NovelToon NovelToon
ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / CEO / Romantis / Ibu Pengganti / Duda
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Selama tiga tahun menikah, Elena mencintai suaminya sepenuh hati, bahkan ketika dunia menuduhnya mandul.

Namun cinta tak cukup bagi seorang pria yang haus akan "keturunan".
Tanpa sepengetahuannya, suaminya diam-diam tidur dengan wanita lain dan berkata akan menikahinya tanpa mau menceraikan Elena.

Tapi takdir membawanya bertemu dengan Hans Morelli, seorang duda, CEO dengan satu anak laki-laki. Pertemuan yang seharusnya singkat, berubah menjadi titik balik hidup Elena. ketika bocah kecil itu memanggil Elena dengan sebutan;

"Mama."

Mampukah Elena lari dari suaminya dan menemukan takdir baru sebagai seorang ibu yang tidak bisa ia dapatkan saat bersama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25. SUAMI MENYEBALKAN

Setelah berhasil memastikan Hans akhirnya mengenakan kaus hitam tipis agar Elena bisa makan tanpa malu, Elena duduk di sofa panjang dekat jendela. Ia memandangi piring pancake di depannya, tapi lebih banyak menunduk pada ujung garpu, berusaha menghindari tatapan suaminya yang terlalu sering menyapu wajah dan tubuhnya.

Bukannya jauh-jauh, Hans malah duduk persis di sebelahnya.

Terlalu dekat.

Terlalu hangat.

Dan terlalu mencurigakan.

"Kau tidak makan?" tanya Hans sambil menyeduh kopinya, tubuhnya mencondong ke arah Elena.

"Aku makan," jawab Elena pelan.

"Dari tadi garpumu hanya menusuk udara, Love," kata Hans.

"Aku sedang berpikir," ujar Elena.

"Memikirkan aku?" Hans tersenyum nakal.

Elena spontan tersedak saliva sendiri. "Tentu saja tidak! Kau ini terlalu percaya diri sekali."

"Sayang sekali," gumam Hans santai. "Padahal aku memikirkanmu setiap saat."

Elena menunduk, wajahnya langsung memanas. "Hans ... aku tidak tahu kalau kau pria aneh."

"Aneh bagaimana?" Hans menatapnya sambil menyuapkan pancake ke mulut Elena tanpa bertanya dulu.

Elena membuka mulut karena refleks, terkejut setelah sadar. "Hei!"

"Kau tidak makan. Aku suapi," Hans mengangkat bahu, seolah itu hal paling wajar sedunia.

Elena mengunyah sambil memelototinya. "Kau bisa bilang dulu."

"Kenapa harus bilang dulu kalau suami ingin menyuapi istrinya. Lagi pula kau suka strawberry," kata Hans lembut.

Elena berhenti mengunyah. Ia menatap Hans, sedikit terkejut. "Kau mengingatnya?"

"Aku bukan suami yang buruk, 'kan?" Hans menyeka sudut bibir Elena dengan ibu jarinya. "Walau kau terus berusaha membuatku terlihat seperti itu."

Elena menggeser wajahnya, jantungnya berdebar tidak karuan. "Jangan sentuh aku ... seperti itu."

"Kenapa?" Hans mendekat. "Kau gugup?"

Elena berdiri secepat kilat. "Aku mau ambil jus!"

Hans menyandarkan tubuh ke sofa dengan seringai kecil. "Lari lagi."

“Aku tidak lari!” Elena menatapnya dari dekat minibar. “Aku hanya haus!”

Hans menunjuk gelas di meja. "Kau sudah punya minuman di sini, Love. Kau lupa?"

Elena membeku. "A-Aku haus lagi. Maksudku kurang."

Hans tertawa pendek. "Elena, kau terlalu lucu pagi ini. Membuatku ingin melanjutkan lagi kegiatan semalam."

"Berhenti bilang itu," Elena membuka kulkas minibar dengan gerakan cepat untuk menutupi wajah meronanya.

