Kayra Maheswari seorang wanita yatim piatu, hidup bersama adik satu-satunya yang di vonis sakit parah. Demi membiayai pengobatan adiknya, Kayra terpaksa melakukan cinta satu malam dengan seorang pria kaya.
Kenzo Alexander pada saat itu sedang dilema karena patah hati setelah diselingkuhi oleh kekasihnya, pada malam itu temannya sengaja membayar seorang wanita untuk menjadi teman tidurnya
Setelah kejadian itu, Kayra merasa hancur dan bersalah. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain ia tetap harus melanjutkan hidupnya. Suatu hari, Kayra ditawarkan pekerjaan sebagai pembantu rumah mewah dengan gaji yang fantastis. Siapa sangka bahwa pemilik rumah mewah itu adalah pria yang pernah melakukan cinta satu malam dengannya. Kayra gugup dan takut jika pria itu mengenali dirinya.
Akankah Kenzo mengetahui bahwa Kayra adalah wanita yang pernah ia kencani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang aneh
Laura sampai mengepalkan tangan karena melihat sosok mantan kekasihnya dekat dengan wanita yang pernah ia jumpai di supermarket.
'Ternyata wanita itu lagi, apakah benar jika Kenzo sudah tak mencintaiku lagi dan lebih memilih wanita kampungan itu! ' batinnya tidak terima.
Laura akhirnya memilih untuk pergi dan ia berencana akan mengadukan semua ini kepada keluarga kedua orangtuanya Kenzo.
Sementara itu, Alika begitu syok saat tahu kakaknya telah menikah dengan majikannya sendiri.
"Kak, ini serius kak? Kok bisa sih kakak menikah dengan Tuan tampan itu, bukankah kakak pernah bilang jika kita tidak boleh bermimpi untuk bisa dekat dengan pria kaya raya, karena ujung-ujungnya pasti akan tersakiti, karena perbedaan kasta!" Alika malah mengatakan apa yang pernah Kayra katakan dulu.
Dan Kayra pun merasa telah menelan air ludahnya sendiri.
Kemudian Kenzo yang mendengarnya secara langsung, ia mulai ikut bicara, dan menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Hah, jadi pria yang telah menodai Kakak pada malam itu adalah Tuan tampan ini, dan kakak sekarang telah hamil darah dagingnya?" Alika sampai syok dibuatnya, ia menutup mulutnya karena kaget.
Kayra hanya bisa mengangguk dalam atas perkataan dari sang Adik.
"Maafkan kakak, kakak sudah tak punya pilihan lain selain menerima pernikahan ini, karena kakak tidak mau anak ini terlahir sebagai anak haram.
Mendengar kakaknya berkata seperti itu, Alika malah merasa kasihan, karena apa yang telah terjadi dengan kakaknya selama ini, karena dirinya, andai saja ia tidak sakit parah, mungkin peristiwa naas itu tidak akan pernah terjadi.
Air matanya jatuh, tangisnya pecah tak bisa ia tahan lagi, Alika memeluk erat sang kakak, ia terus saja meminta maaf padanya karena merasa bersalah.
"kau tidak usah menyalahkan dirimu sendiri Alika, ini sudah menjadi suratan takdir, yang terpenting kau harus bisa cepat sembuh, itu harapan kakak! " Kayra sampai mengusap lembut punggung adiknya yang belum bisa menghentikan tangisnya.
Kenzo yanh menyaksikan istri dan adik iparnya menangis seperti itu, ia merasa terharu.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan masalah biaya rumah sakit, mulai malam ini kau akan di pindahkan ke kamar pasien VVIP."
Kayra yang mendengarnya, ia menjadi sungkan dan tidak enak.
"Tidak perlu Tuan, anda tidak usah repot-repot seperti ini, aku tidak mau menyusahkan!" Kayra berusaha menolak niat baik suaminya.
Tapi Kenzo bukanlah pria yang mudah menyerah, ia memiliki prinsip jika ia sudah memutuskan sesuatu, maka tak ada satu orang pun yang bisa menghentikannya.
Alika merasa bahagia karena beban kakaknya sedikit berkurang dan bisa lebih fokus untuk memikirkan dirinya sendiri serta janin yang ada di dalam rahimnya.
.
.
Setelah mengunjungi Alika di Rumah Sakit, kini Kenzo membawa Kayra ke Apartemen, suasana Apartemen sudah tertata rapih, Kayra sempat mengingat perkataan Suaminya saat berada di Mansion.
'Bukankah tadi pagi Tuan Kenzo bilang jika Apartemennya berantakan, dan sudah tiga hari tak ada yang membersihkannya, apakah ini hanyalah akal-akalannya saja agar dia bisa membawaku ke sini! ' batinnya tak percaya.
Langkah Kayra terhenti saat ia tepat berada di depan pintu kamar Suaminya, sedangkan Kenzo yang berdiri di hadapannya sengaja membawa Kayra ke kamarnya.
"T... Tuan! Bukankah ini adalah kamarnya Tuan?" Kayra kembali gugup dan tak berani menatap wajah suaminya.
Kenzo malah tersenyum tipis, dan menoleh ke arahnya.
"Siapa bilang ini kamarku, sekarang kamar ini sudah menjadi kamar kita, dan kamu akan tidur di kamar ini bersamaku!"
