NovelToon NovelToon
SETIA (Senja & Tiara)

SETIA (Senja & Tiara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ita Yulfiana

"Cinta itu buta, itulah mengapa aku bisa jatuh cinta padamu." -Langit Senja Pratama-

"Tidak, kamu salah. Cinta itu tidak buta, kamu saja yang menutup mata." -Mutiara Anindhita.

.

Ketika cinta jatuh di waktu yang tidak tepat, lantas apa yang mesti kita perbuat?

Terkadang, sesuatu yang belum sempat kita genggam, justru menjadi yang paling sulit untuk dilepaskan.

Follow IG @itayulfiana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ita Yulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SETIA — BAB 24

"Mohon maaf sebelumnya, Pak Langit, karena sesuatu yang tidak terduga, saya ingin memajukan jadwal pertemuan kita. Apakah Anda tidak keberatan?" tanya Pak Ryan yang tiba-tiba saja menghubungiku.

"Oh, tentu saja saya tidak keberatan, Pak Ryan. Kebetulan sekali sore ini saya cukup senggang," jawabku.

"Kalau begitu, kita bertemu setengah jam lagi di tempat yang sebelumnya sudah disepakati."

"Baik, Pak. 5 Menit lagi saya berangkat."

Aku membuka lemari pakaian yang berada di sudut ruanganku. Sejak dulu aku memiliki kebiasaan, setiap kali akan bertemu dengan orang penting untuk membahas proyek baru, aku selalu mengenakan kemeja baru yang belum pernah terpakai. Seseorang pernah berkata padaku, pakaian yang baru dan rapi akan membawa keberuntungan baru, jadi aku selalu membawa beberapa pakaian yang belum pernah terpakai ke kantor setiap minggunya.

Aku membuka tas belanjaanku dan mengeluarkan kemeja yang kubeli beberapa hari lalu. Warna biru muda itu terlihat elegan dan membuatku merasa lebih percaya diri. Aku melepas kemeja yang sedang kukenakan dan menggantinya, setelah itu aku siap berangkat.

Aku melajukan mobil meninggalkan lokasi gedung perkantoran. Jarak yang akan kutempuh sekitar 20 menit perjalanan jika tak ada kendala. Aku memutar musik favoritku dan mulai fokus pada jalan raya.

Beberapa lagu menemani perjalananku, hingga tiba giliran lagu keenam terputar. Sebuah lagu yang tiba-tiba membuatku teringat pada Tiara. Lagu itu pertama kali kudengar saat bertemu dengannya beberapa waktu lalu di kafe. Ingatanku padanya seketika menguat, dan dadaku seketika menjadi berat saat mendengar lirik lagu yang seolah sedang menyindirku.

"Hujan samarkan derasnya tutup air mata, temani kecewaku yang tlah lama. Berdosakah ku berdoa pinta kau terluka, dan tinggalkan dirinya..." (Juicy Luicy - Tampar)

Aku menghela napas panjang untuk mengurangi rasa sebak di dada. Cinta yang bertepuk sebelah tangan, rasanya begitu menyiksa, ditambah jatuh cinta pada wanita yang sudah menjadi milik pria lain.

Aku bertanya pada diri sendiri, menggunakan bagian dari lirik lagu yang sementara masih berputar. "Berdosakah kuberdoa pinta kau terluka dan tinggalkan dirinya?" Jika coba dipikirkan, sepertinya aku memang berdosa, meski faktanya Arkan telah berselingkuh dan menghamili wanita lain di belakang Tiara.

Atau... haruskah kulupakan saja dulu Tiara untuk sementara waktu. Toh kata orang, jodoh takkan kemana, kalau memang ditakdirkan berjodoh, pasti kami akan dipertemukan kembali di waktu yang tak terduga.

Sepertinya aku harus berserah saja pada takdir, jika memang Tiara ditakdirkan untukku, pastilah dia akan tetap menjadi milikku, cepat atau lambat. Tapi jika bukan, kuharap Tuhan menghapus namanya dari hatiku dan melepas bayangnya dari ingatanku, agar rindu ini berhenti menyiksa.

Dari jarak beberapa puluh meter di depan, kulihat lampu menyala kuning, itu artinya sebentar lagi lampu merah menyala, jadi aku menekan pedal rem secara perlahan hingga berhenti.

Namun tiba-tiba saja, mobilku terasa terhentak, bersamaan dengan itu, terdengar suara tabrakan dari belakang. Mataku sontak memeriksa spion, sebuah mobil berwarna putih menempel pada mobilku.

Mendadak aku merasa marah dan kesal, orang manakah yang mengemudi tidak hati-hati di saat seperti ini. Tolong jangan libatkan aku dalam masalah di saat akan ada pertemuan dengan klien penting.

Aku segera turun dari mobilku, amarahku siap meledak. "Hey, kalau menyetir itu...."

Bibirku seketika terkunci rapat kala netraku menangkap sosok yang teramat ingin kutemui selama ini. Tiara? Apa itu benar dia? Ini mimpi atau kenyataan?

Aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Kulihat pemuda awal usia 20-an yang bersama Tiara sudah pucat, tangannya gemetar. Aku yakin itu adiknya karena wajah mereka terlihat sangat mirip.

Ku lihat beberapa mobil sudah berhenti di belakang mobil mereka, sebelum para pengemudi itu berteriak menggunakan klakson, lebih baik masalah ini diselesaikan di tempat lain agar lebih leluasa.

"Kita bicara di depan. Ikuti aku," kataku, bergegas masuk kembali ke dalam mobil.