Hans berdiri dan menghampiri sang istri. Elena tahu Hans berdiri di belakangnya karena aroma parfumnya tiba-tiba memenuhi udara.

Aroma itu berbahaya.

Aroma itu ... menyenangkan.

"Elena," panggil Hans dengan suara rendah.

Gadis itu menutup kulkas dan menatapnya. "Apa lagi?"

"Aku suka sisimu yang seperti ini," ujar Hans, matanya menuruni wajah Elena. "Pagi hari, rambut berantakan, pipi merah, dan berkali-kali mencoba menghindari tatapanku."

"Berhenti," bisik Elena lemah. "Kau cuma menggoda."

"Aku tidak menggoda," balas Hans. "Aku bilang yang sebenarnya."

Elena baru mau balas ketika Hans mengambil botol jus yang gadis itu incar, lalu memberikannya pada Elena dengan senyum kecil.

"Ini. Jus strawberry-mu," kata Hans.

Langkah kecil itu ... entah kenapa lebih berbahaya dari pada godaannya.

Elena menerima jus itu sambil menunduk. "Terima kasih."

Hans menatapnya lama. "Kenapa kau jadi pendiam?"

"Aku tidak pendiam," bantah Elena.

"Kau tidak membantah. Biasanya kau suka melawan," kata Hans mendekat.

Elena memalingkan wajahnya yang sudah merah padam. "Kau menyebalkan.”

"Kau harus biasakan kalau suamimu ini menyebalkan ... tapi hanya padamu, Love," ujar Hans dengan seringai nakalnya.

Elena memukul lengan Hans sebelum ia kembali ke ruang tengah tempat mereka berdua makan tadi.

Hans hanya mengikuti Elena dengan senandung senang.

Mereka makan dalam diam beberapa menit, namun bukan diam canggung, lebih seperti ketenangan yang menyenangkan. Sesekali Hans menyuapkan potongan buah ke mulut Elena yang bersandar pada Hans seraya menonton film. Kadang Elena balas memukuli Hans karena pria itu terlalu sering tersenyum nakal dan menggoda Elena.

"Kalau kau terus menggodaku, aku benar-benar pergi dari kamar ini," ancam Elena.

"Kita di lantai dua puluh dua. Kau mau turun pakai apa? Gaun malam semalam atau handukku?" tantang Hans seraya menyesap kopi, santai.

Elena menatap suaminya dengan wajah sebal sekaligus ingin menjerit. "Kau it ... benar-benar ..."

"Tampan? Aku tahu itu," Hans memotong.

"Menyebalkan!" seru Elena.

"Terima kasih pujiannya, Love," ujar Hans.

Elena memukul wajah Hans dengan bantal sofa.

Setelah sarapan yang penuh pertengkaran, mereka kembali ke tempat tidur. Bukan untuk ... hal-hal semalam. Tapi karena Hans tiba-tiba berkata:

"Kita tidak keluar hari ini,"

Elena mengerutkan kening. "Kenapa?"

"Karena aku ingin menghabiskan hari pertama sebagai pasangan suami istri di ruangan ini saja," jawab Hans sambil berbaring. "Tanpa keluarga kita, tanpa urusan bisnis, tanpa Alvarez, tanpa Morelli."

Elena terdiam.

Hans melanjutkan. "Dan juga aku ingin memastikan kau tidak kabur dariku hari ini."

Elena mendengus. "Aku tidak akan kabur."

"Benar juga. Kemarin malam kau tidak kabur." Hans tersenyum miring. "Bagus."

Elena menatap langit-langit kamar. "Hans, bisakah kau berhenti mengungkit semalam?"

"Tidak."

"Hans!"

"Karena itu pertama kalinya kita benar-benar ... bersama. Aku tidak akan melupakannya," kata Hans yang tiba-tiba melembut.

Elena menahan napas. Suara Hans merendah secara tiba-tiba, berbeda dari godaannya.

"Bukan karena kontrak," lanjut Hans pelan seraya menarik Elena ke pangkuannya, mencium kepala wanita itu penuh afeksi. "Bukan karena tekanan. Tapi karena kau memilih untuk tidak pergi dan menerima perasaanku," sambungnya.

