NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:95.6k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Nonton Film

"Burungnya," jawab Mila.

"Burung?"

"Iya,"

"Kakak enggak pelihara burung. Mbak Mila kan pernah main ke rumah kami. Tak ada burung sama sekali," ujar Lintang dengan polosnya.

"Bukan burung yang bisa terbang. Dia enggak punya sayap," jelas Mila yang sedikit kebingungan mengutarakan secara gamblang hal yang cukup in_tim dengan Lintang.

Otak Mila berusaha untuk berpikir keras dalam mencari bahasa yang mudah dicerna dan dimengerti oleh Lintang.

Sebab dari pembicaraan mereka sebelumnya, Mila akhirnya mengerti jika Alan dan Lintang menikah atas dasar perjodohan. Namun Lintang terlihat bucin pada Alan karena pria itu pahlawannya di masa lalu.

Jadi, Mila berpikir Alan tidak mencintai Lintang. Hal ini membuat pengantin muda tersebut belum melakukan malam pertama.

"Kamu tau proses pembuatan bayi?" pancing Mila.

"Enggak. Aku belum mengerti betul soal itu, Mbak. Apalagi aku belum punya bayi. Jadi tak punya pengalaman bikin bayi,"

"Dulu sewaktu di sekolah, kamu suka pelajaran Biologi apa tidak?"

"Untuk pelajaran yang itu, nilaiku kurang Mbak. Hehe..." cicit Lintang seraya tersenyum malu karena merasa insecure nilai pelajaran Biologinya maupun pelajaran yang lain di bawah rata-rata.

Mila pun akhirnya mengerti. Ia tak menghakimi Lintang sama sekali perihal kecerdasan otak dalam hal pelajaran di sekolah.

Mila percaya semua manusia punya bakat dan kepintaran masing-masing. Ada kekurangan, pasti Tuhan juga memberikan manusia tersebut kelebihan dari segi yang lain sesuai porsinya.

Tak lama terbesit ide di otak Mila perihal urusan ranjang di rumah tangga Lintang.

"Ayo, kita habiskan dulu minumannya. Setelah ini kita ke rumahku. Suamimu hari ini pulang atau masih di luar kota?"

"Kakak masih di luar kota cuma aku gak tau kapan pulangnya,"

"Hari ini apa suamimu menghubungimu atau mengirim pesan tanda-tanda mau pulang?"

"Belum," jawab Lintang apa adanya karena memang tak ada kontak apapun dari Alan.

Terakhir suaminya itu menghubungi Lintang kemarin sore yang artinya sudah hampir 24 jam yang lalu.

Sikap dan perhatian Alan pada Lintang berbeda jauh dengan Zainal, suami Mila. Pria itu setiap satu hingga dua jam sekali selalu mengirim pesan sebagai wujud perhatian suami pada istrinya yang sedang di rumah.

"Sepertinya mereka berdua kurang komunikasi dua arah. Ehm, atau bisa jadi Dokter Alan yang mengurangi komunikasi dengan Lintang." Batin Mila yang menyimpulkan hubungan rumah tangga Alan dan Lintang yang berjalan selama ini.

Di lubuk hati terdalam, Mila turut sedih melihat Lintang. Dikarenakan ia yakin Lintang selalu memberi perhatian penuh pada Alan tapi pria itu kurang mengapresiasi apapun yang telah Lintang lakukan sebagai istri.

Lagi-lagi alasan yang baku karena tak ada cinta dari Alan untuk Lintang.

Namun Mila tak tau jika di hati Alan masih tersemat nama wanita lain yakni Gendhis. Dikarenakan Lintang tak bercerita apapun perkara Alan dan Gendhis pada Mila.

☘️☘️

Kini, Lintang sudah berada di kediaman Mila. Keduanya duduk di ruang tamu sembari menonton sebuah film drama romantis yang fenomenal. Di mana para pemainnya adalah aktor dan aktris terkenal di dunia barat.

Di film itu banyak adegan dua puluh satu plus yang sengaja Mila tunjukkan pada Lintang.