Tanganku langsung memegang dadaku yang berdebar, aku tersenyum. "Tuhan, apa ini berarti Kau melarangku untuk menyerah pada Tiara? Kenapa tiba-tiba saja Engkau mempertemukan kami dalam kejadian tak terduga ini?"

Begini saja aku sudah merasa sangat bahagia, kerusakan mobilku akibat tabrakan itu sama sekali tak kuhiraukan dan kupermasalahkan. Sekarang justru aku merasa sangat senang karena gara-gara itu aku jadi punya alasan untuk bertemu kembali dengan Tiara.

Mobil mulai kulajukan kembali. Tak berselang lama ponselku berdering, panggilan dari Boy.

"Ya, Boy," jawabku.

"Kamu di mana? Pak Ryan sudah menunggumu."

"Astaga." Aku langsung menepuk jidat. Gara-gara kelewat senang bertemu dengan Tiara, proyek senilai ratusan miliar dari Pak Ryan seketika terlupakan.

"Astaga? Kenapa kamu bilang astaga? Apa yang terjadi?" Tiba-tiba suara Boy terdengar sedikit panik. Jelas saja dia panik. Proyek baru itu sangat menguntungkan kami, kalau sampai terlewatkan, aku tidak bisa membayangkan betapa stresnya dia nanti.

"Mm... Boy. Aku baru saja mengalami hal tak terduga di jalan. Mobilku ditabrak orang dari belakang saat berhenti di lampu merah. Tolong katakan saja pada pak Ryan bahwa aku mungkin akan telat sedikit," kataku sembari mengecek jam tanganku. Sepertinya Pak Ryan datang lebih cepat dari perjanjian, jadi bukan salahku jika datang terlambat.

"Astaga, bagaimana bisa? Tapi kamu tidak apa-apa, 'kan?" Boy terdengar khawatir.

"Ya, aku baik-baik saja. Tenang saja."

"Syukurlah kalau begitu."

"Sudah dulu, Boy. Aku ingin bicara sebentar dengan orang yang menabrak mobilku itu. Setelah itu aku akan langsung bergegas menemui pak Ryan."

"OK."

Mobilku kuhentikan di bahu jalan yang lebar. Tidak jauh di belakang, aku melihat mobil Tiara yang melaju pelan. Aku segera turun memeriksa mobilku. Kerusakannya lumayan memakan biaya, tapi aku tak peduli soal itu. Yang kupikirkan sekarang adalah, bagaimana caranya biar masalah ini tidak segera diselesaikan, dan aku memiliki kesempatan untuk bertemu Tiara kembali di lain waktu.

Tiara dan adiknya keluar dari mobil usai mengambil tempat parkir tidak jauh di belakang mobilku, lalu mereka berdua turun dari mobil untuk mengajakku bicara. "Mas Senja, sebelumnya saya mau minta maaf mewakili adik saya." Tiara menjeda ucapannya sejenak. Wajahnya nampak tegang. "Dan... mengenai ganti rugi, saya siap bertanggung jawab berapa pun biayanya."

Belum sempat aku menjawab, ponselku tiba-tiba saja berdering, panggilan dari Pak Ryan. Aku mengatakan padanya bahwa aku ada kendala di jalan, dan akan kuusahakan untuk sampai di sana secepat mungkin. Untungnya dia mau memaklumi. Entah bagaimana, hari ini rasanya semesta seperti berpihak padaku, pikirku sambil tersenyum dalam hati.

Setelah selesai berbicara dengan Pak Ryan, aku beralih pada Tiara dan adiknya. "Sekarang aku ada urusan yang mendesak. Kita bicarakan ini nanti. Aku akan menghubungimu," kataku. Tiara mengangguk mengerti.

Sebelum kembali masuk ke dalam mobil, aku coba menatap adik Tiara dengan seksama. Sepertinya aku pernah melihat anak itu, tapi aku lupa di mana. Ketika berbalik masuk ke dalam mobil, senyumku langsung melebar. "Tenang saja, Sayang. Abang gak akan membiarkan kamu ganti rugi," gumamku dalam hati, sambil memandang Tiara yang masih berdiri di luar mobil melalui spion.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Halo kakak-kakak pembaca yang baik hati! 👋 Salam kenal, ya! 😊 Semoga kalian suka dengan cerita ini! Oh ya, jangan lupa untuk memberikan dukungan kalian dengan like, komentar, dan subscribe! Dukungan kalian sangat berarti buat aku dan cerita ini! 😊 Terima kasih banyak sebelumnya!🙏🏼...

1
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: siap kk
total 1 replies
wathy
aku kasi kopi deh biar tambah semangat 💪
Ita Yulfiana: Waaaah Kk baik banget😍😍 makasih banyak yah😘🥰🥰
total 1 replies
wathy
aku suka,, lanjut thor😍
Ita Yulfiana: Okey siaap😁😁
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Next....
Ita Yulfiana: waiiit/Grin/
total 1 replies
Cikhy Cikitha
lanjuuut
Ita Yulfiana: Siaaap😄🙏
total 1 replies
Cikhy Cikitha
Semangat berkarya🤩🤩
Ita Yulfiana: Siap, makasih banyak😍😍
total 1 replies
wathy
aku beri kopi deh biar semangat update 💪
Ita Yulfiana: uwwaaah makasih banyak Kak😍😍🙏
total 1 replies
wathy
wahhh senja langsung nembak 😄
wathy
itu pasti senja
wathy: Aamiin.. sama2 😍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!