Elena menoleh, terkejut. Hans tidak menatap Elena; mata pria itu menatap langit-langit, wajahnya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Hans?" panggil Elena hati-hati.

"Tentu saja," tambah Hans dengan cepat, kembali ke mode menyebalkannya, "kau mungkin tidak sadar apa yang kau lakukan semalam padaku, tapi tidak apa-apa. Aku akan membuatmu ingat lagi setelah ini."

Elena melempar bantal ke wajah Hans. "BERHENTI MERUSAK MOMEN BAGUS ITU!"

Hans tertawa keras. "Apa boleh buat. Kau lucu kalau marah."

Elena memelototinya. "Kau sengaja!"

"Jelas." Hans menarik pinggang Elena tiba-tiba hingga tubuh gadis itu jatuh tepat ke dadanya. "Kemarahanmu itu salah satu hal yang membuatmu menarik."

Elena menegang. "H-Hans ... Lepaskan aku.$

"Tidak." Ia memeluknya lebih erat, menempatkan dagunya di bahu Elena. "Di sini saja. Aku ingin memeluk istriku."

Elena menggigit bibir. "Kenapa kau jadi manis tiba-tiba?"

Hans menutup mata. "Ini bukan manis. Ini kenyamanan."

"Huh?"

"Dekat seperti ini denganmu." Hans membuka mata, menatap Elena. "Adalah hal yang sangat kusuka."

Yang membuat Elena terdiam bukan godaannya, melainkan ketulusannya.

Hans jarang sekali bicara jujur seperti itu.

Dan ketika ia melakukannya, Elena seperti kehilangan kemampuan bicara.

"Jangan terlalu manis," gumam Elena pelan. "Aku nanti kecanduan."

Hans bergerak sedikit, menatap mata Elena dari jarak sangat dekat.

"Aku akan membuatmu lebih candu lagi kalau begitu," kata Hans.

Elena menahan napas.

Untuk beberapa detik, ruangan itu sunyi. Hans menatapnya dengan cara yang membuat jantung Elena seperti mau pecah.

Tetapi Hans, dengan sengaja atau tidak, merusak suasana lagi.

"Wajahmu masih merah seperti remaja padahal kita sudah melakukan malam pertama yang panas semalam," katansambil menepuk lembut pipi Elena.

Elena langsung memukul dadanya dengan bantal. "I hate you!"

Hans tertawa sampai tubuhnya bergerak. "I know you love me."

"TIDAK!" bantah Elena.

"Bohong."

"HAAANS!"

Bantal perang pun dimulai yang dipenuhi tawa Hans.

Setelah beberapa menit adu bantal yang kacau, keduanya kelelahan dan jatuh lagi di kasur. Elena terengah, rambutnya berantakan, sementara Hans tersenyum seperti pemenang.

"Kau selalu kalah kalau bertengkar denganku," kata Hans.

Elena mendorong wajahnya. "Karena kau curang!"

"Dalam cinta dan perang, tidak ada aturan," jawab Hans santai.

"Puitis sekali kau," ejek Elena.

"Aku pria yang romantis, Love," mata Hans.

Elena menepis tangannya dengan cepat. "Kalau kau terus bicara begitu, aku-"

"Kau akan menciumku?" potong Hans.

"Aku akan keluar dari kamar!"

Hans berbalik dan menarik selimut. "Silakan. Tapi aku akan datang menjemputmu dalam keadaan apa pun."

Elena membeku. "Suami menyebalkan."

Hans tersenyum nakal. Dan pertengkaran terus terjadi selama waktu berdua mereka.