Bagi Mila, hal ini adalah lumrah. Dikarenakan Lintang bukan lagi bocah SMA berstatus single atau masih pacaran melainkan sudah bersuami.

"Jangan tutup matamu, Lin!" cegah Mila ketika Lintang refleks menutup wajahnya dengan telapak tangannya karena pemain di film tersebut sedang melakukan adegan silaturahmi dua bibir antara pria dan wanita dewasa.

"Tapi, Mbak_"

"Pahala loh Lin, kalau kamu bisa nyenengin suamimu di kamar. Sekarang kamu belajar teorinya dulu dengan lihat film ini. Setelah itu, praktekkan saat suamimu pulang dari luar kota. Dia pasti lelah dan butuh vitamin darimu sebagai istrinya,"

"Vitamin apa, Mbak?"

"Vitamin C,"

"Oh, vitamin yang biasa dijual di apotek ya Mbak?"

"Bukan,"

"Terus beli di mana dong?"

"Vitamin C untuk suami itu tidak dijual di toko mana pun di luar sana, Lin. Vitamin C terutama di dalam kamar artinya cinta, ciptakan, cium, cum_bu lanjut deh bercocok tanam."

"Bercocok tanam?"

"Iya, bikin dedek bayinya Lin."

"Pakai bahan apa saja, Mbak?"

"Nanti setelah adegan ciuman ini kamu bisa lihat bahan-bahan yang diperlukan untuk bikin bayi. Hampir setiap hari aku bikin sama Mas Zainal. Tapi, Tuhan belum juga kasih kami anak." Terdengar sendu di ujung kalimat Mila.

"Sabar, Mbak." Lintang mengelus lembut lengan Mila. Ia berusaha menguatkan teman baru sekaligus tetangganya itu.

Lintang ikut sedih mendengar problem rumah tangga Mila dan Zainal. Sama-sama terlahir sebagai orang berkebutuhan khusus, dipertemukan takdir dengan saling mencintai pada pandangan pertama. Namun mereka belum diberi momongan. Padahal sudah lama menikah.

"Aku berharap suatu hari nanti Tuhan ngasih aku dan Mas Zainal anak yang lahir dari rahimku. Satu saja enggak apa-apa. Kami bukan orang serakah yang ingin punya banyak anak. Jika diberi banyak anak oleh Tuhan, kami tentu sangat bersyukur. Tapi jika pun hanya satu, kami juga tetap bersyukur."

"Semoga Mbak Mila dan Mas Zainal segera diberi anak oleh Tuhan. Anak yang sayang dan berbakti pada kedua orang tuanya,"

"Aamiin yaa rabbal alamiin..." ucap Mila mengaminkan segala doa baik dari Lintang barusan. "Makasih banyak ya, Lin."

"Iya, Mbak." Keduanya pun larut dalam pelukan hangat seperti keluarga sendiri, walaupun tak sedarah.

☘️☘️

Lima menit kemudian.

"Astaga, mereka ngapain buka baju Mbak?" teriak Lintang secara refleks saat melihat adegan film sudah mulai panas.

"Kecilkan suaramu, Lin." Titah Mila dengan suara yang terdengar lirih seperti berbisik.

"Kenapa memangnya Mbak?" tanya Lintang yang ikut menurunkan nada suaranya menjadi lirih.

Bahkan saat ini Lintang terlihat berbisik-bisik di telinga Mila. Keduanya seakan-akan sedang melakukan tindakan negatif yang takut keperg0k warga sekitar.

Padahal dua wanita beda usia itu sedang menonton film sebagai bahan praktek sekaligus menambah wawasan dalam urusan membuat hangat dunia pe ran_jangan di dalam rumah tangga. Terutama untuk rumah tangga Alan dan Lintang.

"Jangan keras-keras kalau ngomong. Takutnya didengerin tetangga. Hehe..."

"Oke, Mbak." Lintang pun mengerti. "Itu mereka berdua mau apa, Mbak?"

"Ya, mereka mau bersiap membuat bayi. Jadinya harus buka baju dulu sebelum main," jelas Mila.

