NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku Untukmu

Ambil Saja Suamiku Untukmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor jahat
Popularitas:81.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

Bagaimana jika di hari pernikahan setelah sah menjadi suami istri, kamu ditinggal oleh suamimu ke luar negeri. Dan suamimu berjanji akan kembali hanya untukmu. Tapi ternyata, setelah pulang dari luar negeri, suamimu malah pulang membawa wanita lain.

Hancur sudah pasti, itulah yang dirasakan oleh Luna saat mendapati ternyata suaminya menikah lagi dengan wanita lain di luar negeri.

Apakah Luna akan bertahan dengan pernikahannya? Atau dia akan melepaskan pernikahan yang tidak sehat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi

Rafi menatap pintu kamar Luna yang tertutup rapat dengan perasaan campur aduk. Ada sedikit sesal yang menggerogoti hatinya setelah menampar Luna untuk kedua kalinya, apalagi di hadapan kedua orang tuanya dan Saras. Ia tahu tindakannya sudah keterlaluan. Namun, penyesalan itu tidak bertahan lama.

Bu Endah, dengan wajah pongah, segera mendekati Rafi. "Tindakanmu sudah benar, Nak. Istri yang pembangkang seperti itu memang harus diberi pelajaran. Jangan dibiarkan saja. Nanti makin menjadi-jadi."

Mendengar ucapan ibunya, penyesalan Rafi kembali menguap digantikan oleh pembenaran diri seperti yang dikatakan oleh ibunya. Seorang istri harus nurut dengan ucapan suaminya, agar tidak membangkang.

Saras yang sedari tadi hanya diam dan menyimak, kini dia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati suaminya itu. Dia memegang pundak suaminya dan mengatakan sesuatu yang membuat Rafi terpengaruh.

"Sepertinya aku yang salah disini. andai kita tidak menikah,mungkin mbak Luna nggak akan bersikap seperti itu. Dia akan tetap jadi penurut seperti sebelumnya." ucap Saras dengan nada lembut namun penuh racun.

"Tidak, ini bukan salahmu sama sekali, Sayang. Dia hanya sedang cemburu dan mungkin butuh waktu untuk bisa menerimamu." Rafi meyakinkan Saras kalau ini bukan salahnya.

"Iya, Saras, ini bukan salahmu. Dia hanya butuh didisiplinkan agar lebih menghargai suaminya dan keluarga ini." kata Bu Endah.

Rafi mengangguk-angguk, sepenuhnya percaya dengan ucapan ibunya. Ia tidak lagi merasa menyesal. Tindakannya menampar Luna, yang seharusnya menjadi aib, kini dianggapnya sebagai hal yang wajar dan benar.

Dalam hati Saras tertawa penuh kemenangan, karena semua orang di keluarga ini mendukungnya dan tidak ada yang mendukung Luna. Ini adalah kesempatan baginya untuk menguasai keluarga ini.

Di dalam kamar, Luna yang pipinya masih memerah akibat tamparan kedua Rafi, tidak lagi merasakan sakit di fisiknya. Hatinya sudah mati rasa. Ia menatap kosong ke cermin, melihat bayangan dirinya yang penuh luka. Keputusan sudah bulat. Ia tidak bisa lagi bertahan di rumah keluarga munafik ini.

Luna segera bangkit, menarik koper kecil dari dalam lemari. Ia mulai mengemas semua pakaian dan barang-barang pentingnya, tidak banyak, hanya satu koper. Setelah semuanya masuk, ia meletakkannya di sudut kamar. Malam itu untuk terakhir kalinya dia akan tidur di kamar ini. Dia terlelap dengan tekad yang bulat dan hati yang dingin dan membeku

"Hanya untuk malam ini saja," bisiknya dalam hati.

*********

Pagi harinya, rumah masih terasa lengang. Tidak ada aroma masakan, tidak ada suara kegiatan, hanya kesunyian yang mencekam. Bu Endah kembali merasa kesal. Dia melirik pintu kamar Luna. Gara-gara kejadian semalam, Dia merasa segan untuk mengetuk pintu kamar menantunya itu. Meskipun semalam dia mengatakan kalau Luna perlu di disiplinkan.

