kata itu dengan berteriak sejadi jadinya, lalu tak kuasa menahan suara tangisnya, hingga mengeluarkan suara sedu sedan.
Begitu jahatnya lelaki ini. Jika ingin melepaskan Monday kenapa harus menodai kesuciannya . Kini Monday merasa jijik pada dirinya sendiri. Jijik dengan perbuatan yang dilakukan pria itu semalam.
Monday tak mungkin memutar waktu. Dia bukanlah Tuhan. Hanya sesal yang tersisa. Masih menangis tersedu-sedu. Namun dia tak ingin terlarut dalam kesedihan.
Monday tak bisa diam begitu saja. Dia ingin pertanggung jawaban Friday. Lelaki yang pengecut tak pantas disebut Lelaki.
Di ambilnya tas dan bersiap pergi menuju rumah Friday. Di naikinya angkutan termurah, Bus Kota. Cepat sampai meskipun sesak.
Kosong
Rumah yang ditinggali Friday Kosong. Tak berpenghuni.
Harus mengadu kemana lagi kah dia. Monday hanya sebatang kara. Tak punya saudara yang dia kenal. Seperti terjebak dalam dunia hitam. Monday menangis tersedu-sedu di depan rumah Friday yang besar dan sepi.
Dia pun teringat akan satu nama "Tegar"
Lagi dan lagi kenapa harus orang ini yang selalu ada disampingnya. Dia terlalu banyak membantu dan Monday tak ingin menambah hutang budi pada nya. Tapi jika bukan Tegar siapa lagi. Pikirannya beradu dan risau.
Semangat kak Wen, lanjut baca karyamu yg lain...
salam,