"Ya ampun, sampai-sampai penutup bawahnya harus dibuka juga Mbak?" Bibir Lintang mendadak setengah menganga karena tak menyangka dengan adegan buka-bukaan di film tersebut.

"Kalau kain segitiga penutup bawah tidak dibuka, nanti burungnya masuk lewat mana?"

Lintang yang sedang fokus dengan film tersebut, tak menanggapi sahutan Mila barusan. Kini Lintang perlahan mulai paham jika burung yang dimaksud oleh Mila adalah senjata yang dimiliki setiap laki-laki. Terletak di bawah perutnya.

Lintang pernah melihat barang krusial tersebut namun versi kecil yakni punya dua keponakan kembarnya yang berumur lima tahun. Kala itu Lintang pernah mengantarkan sang keponakan ke kamar mandi karena kebe_let pi_pis.

Lintang tentu saja belum pernah melihat punya Alan atau pria mana pun yang kategori dewasa.

"Apa punya kakak juga besar seperti burung aktor itu ya?" batin Lintang di mana otaknya sedang berpikir keras.

Lintang terlupa jika aktor tersebut adalah orang bule. Sedangkan Alan adalah pribumi tulen, no campur-campur apalagi es campur.

Versi lokal dan versi import tentu jelas berbeda, baik spek dan ukurannya. You know what I mean.

"Selama ini kok aku enggak pernah lihat celana kakak menggelembung atau ada t0njolan? Apa burung kakak tidur terus selama 24 jam? Cara banguninnya gimana? Apa dipegang terus dielus-elus kayak yang dilakuin cewek tadi?" batin Lintang semakin pusing.

Namun ia ingin sekali menyenangkan Alan seperti saran Mila. Mencari pahala bersama suami di atas ranjang.

"Kamu harus bisa, Lin. Aku yakin jika suamimu sudah melakukan hal itu denganmu, dia bakal ketagihan. Dokter Alan akan cepat bucin sama kamu. Jangan sampai sebagai istri, kita tidak memberikan hak suami. Hal ini juga mencegah suami cari jajan di luar sana," tutur Mila.

"Jajan apa, Mbak? Jajan cil0k kah?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

Next chapter bertemu Dokter Alan.💋💋

1
Ruwi Yah
yg ada alan tambah kegeeran lin udah biarin aja sialan pergi biar otaknya sedikit encer
kiya
ya sudahlah klo bgtu kelakuan mu lin, terserahmu lah, terima aja nanti klo si alan sesuka hati memperlakukanmu
As Lamiah
emang outour solehot ku ini pinter banget mengulk hati para reders yg baca kisah di setiap karunya mu tour yg selalu nagih nunggu up mu tour
As Lamiah
yaaaa gitudeh kalo bucin akut mah gak bisa marah beneran yg ada takut kehilangan 🤭
FP
terbaik
Eni Istiarsi
namanya juga bocik 😄
kaylla salsabella
alan ada di kamar mandi lin🤭
Teh Euis Tea
hadeuhhh dasar bocil bknnya bikin si alan yg merasa bersalah, makin menjadi tyh si slan di hawatirin makin merasa di atas awan, besok2 pasti di ulang lg
gemes sm si lintang jdnya
Nurminah
kita yg emosi yg buat cerita bikin pelakunya klepek ama spagetti
Nurminah
hadeh
dyah EkaPratiwi
lintang ngambeknya kurang lama
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ish Lintang ngapain sih nangis nangis...biarin aja siAlan pergi
Nena Anwar
ya nggak lah Lintang SiAlan mana berani marah sama Gendhis, mau bilang nggak suka ponselnya dipegang aja dia takut dengan alasan Gendhis lagi hamil muda masa iya tibang bilang aku gk suka ponselku dipegang kamu Gendhis trus Gendhis keguguran gitu karena kepikiran SiAlan ngomong begitu
Tuti Tyastuti
nah jawab lan
Zuhril Witanto
enggak
Zuhril Witanto
mau ngajak makan malam
Zuhril Witanto
bagus lah gak di kasih
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
kok Alan jadi pengganti galih
Sri I
keren pokoknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!