Kami saling mencintai , pernikahan kami sudah tinggal menunggu hari, tapi sepertinya takdir ku harus berpisah darinya. Karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan calon suami ku meninggal dunia.
Damian, adalah putra semata wayang keluarga Adi ningrat, karena itulah aku terseret dalam masalah keluarga mertuaku saat calon pewaris tunggal mereka telah tiada.
Orang yang telah kuanggap Ibu kandungku sendiri memintaku bahkan memohon kepadaku agar aku mau membantu keluarga mereka.
Betapa terkejutnya aku mendengar permintaan dari calon Ibu mertua ku. Beliau memintaku untuk tidak membatalkan pernikahan .
Aku akan tetap menikah bukan dengan calon suamiku tapi dengan calon Papa mertuaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Malam ini Bening sudah siap untuk menghadiri pesta bersama dengan Damar
Bening menempelkan kedua tangannya di depan cermin, seolah ingin menyentuh bayangan dirinya sendiri
Rambut bergelombang nya kini di sanggul tapi kebelakang memperlihatkan leher jenjangnya yang begitu putih dibagian tengkuknya dipenuhi anak rambut yang membuatnya terlihat anggun karena rambutnya yang begitu lebat hingga menyisakan banyak anak rambut baik di dahi maupun tengkuknya
Mengenakan gaun berwarna Duke blue yang membuatnya terlihat lebih fresh, gaun selutut yang panjang dibagian belakangnya dengan lengan pita yang begitu cantik dipadukan dengan Sepatu High Heels warna senada.
Wajah cantiknya dipoles dengan mek up tipis namun mampu membuatnya begitu cantik dan terlihat lebih dewasa, tidak ada perhiasan apapun yang melekat ditubuh mungilnya hanya sebuah Minaudiere bag sebagai pelengkap penampilannya
Bening melangkah anggun keluar dari kamar, berdiri di ambang pintu kamar Damar namun tidak berani hanya sekedar mengetuk, jam menunjukan 18:00 namun belum ada tanda-tanda Damar akan keluar dari kamarnya
Bening mondar-mandir di depan pintu kamar Damar bimbang menimbang-nimbang apakah harus mengetuk pintu atau tidak, hingga beberapa menit kemudian akhirnya Bening memberanikan diri untuk mengarahkan jemarinya untuk mengetuk
Bening terkejut saat tiba-tiba pintu kamar terbuka, matanya berkedip lamban saat memindai penampilan Damar.
Malam ini Damar terlihat begitu rupawan, dengan penampilan tanpa jas resmi yang melekat ditubuh kekarnya, Damar mengenakan kemeja formal dengan warna silver yang di bagian lenganya digulung kesiku dengan sedikit corak warna Duke blue yang serasi dengan gaun Bening
Dengan bagian bawahnya yang masuk kedalam celana resmi berbahan kain berwarna hitam di padukan ikat pinggang yang senada mengenakan sepatu resmi berwarna hitam yang terbuat dari kulit asli.
Begitu juga Damar, pria yang masih terlihat berkharisma itu terpaku menatap penampilan istrinya, Damar menyesal tidak mengecek gaun yang dipilihkan Widuri untuk Bening dan hanya menuruti perintah Widuri untuk mengambilkan gaun untuk Bening di butik langganan nya
Nyatanya gaun itu begitu pendek, membuat sebagian kaki jenjang bening terekspos, belum lagi bagian dadanya yang begitu pendek, ditambah rambut Bening malam ini yang disanggul tapi , leher itu, tengkuk itu, kaki jrnjsng itu.. rasanya Damar tidak ingin banyak mata yang dapat melihatnya.
Mud Damar berubah drastis, kini rasanya Damar malas menghadiri pesta, lebih baik mengurung Bening didalam kamarnya dari pada membawa Bening kepesta dan membuat banyak mata yang menikmati segala keindahan istri mudanya itu.
" Pak !!" kita sudah hampir telat!!" ingat Bening pada Damar
" Damar melirik sekejap jam tangannya, sebelum mendesah pasrah karena tidak ada waktu untuk meminta Bening berganti pakaian, dengan berat hati akhirnya Damar mengandeng tangan Bening menuju mobilnya.
Bibir Damar terkantup rapat, melihat penampilan Bening membuat Damar kesal dengan sendirinya, wanita itu begitu cantik dan menawan, ada rasa takut yang menggerogoti hatinya.
Damar mulai mencoba meresapi rasanya pada Bening, sekedar rasa sayang ingin menjaga dan melindungi, layaknya seorang anak atau justru sosok yang mulai mengisi hati??"
Sebelumnya Damar telah memantapkan hati nya, jika dirinya tidak akan pernah menyentuh Bening, karena Damar berniat membebaskan Bening dari permintaan Widuri, membebaskan dalam artian yang sebenarnya.
Bening masuk kedalam biduk Rumah tangga nya dengan keadaan suci dan akan mengeluarkan nya dengan keadaan suci pula
Namun nyatanya perasaan Damar berkata lain, melihat kecantikan Bening, membuat Damar tak rela ada seseorang yang menatap penuh gairah pada Bening, menatap saja tidak rela apalagi dapat menyentuhnya.
Damar kesal bukan main, hingga tanpa sadar tangan nya meraup wajahnya beberapa kali.