1
tia
semoga elena cepat hamil
Miss Typo
pengantin baru adu mulut trs, tapi manis sih aku tersepona jadinya 😁
masih penasaran sm mlm pertama mereka berdua, othor nih bikin penasaran aja deh 😁
mom'snya devadhamian
uuh penganten Baru jadi pengen dah ah di goda pagi,."😄suami goda aku dong🤣🤣
Miss Typo
dasar pengantin baru bikin gemes aja, kok di skip sih thor, jadi penasaran kan mlm pertama mereka 🫢
Ir
memar memar kecil di tubuh, tinggal bilang kissmark aja susah amat 🤣🤣
Archiemorarty: Jangan diperjelas donk...banyak bocil nihh 🤣
total 1 replies
Ir
cinta dan benci itu emang beda tipis Hans kadang kita saja tidak bisa membedakan, malam pertama nya di skip banyak jomblo soal nya 🤣🤣
Archiemorarty: Hahaha...kasian yg jomblo 🤭
total 1 replies
Ir
kak kemana hari minggu ko ga update
Archiemorarty: Othor lagi kurang sehat jadi nggak update 🤭
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
mom'snya devadhamian
aku penasaran dengan bisikan mu elena🤣kepooo tingkat dewa nih aku
Archiemorarty: Ohohoho....nanti diliat aja 🤭
total 1 replies
mom'snya devadhamian
uh akhirnya selamat ya elena hans💪💪 buat malam pertamanya☺️
Miss Typo
bisikan Elena ke Hans, kok aku merasa Elena sebenarnya gak mandul ya, semoga aja benar jadi Theo bisa punya adik.
kalau Elena gak mandul, semoga yg mandul Raven dan ternyata Jessy hamil dgn pria lain, pasti aku akan bersorak kegirangan 🤣
Wulan Sari: kayaknya ia deh Thor bener tuh elena ga mandul 😀lanjut penasaran
total 3 replies
Sunaryati
Selamat Hand dan istri namanya Theo, semoga kamu tidak mandul, yang mandul Raven. Menunggu kehancuran Raven dan Jessi
Archiemorarty: Hahahaha....ditunggu aja ya 🤣
total 1 replies
tia
lanjut thor
Archiemorarty: Siap kak /Determined/
total 1 replies
Miss Typo
Jessy Jessy selalu penuh drama penuh sandiwara penuh kebohongan.
selamat atas pernikahan Hans dgn Elena dan selamat untuk Theo akhirnya Elena jadi Mama nya beneran 😍
Miss Typo
semoga lancar sampai pernikahan
LB
betul, tolong jangan buat panggung teater di pesta pernikahan orang 😏.
jangan jadi hama😤.
Archiemorarty: Tapi kan suka tuh dinikahan...ada aja drama sama mantan 🤣
total 1 replies
Mundri Astuti
apa Theo bukan anak kandung hans ?
Archiemorarty: Anak kandung dia kok 😌
total 1 replies
Pawon Ana
terkadang aku sungguh tidak mengerti dengan pemikiran orang tentang memiliki anak, memang anak adalah anugerah tapi berjalan bersamaan anak juga cobaan yang luar biasa besar,akan ada pertanggung jawaban tentang anak kelak diakhirat,bukan hanya sekedar memberi makan sandang dan papan,tapi juga pendidikan(bukan hanya tentang menyekolahkan) tapi juga didikan tentang moral etika agama,ini semua akan dipertanggung jawabkan bahkan tentang semua dosa anakpun orang tua ikut bertanggung jawab,anak bukan hanya penerus nasab,atau seseorang yang akan kita harapkan menjaga orang tua saat sudah tidak mampu berdiri lagi, dan anak adalah hak prerogratif Tuhan bukan manusia yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang memiliki anak. percayalah jika kita benar2 faham begitu beratnya tanggung jawab tentang anak mungkin kita akan berfikir untuk dengan bangga dan sombongnya meminta anak hanya karena merasa mampu secara finansial atau hnya untuk penerus nasab😔✌️💪
Archiemorarty: Sayangnya banyak orang tua lahirin anak buat investasi mereka tanpa mikir posisi anak itu sendiri 😌
total 1 replies
Miss Typo
kau pasti akan sangat menyesal dan menderita membuang permata memungut batu kerikil 🤣
Archiemorarty: Harus ini 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!