Akhirnya, Bu Endah memilih untuk mengetuk pintu kamar Rafi dan Saras. Pintu terbuka, menampilkan wajah mereka yang baru bangun tidur.

"Rafi, suruh istri Saras membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan!" perintah Bu Endah, menunjuk Saras. "Kalau tidak mau, suruh dia segera mencari pembantu. Ibu sudah capek!"

Saras melotot, menolak. "Kan sudah aku bilang, Bu. Aku tidak bisa bersih-bersih dan masak."

"Tetap saja, kalau kamu tidak bisa, cari pembantu untuk melakukan semua ini. Aku sudah cukup tua untuk melakukan semuanya sendiri. Aku lelah, Rafi, " keluh Bu Endah.

"Kenapa ibu tidak meminta Luna melakukan semuanya? biasanya kan dia yang mengatakannya. " kata Rafi yang terlihat kesal karena paginya selalu diganggu dengan masalah kebersihan rumah. apa tidak ada hal lain yang bisa mereka bahas pagi-pagi.

Saat mereka bertiga sedang berdebat, pintu kamar Luna terbuka. Luna keluar dari kamar sudah berpakaian rapi, dan di tangannya ada koper yang siap dibawa pergi. Bu Endah, Rafi, dan Saras terkejut melihat pemandangan itu.

"Mau ke mana kamu pagi-pagi begini?! Dan itu koper apa?!" tanya Bu Endah, nada suaranya berubah panik. "Cepat sana bereskan rumah! Sarapan juga belum siap!"

Luna hanya menatap Bu Endah, acuh. Ia melangkah santai menuju pintu depan. Rafi, yang terkejut melihat Luna akan pergi, segera menghampirinya.

"Luna, kamu mau ke mana? Kenapa bawa koper?" tanya Rafi, berusaha meraih tangan Luna.

Luna menepis tangan Rafi dengan kasar. Matanya menatap suaminya dengan tatapan tajam, tanpa sedikit pun kehangatan. "Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu. Aku mau kemana bukan urusanmu. Aku mau pergi dari sini. Aku tidak sudi lagi tinggal di rumah ini bersama orang munafik yang tidak tau terima kasih seperti kalian." jawabnya dingin.

"Luna, jangan begini! Aku– aku minta maaf, ya, jangan pergi." ucap Rafi, suaranya terdengar putus asa.

"Maaf? Setelah kamu menamparku dua kali? Setelah kamu membawa wanita lain ke rumah ini? Maafmu tidak ada artinya lagi, Mas." Luna terlihat menahan amarahnya.

Bu Endah ikut mendekat, mencoba menengahi. "Luna, jangan gegabah! Kalian baru saja menikah. Apa kata orang, kalian baru menikah tiga bulan dan kamu sudah berani perhi dari rumah Suamimu."

Luna menatap Bu Endah, matanya tajam. "Justru karena baru menikah, Aku tidak ingin meneruskan drama ini, terserah apa kata orang. lagi pula, apa peduliku dengan omongan orang. Ibu sendiri tidak peduli dengan omongan tetangga yang mengatakan anaknya baru menikah, sudah menikah lagi. " kata Luna dengan sinis.

"Kamu–, " bu Endah menunjuk wajah Luna.

"Aku kenapa? Oh, iya aku katakan pada kalian, Aku akan menuntut cerai. "

Semua orang terdiam. Kata-kata itu begitu lugas dan tegas.

"Tunggu saja surat cerainya akan dikirim kemari," lanjut Luna, suaranya bergetar menahan amarah yang meledak di dalam. "Dan juga, aku ingin kalian membayar biaya operasi Bu Endah yang sudah aku bayar dulu. Ayah mertua bilang, Rafi akan membayarnya, kan? Jadi, Aku akan memasukkannya dalam tuntutan perceraian. Hitung saja semuanya, termasuk biaya obat-obatan dan kebutuhan rumah tangga selama ini yang sudah aku keluarkan untuk menutupi kekurangan biaya hidup di keluarga ini. "

Bu Endah, Rafi, dan Saras hanya bisa terdiam, tidak mampu berkata-kata. Mereka tidak menyangka Luna akan mengambil langkah sejauh ini, apalagi sampai menuntut ganti rugi atas semua uang yang sudah dia keluarkan selama ini.