Deg!
Kayra terpaku, ia masih tak percaya atas perkataan dari suaminya.
"T.. Tapi Tuan, aku tidak bisa satu...!" tiba-tiba perkataannya terhenti di udara karena Kenzo menempatkan jari telunjuknya di atas bibir.
"Sssttttt... Kau jangan kebanyakan protes, jika kau banyak bicara, akan aku sumpal mulutmu dengan lakban!" Kenzo sengaja berkata demikian untuk mengancam Kayra, meskipun ia tak akan mungkin melakukan hal gila seperti itu.
Pada akhirnya Kayra tak bisa menolak keputusannya dan ia mau tak mau tidur satu kamar dengan Suaminya.
Saat ini Kayra masih berada di dalam kamar mandi, ia lupa membawa handuk miliknya dan juga baju ganti, dan di dalam kamar mandi ia hanya menemukan handuk dengan ukuran kecil.
Kayra nekat memakainya dan berusaha keluar dari kamar mandi secara mengendap-endap, berharap tak ada suaminya di dalam kamar, karena setahunya saat ia masuk ke dalam kamar mandi, Suaminya mengatakan ingin pergi keluar sebentar untuk membeli sesuatu.
Dan Kayra begitu yakin tak ada Kenzo di dalam kamarnya.
Dengan langkah yang pelan, Kayra tiba di depan ranjang tempat tidur, dan benar saja kalau Suaminya tak ada di sana, Kayra merasa sangat lega. Dan ia bergegas mengambil pakaian miliknya di dalam koper.
Belum sempat mendapatkan pakaiannya, tiba-tiba Kenzo menerobos masuk, Kayra panik setengah mati, ia buru-buru mencari handuk miliknya namun tak menemukannya, Kenzo yang tidak sengaja melihat tubuh istrinya yang hanya berbalut handuk kecil, jakunnya sampai dibuat naik turun karena melihat Kayra yang menurutnya terlihat seksi, paha mulusnya dan belahan dadanya begitu jelas terpampang. Kenzo menjadi teringat malam panasnya bersama dengan Kayra, meskipun pada saat itu ia dalam kondisi mabuk, tapi Kenzo masih bisa mengingat setiap lekukan tubuh wanita yang pernah ia nodai, Kenzo terus saja menatap tanpa berkedip, sedangkan Kayra, ia terpaku karena tak percaya Suaminya melihat kondisinya dalam keadaan seperti ini.
Sebelum ia kembali pergi ke dalam kamar mandi, Kenzo berhasil meraih tubuhnya dan segera memeluknya.
"Kau sengaja ingin menggodaku, hah!" ucapnya sambil berbisik di telinganya, dan hembusan napasnya yang memburu begitu terasa.
Tubuh Kayra menjadi meremang dan juga gemetar, karena takut.
"Lepaskan saya Tuan, janganlah seperti ini!" Kayra berusaha melepaskan tubuhnya sekuat tenaga.
Kenzo malah tersenyum senang karena telah mengerjai istrinya, sampai Kayra menjadi ketakutan seperti ini.
Tak lama bel pintu berbunyi, dan Kenzo bergegas menuju ruang tamu, sedangkan Kayra, dengan gerakan cepat, ia buru-buru mengenakan pakaiannya.
Rupanya Kenzo sengaja memesan makanan untuk makan siang mereka, karena sedari tadi perutnya sudah sangat kelaparan.
Kayra akhirnya segera pergi ke lantai satu, ia mencari keberadaan suaminya, karena Kayra bingung apa yang harus ia kerjakan di rumah ini, sementara kondisinya masih rapih dan juga bersih.
Akhirnya Kayra bertemu dengan suaminya di ruang makan, ia bisa mencium aroma masakan yang menggugah selera.
"Wah, kebetulan sekali kau sudah selesai, kemarilah dan duduk, kita makan siang bersama, dan aku sudah memesan makanan penuh akan nutrisi yang sangat bagus untuk perkembangan anak kita!" Kenzo sampai menggeser kursi agar Kayra duduk bersebelahan dengannya.
Kayra sendiri merasa tersanjung atas sikap suaminya yang lembut dan perhatian.
'Kau bersikap baik seperti ini karena demi janin di dalam rahimku, seandainya aku tidak hamil, mungkin kau tidak akan repot-repot melakukan hal ini !' batinnya merajuk.
"Ayo buka mulutmu, Kayra!" ucapnya sembari menyodorkan sesendok nasi plus lauk dan sayuran di atasnya.
"Tuan, tidak perlu repot-repot melakukan ini, aku tahu Tuan bersikap baik padaku karena demi janin di dalam rahimku, iya kan?" tuduhnya yang asal ceplos.
Tiba-tiba saja Kenzo terdiam dan meletakan sendok tersebut di atas piringnya.
Lalu ia menatap lekat Kayra, dan kedua tangannya ia genggam.
"Jika seandainya aku melakukan ini karena aku tertarik padamu, bagaimana?" Detak jantungnya tiba-tiba saja berdegup cukup kencang, Kenzo tak bisa mengendalikan perasaannya, dan mungkinkah ia benar-benar telah menyukai Kayra secepat ini?
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