NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#24

Aku kembali ke kamar, ku lihat Adi Putra berdiri dekat ranjang. kedua tangan nya berada dalam saku, entah apa yang sedang dia lihat. " di panggil ibu" kataku tepat berdiri di belakang nya.

Seketika Adi Putra berbalik dan langsung menyergap ku kedalam pelukannya, " lepas" kataku berontak bagaimana pun otak ku masih waras.

" teriak lah kalau kamu mau ibu menyaksikan kita bercinta" ucapnya berbisik di telinga ku.

" Ya Allah bagaimana ini " batinku teriak, aku gemetar tidak berani bergerak aku ketakutan benar kata dia kalau ibu lihat pasti ibu akan sedih dan marah.

Adi Putra seperti nya sudah memperhitungkan semuanya, dia langsung mencium ku.

" aku pengen sarapan kamu sayang" ucapnya melepas ciuman tapi kembali mencium lagi.

mau mati aku rasanya, Adi Putra terlalu lancang ciuman nya lama-lama jadi kasar, ku tolak dadanya karena aku hampir kehabisan nafas. tapi tenaga ku kurang kuat bukan nya lepas malah saat aku buka mulut mau teriak lid4h nya menyusup masuk.

Aku seperti terbawa aliran arus, di sekitar perut aku merasa seperti ada kupu-kupu yang mengitari, sekujur tubuh ku bagai melayang.

" cukup dulu" ucap Adi Putra dengan nafas ngos-ngosan, tiba-tiba dia melepas ciuman.

Aku juga ngos-ngosan, dalam hati ada rasa nggak rela. entahlah yang pasti saat ini aku nggak bisa marah malah berharap dia mencium lagi.

" tak ..jangan bengong" ucap Adi Putra menyentil jidatku dengan cepat pula dia meletakkan tangan ku di bawah tepat ke tempat pusakanya berada.

Demi apapun saat ini tubuhku rasanya kaku mukaku terasa memanas, telapak tangan ku pas menyentuh benda keramat itu, kayaknya ukuran nya jumbo banget aku malah kepikiran muat apa nggak. " astaghfirullah" batinku tersadar dan cepat mengucap.

" Tiara... Adi..." suara ibu memanggil, mendengar suara ibu tenggorokan ku mendadak kering. Aku ketakutan Kayak ibu berdiri di belakang, takut banget hingga tampa sadar aku malah memeluk Adi Putra dengan mata terpejam.

" mau lanjut sayang " ucap Adi Putra.

" Mampus" batinku reflek mendorong dadanya tubuhku langsung beku nafas ku tersengal-sengal aku diserang panik dan takut, aku nggak tahu bagaimana ekpresi wajahku saat ini.

" hahaha..." Adi Putra malah menertawai aku, " lucu banget mukamu kalau lagi panik" katanya mencubit pipiku.

Pagi ku yang biasanya tenang porak poranda karena kehadiran Adi Putra, aku nggak sanggup lagi berhadapan dengan dia selain menjaga jantung agar tetap sehat aku juga harus menjaga martabat sebagai perempuan muslimah.

Kalau orang mau bilang aku muna terserah apa kata mereka, aku nggak ambil pusing dengan pikiran orang. apa yang aku rasa cuma aku yang tahu, mikir mikir di pergoki ibu aku sampe merinding.

" ihh...amit..amit " batinku, aku berbalik pergi meninggalkan Adi putra.

Tidak ku perduli dia mau ngapain di kamarku toh aku nggak punya rahasia apapun, yang penting jangan sampe ibu tahu apa yang kami lakukan.

Dengan langkah terburu buru aku kembali ke dapur, tapi sampai di dapur ibu nggak ada. dengan degup jantung nggak beraturan aku mencari keberadaan ibu, masih kepikiran takut nya tadi ibu sempat lihat bagaimana kelakuan ku dan Adi Putra, aduh...mau gila aku mikir nya.

" Buk....ibuk..." panggil ku.