Dengan langkah mantap, Luna melangkah keluar, membuka pintu depan. Ia menghirup udara segar pagi hari, udara yang terasa begitu bebas. Rasanya seperti sebuah beban berat terangkat dari pundaknya.

Ia membiarkan gerbang rumah tertutup, meninggalkan keluarga itu dalam kebingungan dan penyesalan yang terlambat. Luna akhirnya membebaskan dirinya dari keluarga parasit yang tidak tau terima kasih dan telah merenggut kebahagiaannya. Ia tidak lagi menoleh kebelakan dan ingin melepaskan ikatan pernikahan yang kosong, dan dia siap memulai hidup barunya.

1
Ayudya
semangat Luna buat Saras ma Mario saling serang biar mereka hamcur
Arin
Itu baru ide cemerlang Luna...... Kawan dalam kejahatan saling di adu domba. Biar mereka saling curiga dan saling serang.
Tinggal Luna-Arya petik hasilnya. Untung kalau semua kalah jadi tak susah payah mengotori tangan sendiri
darahbiru786
apakah suami Luna ga ikhlas menikahinya ya.
Sunaryati
Kau malah akan masuk perangkap Arya, Mario, karena tak bisa abai wanita bening
Rahma Inayah
sma2 muka tembok ..dasr mario mata keranjang gk bs liat yg licin dikt mulai mau di embat..tp tdk semudah itu ferguso.
krn luna sdh tau siapa kalian berdua tak lain yg sdh melenyapkn kedua ortu luna demi persaingan bisnis tp cr mu gak jentlmen mario
Eys Resa: jempol kk👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
total 1 replies
Ayudya
lah Saras ga tau malu banget si.
Sunaryati
Saras kamu itu juga bodoh, hanya dijadikan alat Mario. Terus hasil korupsi itu untuk apa, kok sampai tak punya uang. Padahal kamu kerja juga dapat nafkah dari Rafi, masa begitu dipecat tak ada uang sama sekali. Setelah kau tak berguna, kau juga akan ditendang Mario
darahbiru786
kk mampir di sini thor. permulaan cerita yg bagus.
Rahma Inayah
sudah tau ary siapa dalang dr pembunuhan ortu luna tnp mario dan saras sadari merk sdh di mata2i
Eys Resa: yes 👍🏼👍🏼
total 1 replies
Osie
Mario apa hub nya dgn ortu luna..apakah persaingan bisnis? msh misteri
Osie
yuhuuuuuu rafi mana rafi..kejang kejang dah gitu rau siapa luna sebnrnya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Osie
ternyata oh ternyata saras ikut andil slm kematian ortu luna
Osie
eh bukannya rafi msh punya bpk ya..pak doni..apa ada yg terleqat ya aku bacanya..kok ibu rafi bilang rumah peninggalan bpknya
Osie
hukum tabur tuan itu selalu ada so terima nasibmu ya saras/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Osie
good luna..ku suka wanita tangguh
FiaNasa
wah..Arya gercep banget
Rahma Inayah
dibalik meninggl nya ortu luna ada campur tangan mario makanya saras bs dgn mudah lepas dr jerat hukum tdk terdeteksi keberadaanya mario pula yg membawa nya ke luar negeri.tp syg sepandai pandai tupai melompat aķhrnya jatuh juga .
Ma Em
Semoga Saras dan komplotannya segera tertangkap untuk diadili .
FiaNasa
semoga saja asisten Arya bisa memberi Khabar secepatnya dg siapa Luna dijemput
Eys Resa: saras
total 1 replies
Sunaryati
Rafi, benar kata hiduplah lebih baik kau membuat berlian berkilau dan memungut sampah di comberan yang berbau busuk.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!