" Ibu di depan Tiara" sahut nya, " huff..." ku buang nafas aku sedikit lega mendengar suara ibu.

Segera ku susul ibu kedepan, " mau kemana sayang" Adi Putra yang berpapasan menarik tanganku.

" Emang dasar jalangkung " maki ku dalam hati aku marah tapi tak terucap, entah kenapa sontoloyo ini sukak sekali bikin aku sport jantung.

" Tolong lepas" kataku ketus.

" maki maki suami berdosa tau" ucapnya bikin kepalaku pusing mendadak," kesambet apa ini orang" batinku.

" ehh...nak Adi ayo kita sarapan" ucap ibu yang tiba-tiba muncul di pintu dengan sebungkus kerupuk ikan kesukaan ku, Aku langsung menunduk dan mundur selangkah sedang ibu langsung pergi begitu saja.

" yuk sayang" ajak Adi Putra setelah ibu pergi dengan sengaja mengamit tangan ku, lagi lagi Adi Putra membuat aku kesal.

" yuk " jawab ku duluan melangkah pergi.

Di meja makan sudah tersedia nasi goreng spesial buatan ibu yang tentunya udah lengkap bumbu dan pernak-perniknya, ada telur mata sapi ayam goreng tidak lupa acar bawang dan kerupuk yang ibu beli tadi.

Aku yang terbiasa sarapan pagi langsung duduk, bau dari aroma nasi goreng langsung membuat cacing di perut meronta ronta.

Adi Putra duduk di kursi sebelah, aku langsung ambil piring ku sendiri baru juga mau menyendok nasi goreng nya Adi Putra kembali mengusik ku.

" Dimana-mana istri tuh melayani suami " ucap nya sambil menyerahkan piring, kata katanya sumpah bikin aku enek.

" punya tangan ambil sendiri " jawab ku mengabaikannya.

Ibu masuk dengan teko di tangan, apalagi isinya kalau bukan teh.

" nggak boleh gitu Tiara..., biar bagaimana pun sebentar lagi kalian nikah nggak ada salah nya mulai sekarang kamu belajar melayani calon suami " ucap ibu telak membela Adi Putra.

Demi langit dan bumi saat ini aku ingin teriak dan bertanya, " sebenarnya anak ibu Adi atau aku... " tapi sayang nya pertanyaan itu cuma ku teriakan dalam hati.

Entah ilmu penunduk apa yang di pake Adi kok ibu bisa lebih membelanya dari pada aku, dengan perasaan bergolak aku menyambar kasar piring dari tangan Adi.

Karena kesal ku ambil nasi dua centong penuh, satu telur mata sapi dan dua potong ayam goreng bagian dada juga tidak lupa acar bawang yang banyak.

" Mampus dah lu " batin ku bersorak, lalu dengan sikap tenang aku menyerahkan piring kedepan Adi.

" selamat makan suami abisin yak " kataku dengan suara rendah.

" Glek.... " ku lihat jakun Adi Putra bergerak menelan, " ya baik istriku aku akan habiskan sebagai konsekwensi nya nanti malam kamu harus melayani suami sampai pagi " ucap nya sengaja berbisik.

Deg.... bulu kuduk ku langsung meremang dadaku berdebar sesak seperti orang kena penyakit asma, sementara Adi Putra dengan santai nya langsung makan.

Selera makan ku mendadak hilang, pikiran ku entah kemana-mana suhu tubuh ku mendadak panas saat teringat kejadian di kamar, " Ya Allah " batin ku memejamkan mata nggak kebayang bagaimana nanti malam detak jantung ku pun jadi nggak karuan.

" Tiara kenapa nggak makan ?" tanya ibu.

Belum sempat aku jawab tiba-tiba Adi Putra menyodorkan sendok berisi nasi kedepan mulut ku, " aakk...buka mulut" perintahnya. Aku seperti orang terpojok, aku sempat melirik ibu buat minta tolong tapi ibu malah mengangguk seolah berkata terima Tiara.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!